Bandara Banyuwangi Dalam ‘Lompatan Milenial’

BANYUWANGI – MARITIM : Sulit membayangkan,  sepuluh tahun lalu lapangan terbang Blimbingsari yang berlokasi di Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi ini, saking sepinya, masih sering diolok-olok sebagai ‘tempat menunggu burung berkicau’. Namun hanya dalam kurang dari satu dekade ternyata mampu melakukan ‘lompatan milenial’, dan berhasil menempatkan diri sebagai Bandar Udara Internasional.

Read More

Tentu saja hal tersebut, utamanya disebabkan pertumbuhan pariwisata di kabupaten yang berlokasi di ujung paling timur Pulau Jawa itu juga tumbuh secara signifikan, sesuai hukum pasar: kian besarnya permintaan, akan direspon dengan peningkatan persediaan.

Kendati beberapa waktu lalu telah terjadi “turbulensi” yang melanda industri angkutan penerbangan, tetapi hal tersebut seakan tak mempengaruhi demand pembukaan berbagai rute ke dan dari Banyuwangi. Hak itu tak hanya terbatas pada jalur penerbangan domestik, tetapi juga mencakup jalur penerbangan internasional, intra ASEAN maupun lebih luas lagi.

Ngurah Rai-Banyuwangi

Di segmen domestik, Citilink membuka kembali rute penerbangan ke/dari Bandara Ngurah Rai (Bali)-Banyuwangi (PP) dengan menggunakan pesawat jenis Airbus 320 (A-320).

Terkait hal itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi dibukanya kembali jalur penerbangan yang menghubungkan Bali dengan Banyuwangi secara langsung. Ujarnya dalam bincang santai dengan awak media, termasuk maritim.com, beberapa waktu lalu: “Dengan jalur ini, rute yang dilayani Bandara Internasional Banyuwangi akan kian lengkap, mulai dari Jakarta, Surabaya hingga Kuala Lumpur. Ini langkah positif, mengingat bahwa Bali merupakan gerbang utama pariwisata Indonesia, yang tiap tahun terdapat antara 5 hingga 6  juta wisatawan mancanegara menuju Bali. Jika Banyuwangi dapatkan 5% jumlah wisman di Bali, maka Banyuwangi minimal akan menerima 250.000 wisman. Apalagi objek wisata dan atraksi wisata kami terus berkembang. Kami yakin Banyuwangi bakal jadi alternatif menarik bagi turis asing untuk melakukan perjalanan wisatanya setelah atau sebelum ke Bali”.

Bupati lebih optimistis lagi mengiungat kunjungan wisatawan akan kian meningkat, dengan terhubungkannya Banyuwangi dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan wisata di Indonesia, seperti rute Banjarmasin-Banyuwangi yang mulai dilayani Xpress Air sejak 10 Agustus 2019 lalu. Imbuh Bupati Anas: “Ini ujungnya akan mengembangkan Banyuwangi, khususnya di sektor pariwisata. Dan saya yakin kunjungan wisata Banyuwangi akan terus meningkat seiring penerbangan ke Banyuwangi yang kian semarak”.

Sejalan dengan itu, Dadang Teguh Setiawan, District Sales Manager Citilink Banyuwangi menyebutkan bahwa pada penerbangan Banyuwangi-Denpasar, kapasitas angkut pesawat terbang yang dioperasikan mampu mengangkut 151 penumpang.Menurutnya rute ini bakal memiliki prospek cerah. terbukti pada penerbangan perdana sudah terjadi fully passenger dijejali penumpang. Ujarnya pula: “Bahkan untuk penerbangan akhir pekan, penumpang yang terbang ke Bali dari Banyuwangi umumnya mencapai jumlah 106 orang, sedangkan untuk penerbangan baliknya Denpasar-Banyuwangi umumnya terisi 141 penumpang”.

Dadang juga optimistis tingkat keterisian penumpang ini akan terjaga dengan baik, karena Banyuwangi yang telah terkoneksi dengan Jakarta maupun Kuala Lumpur akan memberi kemudahan penerbangan lanjutan bagi wisatawan. Wisatawan dari Kuala Lumpur yang berlibur ke Banyuwangi dapat dengan mudah melanjutkan perjalanannya ke Bali, dan sebaliknya. Ataupun mereka yang dari Jakarta, dapat lanjut ke Bali pada keesokan harinya. Karenanya, kini Banyuwangi dapat dibilang jadi mini hub yang akan memudahkan bagi wisatawan bepergian”.

Selain itu, lanjut Dadang, daya tarik Banyuwangi lainnya adalah keunikan objek wisata dan budaya lokalnya yang beraneka ragam. Banyuwangi punya Kawah Ijen dengan eksotika api biru yang telah mendunia, 99 atraksi wisata seni budaya yang digelar sepanjang tahun, dan fasilitas di Banyuwangi semakin lengkap dengan banyaknya hotel berbintang yang baru.
Pesawat Citilink jenis Airbus 320 (A-320) dengan kapasitas 180 seat memulai terbangan dari Bandara Banyuwangi menuju Bandara Ngurah Rai Bali, setiap harinya pada pukul 08.00 WIB dan mendarat di Bandara Ngurah Rai pukul 09.40 WITA. Selanjutnya pesawat akan bertolak dari Bali menuju Banyuwangi pada pukul 10.05 WITA.

Banjarmasin-Banyuwangi

 Bandara Banyuwangi juga telah membuka rute penerbangan baru. Maskapai Xpress Air membuka jalur penerbangan Banjarmasin-Banyuwangi. Melalui facetime saat inaugural flight di Bandara Banyuwangi, Sabtu (10/8/2019) lalu, Bupati Banyuwangi berharap Jalur ke Banjarmasin ini diharap menjadi pintu gerbang ke Kawasan Timur Indonesia. Hingga adanya rute baru ini, kian menambah keberkahan bagi masyarakat Banyuwangi. Jumlah kunjungan wisatawan akan makin meningkat. Xpress Air yang banyak beroperasi di KTI, tentunya akan jadi pintu gerbang masuknya wisatawan dari kawasan timur Indonesia.

Jadwal keberangkatan dari Banjarmasin pada pukul 12.40 WITA dan tiba di Banyuwangi pada 12.55 WIB. Sedangkan kembali ke Banjarmasin pada 13.25 WIB dan tiba pada pukul 15.40 WITA. Pesawat yang digunakan berjenis Boeing 737 dengan kapasitas 123 penumpang dari 140 seat yang tersedia.

Ungkap Seran Kathirvelu Manager Komersial Xpressair: “Rute Banjarmasin-Banyuwangi akan terbang tiga kali sepekan, pada Selasa, Kamis, dan Sabtu. Seiring waktu, load factor akan terus ditingkatkan. Terlebih melihat potensi Banyuwangi yang sangat bagus. Untuk itu, kami telah lakukan kajian, hingga kami berani membuka rute Banjarmasin-Banyuwangi  ini. Moga dalam waktu tidak terlalu lama, akan meningkat hingga dapat terbang setiap hari”.

Kini, Bandara Banyuwangi melayani 6 jalur penerbangan. Selain dengan Kuala Lumpur, bandara internasional ini juga membuka jalur penerbangan ke Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Manado. Sementara itu, Anton Marthalius Executive General Manager Bandara International Banyuwangi Anton Marthalius menyatakan apresiasinya terhadap Xpressair yang telah membuka jalur ini. Kata Anton: “Memang tidak mudah membuka rute baru, dan ini butuh effort yang kuat. Untuk itu saya apresiasi Xpressair. Namun kami yakin, dengan potensi yang dimiliki Banyuwangi, akan membawa dampak positif bagi semua pihak. Apalagi tren kunjungan wisman maupun wisdom ke Banyuwangi yang terus meningkat, akan jadi pemicu kunjungan wisatawan ke bumi Blambangan”.   (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *