JAKARTA-MARITIM : Sebanyak 130 peserta – meliputi 100 untuk tekstil dan 30 tenaga bengkel sepeda motor – yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Tasikmalaya, Majalengka, Garut, Pangandaran, Sumedang, Ciamis, Tangerang dan Kota Depok, Selasa (7/11), mengikuti Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Berbasis Sistem 3 in 1 yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta selama dua minggu ke depan.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Masrokhan, tersebut mengkhususkan penyelenggaraan Diklat 3 in 1 untuk Perawatan Berkala Sepeda Motor Insite dan Operator Sewing Junior Insite Angkatan I tahun 2023.
Hadir pada kesempatan pembukaan Diklat 3 in 1 tersebut di antaranya Sekretaris BPSDMI Dadi Marhadi, Kapus Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Industri, Arnes Lukman, Kepala BDI Jakarta, Hendro Kuswanto, para pihak perusahaan dari PT Catur Perdana Lestari, PT Yura Sinar Koin dan PT Speedwork.
Dalam sambutannya, Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 275,36 juta jiwa, 190,83 juta jiwa (69,3%) adalah masuk kategori usia produktif (15-64 tahun). Fenomena ini memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jika dimanfaatkan dengan bijak. Namun, untuk meraih manfaat maksimal dari bonus demografi tersebut, kita perlu menginvestasikan dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan para generasi muda yang akan membentuk kekuatan kerja di masa depan.
Terkait itu, Kemenperin memainkan peran yang sangat vital. Melalui program pelatihan berbasis kompetensi, kami telah merancang inisiatif yang bertujuan untuk mempersiapkan para generasi muda dengan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja saat ini dan yang akan mendatang. Program ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tapi juga melibatkan pengembangan keterampilan soft skills, kepemimpinan, dan kreativitas.
“Kami percaya bahwa pelatihan berbasis kompetensi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing industri kita. Dengan memastikan bahwa para pekerja memiliki keterampilan yang relevan dan mutakhir, kita tidak hanya membantu individu meraih kesuksesan dalam karir mereka, tapi juga meningkatkan produktivitas dan inovasi di berbagai sektor industri. Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas program pelatihan ini, serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk industri dan lembaga pendidikan, untuk mencapai tujuan bersama,” ujarnya.
Masrokhan mengajak, mari kita manfaatkan bonus demografi ini sebagai peluang emas untuk membentuk generasi muda yang berpengetahuan, terampil, dan siap bersaing di panggung global. Pasalnya, program Pembangunan SDM Industri melalui pendekatan sistem 3 in 1 yang telah kami jalankan dengan penuh semangat dan dedikasi bukan hanya sekadar pelatihan, namun merupakan sebuah inisiatif holistik yang menggabungkan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja, atau yang kami sebut sebagai sistem 3 in 1.
Dalam era industri 4.0 yang terus berkembang pesat, kebutuhan akan SDM yang berkualitas dan berkompeten sangatlah penting. Perubahan teknologi dan tuntutan pasar yang semakin kompleks menuntut kita untuk terus berinovasi dan memperbaharui keterampilan dan pengetahuan. Oleh karena itu, program Pembangunan SDM Industri ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis, tapi juga untuk membentuk karakter, etika kerja, serta pemahaman yang mendalam tentang industri yang menjadi fokus kami.
“Melalui pendekatan 3 in 1, kami tidak hanya memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini, tapi juga memberikan sertifikasi resmi yang diakui oleh dunia industri. Dengan sertifikasi ini, peserta pelatihan memiliki bukti konkret atas keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki. Namun, pelatihan dan sertifikasi saja tidak cukup. Kami juga berkomitmen untuk membantu peserta menemukan peluang kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Penempatan kerja yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan SDM industri yang berdaya saing tinggi,” urai Masrokhan, yang berencana juga akan mendirikan BDI baru di Kota Batam.
Mengakhiri sambutannya, Masrokhan menyampaikan, terima kasih kepada seluruh tim yang telah bekerja keras untuk menjalankan program ini, kepada para peserta yang telah berkomitmen untuk mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, dan kepada mitra industri yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kerja bagi para peserta. Semua pencapaian ini tidak mungkin terjadi tanpa kerja sama dan dedikasi dari semua pihak yang terlibat.
“Saya berharap, para peserta yang telah menyelesaikan program ini dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh di dunia kerja. Saya juga mengajak seluruh industri dan stakeholder terkait untuk terus mendukung inisiatif ini, agar kita dapat bersama-sama menciptakan SDM industri yang unggul dan mampu bersaing di pasar global,” tutupnya.
Luluskan 57.109 alumni
Sementara dalam laporannya, Kepala BDI Jakarta, Hendro Kuswanto, menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan keterampilan dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat, pihaknya telah meluncurkan program Pelatihan Operator Sewing dan Pelatihan Perawatan Berkala Sepeda Motor. Program ini melibatkan pelatihan kerja, sertifikasi keterampilan, dan penempatan kerja yang dirancang untuk para peserta dalam mengasah keterampilan di bidang industri garmen khususnya sebagai operator sewing serta bidang otomotif perawatan berkala sepeda motor.
“Diklat yang diikuti 130 peserta ini telah berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam industri garmen dan otomotif. Mereka akan mengikuti pelatihan yang melibatkan pembelajaran teori, praktik langsung di mesin, serta sesi-sesi pengembangan diri dan soft skill. Selanjutnya, para peserta juga akan mengikuti ujian sertifikasi untuk mengukur kemahiran dan penyerapan materi peserta. Para peserta yang lulus ujian ini akan memiliki sertifikat resmi yang akan meningkatkan keterampilan mereka,” papar Hendro.
Menurut Hendro, total alumni yang sudah dilatih oleh BDI Jakarta sejak reposisi tahun 2014 sampai dengan tahun 2023 mencapai 57.109 orang. Pada 2023, BDI Jakarta telah menyelenggarakan program pelatihan Upper dan Assembly alas kaki 750 orang, Digital Media Marketing 1.650 peserta, OP Sewing 2.050 peserta dan Pengelasan 150 peserta. Kemudian Pengolahan & Penyajian Kopi 350 peserta, Service Sepeda Motor 1.240 peserta, Mekanik dan Upskilling Tekstil 250 peserta. Sehingga total peserta yang sudah dilatih oleh BDI Jakarta berjumlah 6.440 orang dan telah ditempatkan bekerja di industri, kelompok usaha dan UMKM. Untuk mendukung terselenggaranya program diklat 3 in 1, BDI Jakarta telah menjalin kerja sama dengan mitra industri agar lulusannya memiliki kompetensi terkini serta sesuai dengan kebutuhan industri.
“Mitra Industri BDI Jakarta di antaranya PT Pan Brothers, PT Globalindo Intimates, PT Jaya Perkasa Tekstil, PT Winner Internasional, PT New Armada, PT Laksana Karoseri, PT Hasnur, Komatsu, PT Daya Adicipta Motor serta menjalin kerja sama dengan Kawasan-kawasan Industri besar di Indonesia,” ungkap Hendro.
Peserta yang telah mengikuti program Pelatihan Operator Sewing dan Pelatihan Perawatan Berkala Sepeda Motor ini, melibatkan pelatihan kerja, sertifikasi keterampilan, dan penempatan kerja yang dirancang untuk para peserta dalam mengasah keterampilan di bidang industri garmen khususnya sebagai operator sewing serta bidang otomotif perawatan berkala sepeda motor. Selanjutnya, para peserta juga akan mengikuti ujian sertifikasi untuk mengukur kemahiran dan penyerapan materi peserta. Para peserta yang lulus ujian ini akan memiliki sertifikat resmi yang akan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan stabil di industri garmen dan otomotif dengan rencana penempatan di PT Catur Perdana Lestari, PT Yura Sinar Koin di Kuningan Jawa Barat dan PT Speedwork di Tangerang.
Hendro menambahkan, perawatan berkala sepeda motor ini penting dibuatkan diklat 3 in 1 mengingat populasi penjualan sepeda motor di Tanah Air mencapai 5-6 juta unit per tahun. Sehingga diperlukan tenaga terampil untuk memperbaiki mesin termasuk untuk pengecatan bodi motornya. (Muhammad Raya)