MARITIM, SURABAYA : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/Pelni, selaku operator Tol Laut mendukung adanya ide penggunaan anggaran Tol Laut untuk sepenuhnya menyubsidi biaya operasional kapal. Harry Boediarto Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni (Persero) mengatakan bahwa perusahaan pelayaran ini sanggup untuk berinvestasi dengan membeli kapal yang akan dioperasikan melayani rute Tol Laut.
Memberi penjelasan kepada media, Harry katakan: “Pemerintah tinggal membuat kontrak jangka panjang, dengan biaya operasional selama 5 tahun. Dengan itu kami dapat berhitung, untuk membeli kapal”.
Terkait hal tersebut, Raja Oloan Saut Gurning pakar maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) mengusulkan agar orientasi anggaran program Tol Laut bergeser kepada operational ex[penditure (opex), dibanding dengan capex atau capital expenditure dengan tujuan meningkatkan konektivitas.
Gurning menjelaskan, pemerintah harus mulai membatasi intervensi atau keterlibatan dengan tidak lagi menambah aset, misalnya dengan melakukan pengadaan kapal untuk armada Tol Laut. Jelasnya: “Pemerintah tak perlu lagi membangun kapal Tol Laut karena jadi bingung mengurus ship management. Sebab, kalau dengan anggaran berbasis Anggaran Pebndapatan dan Belanja Negara (APBN), mau docking, harus menunggu anggaran datang. Belum lagi persoalan kapal delay karena sedang docking“.
Seperti diketahui, sejak tahun 2015 pemerintah telah membangun 100 unit kapal sebagai pendukung program Tol Laut, yang terdiri atas 60 unit kapal-kapal perintis, 15 unit kapal petikemas, 20 unit kapal rede, dan 5 kapal ternak, termasuk juga kapal-kapal pelayaran rakyat (pelra).
Menurut Gurning, lebih baik anggaran Tol Laut dialihkan sepenuhnya untuk subsidi biaya operasional kapal dan subsidi sewa petikemas. Dia mengusulkan, urusan pengadaan kapal dan peralatan bongkar muat sebaiknya diserahkan kepada swasta. Investasi asing sebaiknya juga diundang untuk masuk ke bisnis galangan kapal sehingga kapal tidak perlu mengantre pada saat memerlukan pemeliharaan dan perbauikan (docking).***ERICK ARHADITA