SEMARANG- MARITIM : Penjualan gas bumi dalam 4 tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya pelanggan gas bumi di Jawa Tengah, khususnya sektor industri dan rumah tangga.
“Karena itu, pemerintah provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat perlu memberikan penugasan kepada PGN sebagai sub holding untuk membangun infrastruktur gas di wilayah ini,” kata Head of Departement Strategic Stakeholder Management PGN, Santiaji Gunawan, kepada wartawan di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/10).
Sampai saat ini, menurutnya, PGN telah komitmen membangun jaringan infrastruktur gas di wilayah Semarang. Mengingat, provinsi Jateng adalah salah satu daerah di Jawa yang masih cukup terbelakang dalam urusan infrastruktur gas.
Artinya, wilayah tersebut masih kalah dalam penyediaan infrastruktur gas dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur. Padahal, permintaan energi gas di Jateng cukup tinggi, baik dari konsumen rumah tangga maupun kalangan pengguna industri.
Ditambahkan, PGN sebagai sub holding siap membangun infrastruktur gas di wilayah Jateng. Apalagi, permintaannya sudah ada, tapi pasokan dan infrastruktur serta transmisi pipa dan sebagainya perlu dibangun.
Gunawan menghitung, saat ini di wilayah kerja Jateng untuk pengguna gas dari kalangan industri mencapai 13 pelanggan perusahaan, sedangkan dari pelanggan rumah tangga sebanyak 2.402.
“Jumlah pelanggan industri dan rumah tangga ini punya potensi untuk semakin bertambah seandainya infrastruktur gasnya makin memadai. Di mana penghematan biaya untuk pembelian bahan bakar dari kalangan industri mencapai Rp12 miliar per tahun. Sementara penghematan devisa atas impor bahan bakar sebesar Rp32 miliar per tahun. Sehingga tercapai penghematan bagi pengguna energi gas sekitar 30% ketimbang memakai solar,” ungkapnya.
Gas pipa bukan CNG
Pada kesempatan berbeda, Manager CV Darat, Agustinus, mengharapkan PGN dapat segera memasok gas yang ada melalui pipa. Bukan dengan CNG yang ada seperti saat ini.
“Dengan CNG saja kami sudah mampu menghemat energi mencapai 30%, apalagi kalau memakai gas pipa, tentunya lebih hemat lagi nantinya. Kami menunggu gas pipa dari PGN,” ucap pria yang mengelola perusahaan industri ban vulkanisir ini.
Memakai gas, biaya operasional perusahaan lebih efisien, juga ramah lingkungan dan lebih aman. Sehingga produk yang dihasilkan punya daya saing.
Perseroan ini bergerak dalam memproduksi ban vulkanisir dan tapak ban bahan serta menyerap sekitar 220.000 ton karet alam. (Muhammad Raya)