JAKARTA — MARITIM : Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai yang diwakili oleh Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air, Een Nuraini Saidah, mengatakan, Pelatihan Software Oilmap and training ini merupakan hal penting , sebagai implementasi bentuk kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Australia khususnya dalam menindaklanjuti Pertemuan Indonesia dan Australia Marine Pollution Committee Meeting di Bali pada awal tahun 2019.
Hal tersebut dikemukakan Een Nuraini Saidah, saat membuka Pelatihan Software Oilmap and Training bertempat di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, berlangsung hingga 6 November 2019. Pelatihan ini tambah Een Nuraini Saidah, dalam rangka meningkatkan kompetensi di bidang Perencana Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut.Adapun peserta pelatihan ini berasal dari lima Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Dalam sambutannya, Een Nuraini mengatakan bahwa Pelatihan Software Oilmap and training ini merupakan salah satu implementasi bentuk kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Australia khususnya dalam menindaklanjuti Pertemuan Indonesia dan Australia Marine Pollution Committee Meeting di Bali pada awal tahun 2019.
Selanjutnya, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Ahmad menggarisbawahi dalam arahannya kepada peserta pelatihan, bahwa Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Australia, khususnya kepada AMSA yang telah melaksanakan acara kegiatan Oilmap Sofware and Training di Jakarta.
“Kami berharap dengan dibekalinya pelatihan software oilmap ini akan meningkatkan kompetensi bagi para petugas dalam menentukan dan merencanakan operasi penanggulangan tumpahan minyak di wilayah perairan Indonesia”, kata Ahmad.
Menurut Ahmad , kegiatan di perairan baik di laut maupun sungai yang meliputi kegiatan pelayaran, kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi, serta kegiatan lainnya mengandung risiko terjadinya musibah yang berpotensi mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak yang dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan perairan sehingga diperlukan suatu sistem tindakan penanggulangan yang cepat, tepat, dan terkoordinasi.
Dalam operasi penanggulangan tumpahan minyak secara cepat, tepat dan terkoordinasi tersebut tentunya diperlukan dukungan oleh kompetensi personil dan peralatan yang memadai. Untuk itulah maka melalui pelatihan Software Oilmap and Training seperti ini diharapkan akan tercipta tenaga perencana operasi penanggulangan tumpahan minyak yang profesional.
“Oilmap ini merupakan salah satu software untuk memprediksikan arah pergerakan minyak yang dapat membantu dalam menentukan perencanaan operasi penanggulangan tumpahan minyak yang tepat sehingga dapat meminimalisir dampak lingkungan dan kerugian masyarakat,” kata Ahmad.
Ditambahkan, dalam pelatihan Software Oilmap and Training materi pelatihan akan disampaikan oleh para narasumber dari AMSA. Adapun materi pembelajaran antara meliputi oilmap practical, running the spill model with different oil type, customisation of KPLP oilmap system, detailed coastliners or base maps, access toforecast wind and current data, general GIS data, scenario compression and extration tool dan execise and cas study. (Rabiatun)