JAKARTA — MARITIM : Mengawali tahun 2019, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk di kuartal satu mampu menoreh laba perusahaan sebesar Rp723 miliar , ini didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang naik 19,57 persen (year on year) dari Rp202,5 triliun menjadi Rp242,13 triliun.
Pertumbuhan kredit BTN, juga mendorong kenaikan aset perseroan sebesar 16,47 persen yoy dari Rp258,73 triliun menjadi Rp301,34 triliun. Nilai aset tersebut masih mengukuhkan predikat BTN, sebagai bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia. Penyaluran kredit juga mendukung perolehan pendapat bunga BTN, yang naik 21,69 persen dari Rp5,27 triliun jadi Rp6,42 triliun.
“Kenaikan positif pada penyaluran kredit BTN, berada diatas rata-rata industri perbankan nasional, yang secara nasional hanya tumbuh 12 persen (YoY),” tutur Direktur Utama BTN, Maryono dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan BTN, per 31 Maret 2019 (Q 1), Selasa (23/4) di Menara BTN.
Bicara tentang kinerja BTN dikuartal satu 2019 ini, Maryono menjelaskan, meningkatny pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN pada awal 2019 ini, didominasi oleh sektor perumahan sebagai pembiayaan inti. Kredit sektor perumahan tercatat 19,11 persen (yoy) dari Rp184,46 triliun menjadi Rp219,72 triliun.
“Permintaan kredit rumah (KPR) yang masih tinggi, menjadi salah satu pendorong total kredit, tercatat naik 28,87 persen (yoy) dari Rp79,14 triliun menjadi Rp101,99 triliun,”ujarnya seraya menambahkan, KPR non subsidi pun naik sebesar 14,37 persen jadi Rp79,83 triliun.
Dengan kinerja yang positif ini lanjutnya, menempatkan BTN sebagai pemimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa pasar sebesar 39,35 persen diakhir 2018 , juga KPR subsidi masih menempati posisi tertinggi di pangsa 92,96 persen di kuartal satu 2019. Menyusul kredit non perumahan ,BTN juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,24 persen (yoy) . Kenaikan ini ditopang laju positif penyaluran kredit segmen kredit konsumer dan komersial , masing-masing naik sebesar 25,53 persen yoy menjadi Rp4,97 triliun menjadi Rp17,43 triliun di kuartal satu 2019.
Menjawab pertanyaan diakui, meski penyaluran kredit BTN membaik, tapi pihak perusahaan tetap menerapkan menajemen kehati-hatian. Seperti yang tertuang dalam laporan non performing loan (NPL) ,berada di level 2 persen . Posisi tersebut, jauh dibawah ambang batas atas NPL yang ditetapkan regulator yaitu 5 persen.
Sedangkan di lini syariah, dikatakan, BTN juga tetap mengalami pertumbuhan positif. Dimana unit usaha syariah (UUS), BTN mencatat akselerasi positif pada penyaluran pembiayaan dan penghimpunan DPK, yang naik masing-masing sebesar 19,33 persen yoy menjadi Rp22,43 triliun dan 15,72 persen yoy jadi Rp21,66 triliun. Dengan kenaikan bisnis tersebut, aset UUS BTN terakselerasi sebesar 19,41 persen yoy jadi Rp27,84 triliun pada triwulan I 2019.
“UUS BTN menyumbang perolehan laba bersih Ro30,29 miliar,”tutup Maryono.(Rabiatun)
[16:03, 23/4/2019] Bu Atun: Teks : kinerja keuangan BTN, triwulan I 2019