JAKARTA – MARITIM : Berdasar kepada makin tingginya permintaan bahan baku maupun bahan penolong bagi industri pembuatan kapal di dalam negeri, PT Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) selaku perusahaan penyedia besi scrap, menargetkan memotong lebih banyak kapal bekas pada tahun ini. Meilyna Widjaja, Direktur Utama OPMS mengatakan pemotongan kapal bekas ditargetkan pada trahun ini mampu memproduksi 24.000 ton besi scrap. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan rata-rata produksi tahunan 23.000 ton besi.
Ungkap Meilyna melalui keterangan tertulis kepada media Sabtu (10/8/2019) lalu: “Kami membeli kapal-kapal bekas yang berbobot mulai 1.000 – 10.000 DWT. Setahun kami memotong sebanyak banyaknya 8 hingga 10 unit kapal bekas”.
Menurutnya industri besi scrap kapal bekas memiliki potensi besar. Indonesia memiliki ribuan kapal tua dan kebutuhan besi scrap juga bertumbuh sejalan dengan meningkatnya permintaan besi baja di dalam negeri.
Adapun kapal-kapal bekas yang biasa dipotong oleh PT OPMS ialah yang sudah berusia 20 hingga 25 tahun. Kapal jenis tersebut biasanya sudah tak lagi bisa ditanggung perusahaan asuransi.
Berdasar data Indonesian National Shipowners Association (INSA) pada 2016 jumlah kapal di Indonesia mencapai lebih dari 24.000 unit. Dari jumlah itu sebanyak 1.900 unit lebih kapal memiliki bobot lebih 10.000 DWT.
Terkait hal itu, Direktur Keuangan OPMS Alan Priyambodo menjelaskan kebutuhan besi dan baja terus meningkat sehingga mengerek kebutuhan besi scrap juga. Seperti di Jawa Timur, kapasitas produksi besi baja sekitar 2,4 juta ton/tahun. Jelas Alam, memungkasi penjelasan: “Ini menjadi peluang bagi OPMS untuk memasok bahan baku ke perusahaan pengolahan besi baja”. (Mrt/2701)