CFTE Roadshow ke Indonesia, Gandeng HIMKI Gelar Pameran Akbar CIFF di China 2024

JAKARTA-MARITIM : China Foreign Trade Guangzhou Exhibition General Corp — penyelenggara pameran China International Furniture Fair (CIFF) – berkunjung dan roadshow ke Indonesia dengan mengundang Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk masuk dan ikut agenda pameran akbar berskala internasional di Guangzhou, China, Maret 2024 yang akan datang.

Ajakan positif dan cukup bergengsi tersebut diutarakan oleh Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, saat ditemui wartawan di Grand Café, Hotel Mercure, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (22/9).

Menurutnya, tujuan dilakukannya roadshow ini dalam rangka mengenalkan dan mempromosikan pameran China International Furniture Fair (CIFF), yang saat ini merupakan pameran terbesar furnitur di dunia. Di sisi lain, HIMKI akan memanfaatkan pertemuan kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama promosi pada pameran masing-masing. HIMKI sebagai asosiasi mebel dan kerajinan setiap tahunnya menyelenggarakan pameran furnitur terbesar di Indonesia, yaitu Indonesia International Furniture Expo (IFEX). Dengan waktu pelaksanaan pada bulan yang sama, yaitu Maret 2024. Suatu potensi untuk saling mempromosikan pameran dari kedua belah pihak di saat penyelenggaraan digelar di masing-masing negara, merupakan menjadi sarana media publikasi yang tepat dan saling menguntungkan.

“CFTE menyetujui ide untuk mempromosikan pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di pameran CIFF Guangzhou. Demikian pula sebaliknya, HIMKI akan mempromosikan pameran CIFF di komunitas mebel dan kerajinan nasional dan juga IFEX. Sebagai pameran furnitur global terbesar,” ujarnya.

Pameran CIFF memiliki luas 12 kali lebih besar dari pameran IFEX dan pengunjung serta buyer yang lebih massif. Tak heran, CIFF menggelar pameran dua kali, di bulan Maret yaitu CIFF Guangzhou dan CIFF Shanghai. Beberapa anggota HIMKI selama ini turut menjadi eksibitor di pameran CIFF dengan menampilkan furnitur yang berbeda secara material dibandingkan industri China. Perbedaan itu di antaranya penggunaan material yang berasal dari rotan, jati, mahoni, atau bahan campuran yang jarang terdapat di pasar domestik China. Produk furnitur dan kerajinan berbahan ini dan berciri khas eksotis asli Indonesia yang biasanya mendapat tempat di market China.

Negeri tirai bambu memang dikenal sebagai raksasa furnitur dunia. Namun, ciri khas produknya adalah untuk tujuan “mass product”.

“HIMKI melalui industri mebel dan kerajinan anggotanya tentu tidak akan berhadapan dengan menciptakan  produk massif untuk masuk ke pasar China. Hal ini menjadi salah satu kekuatan produk asal Indonesia untuk bisa menembus pasar China,” ungkap Sobur.

Strategis jitu

Promosi, pameran dan penetrasi pasar merupakan langkah strategis jitu untuk mengenalkan dan melanggengkan pasar produk mebel dan kerajinan Indonesia di market global. Terlebih, kondisi pasar saat ini terjadi perubahan, di mana pasar mebel dan kerajinan di dunia, tak lagi didominasi oleh Eropa dan Amerika. Namun perlahan telah beralih ke Asia sebagai “emerging market”. Pasar baru ini yang mulai menjanjikan bagi industri furnitur Indonesia untuk tetap mampu berkembang dan bersaing di tengah ketidakpastian pasar Eropa dan Amerika.

Namun demkian, sambung Sobur, upaya pembukaan pasar ini perlu ditunjang ragam kegiatan promosi dan pemasaran yang terencana dan terkelola secara baik yang dilakukan di dalam negeri maupun di mancanegara. Promosi dan pameran saat ini bisa dilakukan atau dikombinasikan melalui dua cara, yaitu pameran konvensional maupun virtual, yang akan saling membuka potensi pasar di masing-masing penyelenggara. Tentunya diawali perencanaan yang tepat, melalui program dan penjadwalan agenda dan target pasar yang terukur.

Selain melalui pameran fisik yang biasanya dalam hitungan hari, diperlukan pula gerai-gerai atau fasilitas permanen display (House of Indonesia) untuk mempromosikan dan sekaligus membuka transaksi secara retail di seluruh kawasan strategis. Promosi display ini bisa melalui kerja sama dengan industri lain, seperti food and beverage (kafe estetik). Sehingga terjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua industri.

“Kolaborasi industri ini bisa dilakukan juga di negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh maupun maju yang menjadi target market utama produk mebel dan kerajinan Indonesia seperti Guangzhou dan Shanghai di China, New York di Amerika Serikat, Berlin dan Inggris untuk Eropa, Dubai dan Qatar di Timur Tengah, Tokyo di Jepang, Afrika Selatan, dan lainnya,” urai Sobur.

Upaya tersebut bisa menjadi langkah strategis dan permanen dalam upaya membuka dan meningkatkan penjualan produk serta promosi seluruh potensi pasar furnitur dan kerajinan asal Indonesia kepada konsumen mancanegara.

Bukan hal baru

Keikutsertaan HIMKI di pameran CIFF sebenarnya bukanlah hal baru. Pada 2017, tepatnya pada 11-14 September 2017, HIMKI yang difasilitasi Kementerian Perindustrian telah berpartisipasi di pameran tersebut. Waktu itu, delegasi Indonesia menghadirkan Indonesia Furniture Paviliun seluas 609 m2 yang diisi oleh 20 peserta perusahaan furnitur yang berasal dari sentra-sentra industri furnitur di Cirebon, Sukoharjo, Jepara, Semarang, Yogyakarta, Bali, Medan dan Jawa Timur.

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Koloni Timur, PT Indoexim International, CV Vina Arya, CV Decorus, Surya Abadi Furnitur, CV Golden Coco, CV Debough Indonesia, PT Kharisma Rotan, CV Seken, Fatch Craft, PT Yudhistira Furnitur, PT Nuansa Kayu Bekas, CV Ribka Furnitur, PT Gading Dampar Kencana, Top Mebel, Wood and Soul dan CV Topeng, Divadi Boat Wood Furnitur, CV Racak, PT Sarana Jati Perkasa, PT Japaris Pratama.

Produk furnitur dan kerajinan yang dipamerkan oleh masing-masing peserta pameran berbeda-beda dan karena mempunyai karakter desain khas tersendiri sesuai target pasar, mulai dari level medium high sampai dengan high end product dengan menggunakan bahan baku kayu jati, mahoni, rotan, alumunium, dan lainnya. Para peserta Indonesia tergabung dalam Indonesia Furniture Paviliun.

Mengingat besarnya potensi pasar di China, diharapkan kepesertaan “Indonesia Furniture Pavilliun” di negara tersebut difasilitasi lagi oleh pemerintah, dalam hal ini Kemenperin untuk memberi kesempatan kepada perusahaan-perusahaan furnitur lainnya yang belum pernah mengikuti pameran CIFF di Guangzhou atau Shanghai, China.

Untuk ke depan perlu juga adanya upaya untuk meningkatkan promosi lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan para trader/retailer dan pengusaha setempat dengan membuka outlet/showroom furnitur Indonesia di China yang bersifat permanen. Keberadaan outlet/showroom furnitur ini untuk mengakomodir harapan peserta pameran untuk adanya lokasi penyimpanan barang-barang sisa pameran serta didirikannya pusat promosi pada masing-masing wilayah dagang. Sehingga mereka dapat lebih maksimal dalam menampilkan produk-produknya.

Hanson Liu, Marketing and Promotion Departement Manager CFTE (China Foreign Trade Guangzhou Exhibition General Corp — penyelenggara pameran CIFF China – menambahkan, CIFF merupakan ajang pameran furnitur terbesar di dunia hingga saat ini. Pameran ini diselenggarakan dua kali dalam setahun dengan dua kota yang berbeda, yaitu di Guangzhou Pazhou, dan Shanghai Hongqiao.

CIFF di Guangzhou pertama kali dihelat pada 1998 lalu. Saat itu, hanya terdapat 384 eksibitor dan lahan yang dipakai seluas 45.000 m2. Pameran sempat terhenti di tahun berikutnya, hingga kemudian pada 2004 kembali dilaksanakan dengan eksibitor yang lebih banyak (984) dan juga area pameran yang lebih luas (125.000 m2), dan di mana pengunjung yang datang mencapai 75.000 orang.

Pameran CIFF menjadi kian membesar dari tahun ke tahun. Bahkan di Shanghai dipadati oleh 1.500 merek furnitur ternama dan dikunjungi rata-rata 150 ribu pembeli dalam setiap penyelenggaraan di atas lahan 340.000 m2.

CIFF merupakan pameran industri furnitur satu atap yang menghadirkan berbagai produk dan solusi dari kategori furnitur rumah tangga, dekorasi dan perkakas rumah tangga, tekstil rumah tangga, furnitur luar ruangan, dan gaya hidup. Pameran CIFF juga merupakan platform perdagangan satu-satunya yang berfokus pada furnitur luar ruangan dan gaya hidup. Selain sebagai pameran furnitur klasik terbesar di China, pameran CIFF juga tetap berfokus pada berbagai tren, teknologi, dan produk desain terkini. (Muhammad Raya)

Related posts