Fahmi Ramadhana : HIMKI Banten Sasar Pasar Ekspor dan Garap Pasar Lokal Senilai Rp16 Triliun/Tahun

JAKARTA-MARITIM : Fahmi Ramadhana, dikukuhkan sebagai Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Provinsi Banten, pada acara FGD sekaligus Pengukuhan Pengurus DPD HIMKI Provinsi Banten oleh Ketua Umum HIMKI Pusat, Abdul Sobur, di Hotel Ledian, Serang, Banten, Selasa (19/12).

Pengusaha muda sukses dan founder FH Grup itu menargetkan untuk meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan di Banten serta ikut serta dalam kontestasi pasar dunia. Bahkan ke depan, HIMKI Banten bertekad akan berupaya bagaimana agar usaha mebel dan kerajinan di Banten bisa dilirik di pasar dunia. Bersama HIMKI Pusat, HIMKI Banten kini juga tengah menggarap pasar lokal yang pasarnya terus meningkat hampir Rp16 triliun per tahun.

Sementara pada kesempatan sama, Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, memastikan ke depan ini HIMKI Banten berpotensi untuk memperkuat industri mebel dan kerajinan nasional.

Di sisi lain, para stakeholder saat FGD menyampaikan bahwa beragam potensi provinsi Banten dalam mendukung pertumbuhan industri nasional yang berbasis bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan.

“Kami dan HIMKI Banten merencanakan Banten ini menjadi salah satu daerah yang berkontribusi besar terhadap pembangunan nasional, dalam hal ini sektor mebel dan kerajinan, karena didukung oleh kesediaan bahan baku yang melimpah yang tersebar di seluruh wilayah Banten. Hal lain, Banten juga merupakan wilayah yang sedang berkembang sangat pesat dengan perumahan-perumahan elit yang bertebaran dimana-mana, karena sebagai penopang Ibu Kota DKI Jakarta. Kota-kota Satelit yang ada di Banten akan mengalahkan Jakarta dalam 10 tahun ke depan. Potensi besar ini yang membuat kami melakukan kerja sama dengan berbagai pihak baik di tingkat provinsi maupun nasional agar industri mebel dan kerajinan di Banten bisa tumbuh, berkembang dan dapat mendukung pertumbuhan industri mebel dan kerajinan nasional seperti yang kami rencanakan,” ungkap Sobur.

Menurutnya, belajar dari keberhasilan China, ternyata negara berjuluk tirai bambu ini lebih mengutamakan pasar dalam negeri. Produk mebel China dikonsumsi oleh sekitar 75% di dalam negeri. Dengan demikian, jika kita mau ekonominya kuat dan maju, maka kita harus kuat dulu di dalam negeri. Pasar dalam negeri harus kita kuasai dulu, untuk itu kita akan bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk hal ini, kami minta agar pemerintah bisa menahan impor mebel dan kerajinan agar produk dalam negeri bisa eksis di pasar dalam negeri.

Di samping itu, Banten tercatat juga dalam sejarah memiliki posisi yang strategis yang menjadikannya sebagai salah satu pusat peradaban penting di Indonesia. Cerminan posisi geostrategis Banten saat ini merepresentasikan keunggulannya atas akses yang mudah terhadap sumber daya, infrastruktur pasar, dan juga pelayanan.

Banten merupakan wilayah penyangga Ibukota negara, yakni Jakarta yang merupakan jantung pemerintahan dan perekonomian nasional. Hal ini menjadikan berbagai pelayanan dan urusan yang terkait dengan investasi yang berhubungan dengan Jakarta akan menjadi efektif dan efisien dalam penyelenggaraannya.

Pasar ekspor

Sedangkan Ketua HIMKI Provinsi Banten, Fahmi Ramadhana, menegaskan bersama jajaran pengurus lainnya pihaknya telah membentuk kepengurusan HIMKI Banten dan menyiapkan beberapa program kerja. Kita coba memberikan kesempatan yang sama terhadap para pengrajin dengan memberikan atau menyediakan market serta fasilitas produksi untuk keanggotaan. Dengan potensi alam yang melimpah ruah, HIMKI Banten lebih fokus untuk mengembangkan usaha mebel dan kerajinan yang berbasis pada bambu, kayu, batu fosil dan daun pandan.

Masing-masing pengurus daerah, menurut Fahmi, nantinya memiliki tugas untuk memberikan binaan kepada pengrajin, melakukan pelatihan, study banding dengan daerah atau provinsi yang lain. Kami berharap, industri mebel dan kerajinan Banten bisa lebih dikenal bahkan digunakan tidak hanya untuk pasar lokal melainkan pasar dunia juga harus tahu betapa bagusnya produk kerajinan Banten.

Apalagi, Banten merupakan provinsi dengan letak geografis yang sangat strategis sebagai pintu gerbang Jawa dan Sumatra yang membuat daerah Banten dilalui lalu lintas perdagangan internasional. Tidak hanya tempat yang strategis bagi pariwisata dan bahan baku yang melimpah di provinsi Banten juga menjadikan bagian penting untuk kemajuan industri di Tanah Jawara.

“Jenis bambu yang beraneka ragam membuat kerajinan di Banten menjadi lebih variatif mulai dari kerajinan tangan sampai ke tahap industri. Di samping itu, kayu juga merupakan bahan baku yang menghasilkan beragam kerajinan dengan daya jual yang tinggi. Limbah kayu dimanfaatkan menjadi bahan baku oleh para pengrajin untuk membuat kerajinan, seperti patung beragam cenderamata dari kayu dan dekorasi rumah. Demikian juga batu fosil juga mempunyai daya jual yang cukup tinggi. Batu fosil disulap menjadi karya yang luar biasa oleh para pengrajin yang kreatif dan inovatif. Tidak hanya kerajinan tangan, batu fosil dimanfaatkan untuk melengkapi kebutuhan rumah, bukan hanya menjadi dekorasi namun juga barang-barang seperti kursi, meja dan bahkan bathtub bisa dibuat dari batu fosil,” urai Fahmi.

Kepada pemerintah, Fahmi berharap, dapat membantu pelaku usaha mebel dan kerajinan dalam pengembangan dan pengolahan produksi, akses permodalan dan pemasaran. Selama ini sebagian produk kami seperti tas dari pandan, batu alam, mebel kayu dan kerajinan bambu sudah diekspor ke Belanda, Jepang dan Jerman. (Muhammad Raya)

Related posts