JAKARTA-MARITIM : Stabilisasi pangan di tahun depan akan dihadapkan pada tiga tantangan besar (three burden of stability). Pertama, karena produktivitas beras menurun, apalagi ditambah dengan adanya El Nino. Kedua, karena faktor biaya-biaya, terutama biaya pupuk, akibat Covid dan lain sebagainya. Ketiga, karena faktor terjadinya kenaikan harga pangan di dunia.
Hal itu dikatakan oleh Direktur Utama Perum Bulog yang baru, Bayu Krisnamurthi, saat membuka “Ngobrol Bareng Dirut Bulog, Kesiapan Menghadapi Nataru” bersama Forum Wartawan Bulog (Forwabul), di Ruang RPK, Bulog Corporate University Jakarta, Kamis (21/12).
Menurutnya, yang pertama sayang sekali produksi kita turun. Angka turunnya sudah disampaikan banyak pihak oleh BPS, oleh Kementerian Pertanian, dan kalau kita lihat tren produktivitas beras juga turun ditambah dengan El Nino. Dari data BPS, produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 30,90 juta ton mengalami penurunan sebanyak 645,09 ribu ton atau 2,05 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 31,54 juta ton.
Yang kedua terjadinya peningkatan biaya-biaya, terutama biaya pupuk yang kemudian juga akibat Covid dan lain-lain ada peningkatan biaya yang lain. Tantangan ketiga, adalah terjadinya kenaikan harga pangan dunia, akibat India dan Ukraina serta rantai pasok yang belum pulih, karena kebijakan-kebijakan negara yang lebih protektif dan sebagainya.
“Ketiganya pun masih menghadapi ketidakpastian. Jadi memang stabilitas pangan menghadapi berat di tahun 2023 dan banyak lembaga menyatakan keadaannya juga akan penuh tantangan di tahun 2024,” ungkap Bayu.
Karena itu, lanjutnya, harus ada cadangan pangan yang harus dimiliki oleh pemerintah.
“Keberhasilan negara lain semua menunjukkan kalau ada stabilitas maka kita harus punya stok. Sistem stok dalam logistik pangan yang modern sekarang sudah sangat berkembang dan kompleks, karena yang harus kita perhatikan itu bukan hanya stok tapi juga stock and flow of the product,” ucapnya.
Bayu memastikan bahwa dengan stok pangan yang dikuasai dan dikelola saat ini, Bulog akan siap menjaga stabilitas pangan di tahun 2024.
Dengan stok komoditas pangan yang dikuasai Bulog saat ini kemudian masih ada stok dalam perjalanan dan tambahan baru penugasan pengadaan stok dari pemerintah maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan penyaluran sampai tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga pangan di masyarakat.
CBP 1,26 juta ton
“Untuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,26 juta ton. Lalu masih ada stok beras yang masih dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog sebanyak 494 ribu ton serta juga masih ada sisa kuota tambahan penugasan pengadaan sebanyak 500 ribu ton. Jadi untuk stok beras ini jumlahnya sangat kuat untuk program stabilitas harga menghadapi tahun 2024,” kata Bayu.
Kemudian Bayu juga mengemukakan pelaksanaan program Bantuan Pangan berupa beras sampai dengan tanggal 20 Desember kemarin sudah terealisasi sebesar 97% atau sebanyak 1,46 juta ton dari pagu total sebanyak 1,49 juta ton. Disamping itu juga, Bulog sudah menggelontorkan beras Operasi Pasar atau yang sekarang bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sepanjang tahun 2023 ini sebanyak 1,1 juta ton.
“Dalam Rangka program stabilisasi harga beras, pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan cadangan beras pemerintah sebanyak 2,56 juta ton di sepanjang tahun 2023. Untuk program SPHP sudah disalurkan sebanyak 1,1 juta ton CBP dan untuk program beras bantuan pangan sudah sebanyak 1,46 juta ton CBP,” ujar Bayu.
Selain beras, Bayu juga menjelaskan guna mengatasi defisit produksi jagung pakan pada kuartal IV 2023, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog dalam penyediaan pasokan dan penyaluran jagung kepada peternak sasaran atau koperasi peternak sasaran melalui skema impor.
“Sesuai penugasan dari pemerintah, Bulog sudah mendatangkan sebanyak 171 ribu ton jagung pakan yang dijual ke peternak sasaran sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah untuk meredam kenaikan harga jagung pakan yang terjadi akhir-akhir ini,” tambah Bayu.
Dengan upaya dan beberapa program yang dilakukan pemerintah melalui Bulog terbukti efektif dalam meredam gejolak harga pangan yang terjadi di sepanjang tahun 2023. (Muhammad Raya)