Presiden Jokowi Tinjau Pelabuhan Tenau Kupang

Presiden Jokowi dalam peninjauan kerja di Pelabuhan Tenau
Presiden Jokowi dalam peninjauan kerja di Pelabuhan Tenau

TENAU KUPANG – MARITIM : Presiden RI Joko Widodo, Rabu lalu melakukan kunjungan kerja ke pelabuhan Tenau yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Dalam kunjungannya, antara lain Presiden meninjau pemuatan 470 ekor ternak sapi melalui gangways, fasilitas jembatan hewan dari dermaga ke KM ‘Camara Nusantara 3’, sehingga pemuatan hewan itu tak menggunakan cara mengikat leher sapi untuk kemudian diimbal ke kapal yang membahayakan keselamatan hewan dan kualitas daging ternak.

Dalam kunjungan tersebut, disamping didampingi oleh Ibu Negara Iriana, juga di antaranya ikut serta Staf Khusus Presiden Gories Mere, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, serta Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, dan Direktur Teknik Joko Noerhudha.

Presiden mengucapkan rasa syukur karena pada akhirnya dapat melihat langsung pemuatan sapi hasil para peternak di NTT, dari Pelabuhan Tenau Kupang untuk dikirim ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Di sela peninjauan, Presiden berucap: “Dari enam trayek kapal ternak yang berlayar, lima di antaranya berasal dari NTT, yang tiap tahun mengirim ke Jawa, terutama ke Jakarta dan sekitarnya. Sesuai kuota dari Pemprov NTT, kurang lebih dapat dikirim 70.000 ekor sapi. Untuk operasional kapal ini dulu disubsidi dengan besaran Rp700.000, sekarang sudah disusutkan menjadi tinggal Rp200.000. Ini merupakan hal yang bagus, dan seperti itu yang kita kehendaki. Awal-awal pasti kosong, lalu disubsidi. Kemudian lama-lama berkurang, hingga sekarang penuh terus”.

Dalam peninjauan, Presiden dan rombongan juga menyaksikan bongkar muat petikemas di KM ‘Marina Star 1’, menggunakan container crane bertenaga listrik. Kapal dengan rute pelayaran Surabaya-Kupang pergi pulang tersebut melakukan bongkar muat sekitar 1.000 TEU’s petikemas. Jelas Presiden: “Arus bongkar muat di Pelabuhan Tenau Kupang yang mampu melayani 240.000 TEU’s petikemas pada saat ini, baru tercapai sekitar 110.000 TEU’s per tahun. Artinya masih terdapat sisa kapasitas. Diharap setelah kajiannya selesai, dapat dikembangkan untuk jadi pelabuhan hub di Kawasan Timur Indonesia”.

Lokasi Strategis

Di Depan Presiden RI, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung ungkapkan bahwa Pelindo III sebagai BUMN operator Pelabuhan Tenau Kupang telah menempatkan dua unit container crane bertenaga listrik dan empat unit RTG. Ungkap Dirut Pelindo III: “Pelindo III memilih untuk berinvestasi menempatkan peralatan bongkar muat yang memadai, agar tingkat produktivitas pelabuhan dapat berjalan baik, hingga Pelabuhan Tenau Kupang yang berada di lokasi strategis dapat mendukung Program Tol Laut menjadi pelabuhan hub untuk rute kapal pengumpang ke pulau-pulau lain di Provinsi NTT”.

Menurutnya, bila Pelabuhan Tenau Kupang jadi hub, maka dapat dikaji untuk mengalihkan subsidi Program Tol Laut dari yang semula mensubsidi pelayaran dari pelabuhan besar ke pelabuhan hub. Misalnya, dari Pelabuhan Tanjung Perak ke Tenau Kupang, dapat dialihkan ke subsidi kapal pelra dari Tenau ke pelabuhan-pelabuhan pengumpan di sekitarnya. Hingga pelra juga dapat berkembang dan rute pelayaran ke pulau-pulau kecil dapat memanfaatkan dermaga Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) milik Pemerintah dan BUMN yang selama ini utilisasinya masih rendah.

Sementara itu, dalam paparannya kepada Presiden, Dirjen Hubla Kemenhub Agus Purnomo menyampaikan bahwa Pelabuhan Tenau Kupang juga strategis untuk layani pengangkutan pasokan operasi logistik offshore base penambangan migas di perairan sekitarnya. Jelasnya: “Salah satunya Blok Masela yang berada di sisi selatan laut Maluku, yang berjarak 390 mil laut. Terminal multipurpose yang ada di Pelabuhan Tenau Kupang memiliki kapasitas 1,5 juta ton kargo dengan dermaga yang dapat disandari dua kapal sekaligus di kedua sisinya”.

Kapal ternak Camara Nusantara sandar di Tenau Kupang

Pusat Offshore

Menurut kajian, Pelabuhan Tenau Kupang, yang memiliki dermaga yang memadai, serta secara geografis dekat dengan Blok Masela yang hanya berjarak 390 mil laut juga berpotensi jadi pusat kegiatan offshore. Terkait hal itu, Dirut Pelindo III mengatakan Pelabuhan Tenau saat ini memilki terminal multipurpose yang dapat melayani kebutuhan operasi pengeboran minyak lepas pantai, seperti memasok logistik operasional penambangan migas.

Ujarnya: “Dermaga offshore di Tenau ini dapat disandari kapal pada sisi luar dengan kapasitas cargo vessel 180 meter, dan sisi dalam untuk supply vessel 100 meter, termasuk memiliki sistem keamanan yang tersertifikasi dan standar K3”.

Adapun saat ini Pelabuhan Tenau Kupang ini memiliki dermaga dan lapangan penumpukan berkapasitas 1,5 juta ton pipa gas dan ring pengeboran. Secara rinci, dermaga multipurpose ini berdimensi 110 meter, lebar 30 meter, kedalaman -12 mLWS, kapasitas 22.750 ton, luas penumpukan 7.000 m2, dan daya dukung 10 ton – 25 ton/m2. Dermaga terminal petikemas memiliki panjang 240 meter, lebar 45 meter, kedalaman -12 mLWS, berkapasitas 240.000 TEU’s, dan eksisting throughput  110.000 TEU’s/tahun.

 

Peninjauan Presiden ke dermaga petikemas Tenau Kupang

Optimalisasi Tol Laut

Mencermati hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengevaluasi Program Tol Laut di Kupang, untuk mengupayakan penyelenggaraan tol laut yang lebih optimal. Ujar Menhub: “Bersamaan kehadiran Presiden ke Kupang, Kemenhub memang melakukan satu evaluasi terhadap tol laut, perintis, dan kapal ternak yang ada di NTT”.

 Menhub menjelaskan, saat ini Program Tol Laut, Kapal Perintis, dan Kapal Ternak di NTT sudah berjalan dengan baik. Untuk Kapal Ternak, Pemerintah saat ini sudah mempunyai enam unit yang lima diantaranya trayek Jakarta dan Kalimantan. Sampai saat ini volume muatan ternak sudah mencapai 46.000 ton dan ditargetkan untuk tahun ini mencapai 70.000 ton. Kedepan, Menhub mengatakan hasil ternak dapat dikirim dalam bentuk yang telah dibekukan atau frozen, guna mengantisipasi kekosongan muatan balik kapal tol laut.

 “Harus diakui bahwa selama ini tol laut yang mengangkut petikemas dari Jakarta atau Surabaya, pulangnya relatif kosong, dengan muatan 20 – 30%. Kami tugaskan Pelindo III untuk buat untuk uji coba pertama dengan beberapa petikemas yang yang diberi subsidi. Kalau itu berhasil akan kami tingkatkan menjadi komersial dan secara perlahan hilangkan subsidinya. Jadi selain dapat mengisi muatan yang kosong, keuntungannya juga akan besar. Penting pula melibatkan sektor UMKM dengan rencana Pemerintah yang akan mengirimkan hasil ternak dari NTT” jelas Menhub.

Lebih lanjut, terkait kapal Tol Laut dan kapal perintis di Kupang dan sekitarnya, Menhub mengatakan untuk kedepannya akan menjadi komersial, hingga nantinya kapal tetap dapat berlayar keliling di daerah NTT tanpa subsidi, namun tetap memberi harga ekonomis kepada masyarakat. Hal itu sedang dipertimbangkan dan dihitung dengan cermat oleh Kemenhub, agar masyarakat tidak mengalami kerugian.

Menhub meninjau angkutan ternak dari NTT

Menurut Menhub, saat ini  pengapalan dari Surabaya setengahnya sudah komersial, maka diharap tol laut yang keliling di NTT okupansi mampu maksimal dan ekonomis. Akhirnya tanpa subsidi diharapkan akan tetap berjalan. Berkaitan dengan kapal perintis di Kupang sangat efektif. Fihaknya telah  berdiskusi dengan nakhoda kalau perjalanan dari Kupang sampai Saumlaki melalui 13 titik pelabuhan, lalu kembali lagi ke Kupang memakan waktu 10 hari, dengan mengangkut banyak penumpang. Saat ini memang masih disubsidi, tetapi satu waktu kalau okupansinya sudah semakin bagus, ini juga akan ditingkatkan jadi komersial.

Terkait kinerja Tol Laut di Kupang, Menhub memberi apresiasi kepada stakeholder seperti PT. Pelni, Pelindo III dan ASDP yang telah melaksanakan Program Tol Laut di NTT berjalan dengan baik dan lancar, hingga Menhub meminta kepada daerah lain dapat mencontoh Pelabuhan Tenau, Kupang.  (Erick Arhadita/Lies/Kug/Maritim)

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *