BAWEAN GRESIK – MARITIM : Jarak yang memisahkan Kecamatan Bawean dengan Ibukota Kabupaten Gresik, ternyata lebih jauh dengan jarak dengan Ibukota Kabupaten di sekitarnya (Lamongan, Sidoarjo, dan Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur), yang dapat dicapai dalam waktu antara 45 menit hingga 1,5 jam. Sementara pelayaran dengan armada konvensional antara Gresik-Bawean, rata-rata memerlukan waktu antara 6-8 jam, pada cuaca normal. Oleh karena itu, sejak lama masyarakat maupun Pemerintah Daerah, sangat serius mencari moda transportasi lain, utamanya angkutan udara guna meningkatkan mobilitas orang dan barang.
Pengembangan Bandara Harun Thohir di Pulau Bawean dinilai sebagai infrastruktur sangat vital guna membangun sarana/prasarana angkutan penghubung dua lokasi tersebut, yang bertujuan mengoptimalkan potensi wisata di wilayah berjarak 80 mil dari Gresik itu. Sayang, hingga kini para pemangku kepentingan masih terkesan setengah hati mengembangkannya. Padahal, pemerintah pusat disebut-sebut siap membantu pengembangan bandara tersebut.
Terkait hal itu, Nanang Setiawan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik menyatakan, saat ini panjang runway Bandara Harun Thohir memang hanya 900 meter. Sementara itu, untuk safety landing, dibutuhkan panjang landasan pacu minimal 1.300 meter. Namun, dia menyebut penambahan runway sudah tidak memungkinkan. Sebab, lokasinya berada di perbukitan dan lahan yang tersisa adalah tebing.
’’Sebenarnya dapat saja dicari solusi, tetapi sepertinya berisiko. Sempat muncul rencana tukar lahan dengan yang lebih aman. Tetaapi, belum ada kepastian,” ujar Nanang.
Menurut Nanang, upaya peningkatan layanan transportasi udara itu untuk sementara menemukan jalan keluar. Dia baru dapat informasi bahwa ada maskapai baru dengan teknologi Avions de Transport Regional (ATR) yang siap mengoperasikan pesawat udara berkapasitas 50 seat yang mampu landing di runway dengan panjang 800 meter. Jelasnya: ’’Artinya, runway yang ada sekarang di Bandara Harun Thohir sudah dapat digunakan untuk maskapai tersebut. Namun, pesawat baru tersebut baru dirilis pada pertengahan 2022. Karena itu, kami harap ada operator yang tertarik rute Surabaya–Bawean”. (Mrt/2701)