JAKARTA — MARITIM : Mengantisipasi kebutuhan akan tenaga ahli utama industri asuransi syariah, saat spin off pada 2024, Islamic Insurance Society (IIS) optimis bisa menyiapkan sumber daya manusia (SDM) insani sekitar 100 orang level ahli yang bersertifikasi bagi perasuransian syariah, di akhir tahun 2021. Hal tersebut penting, karena sesuai persyaratan regulator (OJK) setiap perusahaan asuransi harus mempunyai satu tenaga ahli utama, di kantor pusat.
Demikian Ketua IIS, Ir Tati Febriyanti,M Si,AAIK,AAK, FIIS, CIIB, dalam bincang-bincang dengan wartawan, di sela-sela Rapat Pengurus Perkumpulan Ahli Asuransi Syariah (IIS), di Hotel Mercure Cikini, akhir pekan.
Menjawab pertanyaan tentang SDM berkualitas bersertifikasi syariah, Tati mengaku, saat ini masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Namun untuk saat ini, masih memenuhi persyaratan regulator, karena sudah sesuai dengan jumlah perusahaan asuransi syariah. Hanya saja jumlah ini, tidak mencukupi saat unit usaha asuransi (UUA) yang ada sekarang di spin off kan, menjadi Asuransi Umum Syariah.
Untuk itu dijelaskan, pihak IIS terus melakukan pelatihan bagi tenaga ahli syariah, yang hingga akhir 2019 ini telah melakukan 15 sesi pelatihan. Diantaranya sesi pelatihan I basic sebanyak 472 peserta, tiga pelatihan level Ajun ahli 55 orang peserta dan satu pelatihan level ahli yang diikuti 21 orang peserta. Dengan pelatihan tersebut, tahun 2020 nanti IIS akan mewisuda alumni yang berhasil lulus. Ini berarti memasuki tahun 2020 IIS telah mencetak 1.139 orang untuk level basic, 397 level ajun ahli dan 36 orang level ahli.
“Pertengahan 2020 nanti kami optimis, bisa menambah sekitar 37 orang level ahli,”ujarnya seraya menambahkan, dengan demikian jumlah tenaga untuk level ahli mencapai 73 orang.
Lebih jauh Tati Febriyanti mengaku, yang menjadi kendala bagi peserta pelatihan ada pada tugas akhir, yaitu tugas pembuatan tesis. Karena untuk bisa mengikuti ujian akhir, peserta harus menyelesaikan karya tulisnya. “Kendala ini juga yang banyak menggugurkan peserta, karena mereka hanya diberi waktu tiga bulan untuk menyelesaikan karya tersebut, untuk bisa ujian,”tutur Tati.
Untuk lebih memperlancar kesiapan SDM Madani pada saat spin off 2024 nanti, dikatakan, pihak IIS selain melakukan pelatihan reguler. Juga melakukan literasi untuk mempromosikan dan mensosialisasikan ilmu dan pengetahuan tentang perasuransian syariah kepada masyarakat. Dimana pada 2019, pihak IIS telah melakukan literasi bekerjasama dengan Pusat Kajian Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Program literasi ini akan berlanjut, di tahun-tahun berikutnya. Ini tidak hanya dengan Perguruan Tinggi, tapi juga lembaga atau profesi lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan industri asuransi syariah.(Rabiatun)