MAKASSAR – MARITIM : Menurut penjelasan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, sampai dengan akhir pekan lalu, jumlah pengungsi yang terdampak kerusuhan di Papua dan Papua Barat, masih cukup signifiman. Secara garis besar, pengungasi di Wamena tercatat sebanyak 3.800 orang, dan di Jayapura mencapai 8.600 orang. Mereka terdiri merupakan pendatang dari berbagai daerah lain di luar Papua.
Guna mencari solusi yang lebih komprehensif dalam menangani paska rusuh itu, Panglima TNI bersama Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Tito Karnavian, pada Senin (7/10/2019) berkenan mengunjungi Jayapura dan Wamena. Kepada awak media di Jakarta, Marsekal bintang empat itu menyatakan: “Kami akan melakukan pendekatan, tak hanya dari segi keamanan saja, tetapi juga dari sisi sosial, budaya dan juga politik, dengan melibatkan berbagai fihak terkait”.
Terkait dengan itu, para Gubernur dari beberapa Provinsi di Indonesia, antara lain dari Jawa Timur, Jawa Tengah bahkan Sumarera Barat menyatakan komitmen mereka memfasilitasi warga daerahnya yang mengalami trauma, dan ingin pulang ke tempat asalnya. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan tiga pesawat angkut Hercules dan kapal laut, menjemput warga Sulsel dari Wamena, seperti diungkapkan Gubernur Nurdin Abdullah saat menjemput kedatangan warga Sulsel dari Papua di Landasan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Rabu pekan lalu.
Gubernur Nurdin mengungkapkan, hingga hari ini tercatat ada 50 warga Sulsel yang telah berhasil difasilitasi untuk pulang ke Sulsel, dengan menfggunakan pesawat angkut Hercules. Setiba di Makassar, 50 warga Sulsel pengungsi dari Wamena Papua ini untuk sementara akan ditampung di Asrama Haji, Sudiang, Makassar. Selama dalam penampungan di Asrama Haji, semua kebutuhan pengungsi, termasuk makan minumnya, akan disiapkan
“Warga Sulsel dari Papua yang sudah datang hari ini ada 50 orang, karena total kapasitas pesawat Hercules ini adalah 650 orang. Sedanfkan yang diangkut, terdiri dari warga dari berbagai daerah. Sebagian ada yang ke Malang, terus ada yang lanjut ke Aceh. Jadi kalau kita ada 50 orang,” jelas mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
Lebih lanjut dikatakan, kendati ada sebagian yang langsung pulang ke kampung dijemput oleh keluarga masing-masing, diharap semua pengungsi yang datang itu, dapat ditangani dengan baik, karena Pemprov Sulsel sudah melakukan persiapan.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman juga mengungkapkan jika Pemerintah mengerahkan kapal laut milik Pelni untuk mengangkut para pengungsi korban kerusuhan Wamena, Papua ke sejumlah wilayah di Indonesia.
“Selain menggunakan pesawat Hercules untuk mengevakuasi korban, pemerintah pusat juga telah mengirimkan kapal Pelni untuk mengantarkan korban ke beberapa daerah lain yang tersebar di Indonesia” pungkas Wakil Gubernur Sulawesi Selatan.
Pengungsi Asal Sumbar
Sabtu (5/10/2019) lalu, sebanyak 139 pengungsi Wamena asal Sumbar tiba di Makassar dan selanjutnya diberangkatkan ke Padang menggunakan KM ‘Ceremai’ yang dioperasikan oleh PT Pelni. Terkait hal itu, Wagub Sumbar Nasrul Abit menjelaskan: “Warga asal Sumbar yang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena sudah sampai di Makassar. Dalam rencana awal mereka akan kami berangkatkan dengan pelayaran yang menyinggahi Tanjung Priok Jakarta.
Namun, karena kondisi mereka terdapat 13 orang yang sakit, Pemprov Sumbar mengambil langkah mengalihkan mereka ke pesawat udara untuk diberangkatkan langsung ke Padang. Sedang 70 orang lainnya tetap menggunakan KM ‘Ciremai’ berangkat Minggu (6/10/2019), dan sisanya segera menyusul”.
Menurut Wagub Sumbar, keberangkatan pengungsi itu sepenuhnya difasilitasi Pemprov Sumbar lewat sumbangan yang dikumpulkan. Hingga Jumat kemarin, sudah terkumpul Rp 4,5 miliar lebih dari sumbangan warga Sumbar di rantau maupun di kampung halaman. Dari data tim Pemprov Sumbar yang berkunjung ke Papua beberapa waktu lalu terdapat 1.470 warga asal Sumbar di Wamena yang ingin pulang ke kampung halamannya, dan sebagian dari mereka sudah dipulangkan bertahap sejak Kamis (3/10/2019). (Lies/Kti/Maritim)