Pendapatan Meningkat, Tahun 2019 PT Taspen Raup Laba Rp388,24 Miliar

Direktur Utama PT Taspen, ANS Kosasih (tengah) beserta direksi dalam pemaparan kinerja keuangan PT Taspen 2019, Senin (27/1) di kantor pusat, Menara Taspen
Direktur Utama PT Taspen, ANS Kosasih (tengah) beserta direksi dalam pemaparan kinerja keuangan PT Taspen 2019, Senin (27/1) di kantor pusat, Menara Taspen

JAKARTA — MARITIM : Ditengah ketidak pastian ekonomi global dan munculnya krisis investasi di industri asuransi, PT Taspen mampu mencatat kinerja yang sangat positif dengan mendulang laba Rp388,24 miliar meningkat dari 2018 sebesar 42,97 persen atau Rp281,55 miliar. Lonjakan laba tersebut dikontribusi oleh kenaikan pendapatan premi sebesar Rp977 miliar, dan Investasi Rp1,46 triliun atau masing-masing naik 12,08 persen dan 19,08 persen.

Direktur Utama PT Taspen, ANS Kosasih dalam pemaparan kinerja keuangan PT Taspen 2019, Senin (27/1) mengatakan, keuntungan yang meningkat pada 2019 ini dikarenakan pihak manajemen lebih aktif dalam mengelola keuangan perusahaan, utamanya dalam hal investasi yang dilakukan secara prudent. Di satu sisi kenaikan laba yang signifikan ini, mencerminkan kemampuan Taspen untuk beroperasi secara efisien dan efektif.

“Melalui kinerja keuangan yang positif ini, kami menargetkan pencapaian laba pada 2020 sebesar Rp400 miliar year on year (YoY) atau diatas rata-rata industri yang 6-7 persen,” aku Kosasih , sekaligus memperkenalkan jajaran direksi baru PT Taspen yang baru diserah terima jabatan pada 17 Januari 2020.

Bicara tentang pendapatan dijelaskan, total yang tercatat Rp16,53 triliun atau meningkat 16,63 persen dari 2018. Ini jauh lebih besar dibanding kenaikan beban klaim yang hanya Rp12,35 triliun pada 2019 meningkat 12,27 persen dibanding 2018 sebesar Rp11 triliun.

Selain pendapatan lanjutnya, pertumbuhan aset juga meningkat secara signifikan yaitu sebesar Rp31,38 triliun. Dimana nilai aset dibukukan sebesar Rp263,25 triliun, naik Rp31,38 triliun atau 13,53 persen (yoy) dibanding 2018 yaitu Rp231,87 triliun. Sedangkan dari sisi ekuitas, terjadi pertumbuhan sebesar Rp1,7 triliun sepanjang 2019 yang tercatat Rp11,4 triliun atau meningkat 17,52 persen dibanding 2018 sebesar Rp9,7 triliun.

Menjawab pertanyaan tentang investasi , Kosasih mengatakan, sebagian besar investasi Taspen ditempatkan pada instrumen yang sangat aman. Umumnya investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap seperti surat utang dan deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio. Sedangkan surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen yang sebagian besar obligasi pemerintah, yang didepositokan di bank BUMN sebesar 18,7 persen. Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat resiko yang sangat rendah, namun dapat memberikan imbal hasil yang baik.

“Sisanya, berupa investasi langsung 2,2 persen, saham 4,9 persen dan reksa dana 6,7 persen. Untuk reksa dana saham hanya sebesar 1,3 persen, itupun dengan seleksi yang sangat ketat,” tutur Kosasih seraya menambahkan, kriteria pilihan saham hanya untuk yang memiliki marketcup diatas Rp1 hingga Rp2 triliun, contohnya BCA yang marketcupnya Rp800 triliun.

Selanjutnya dijelaskan, untuk menjaga likuiditas perusahaan dan keamanan dana, Taspen menempatkan sekitar 80 persen deposito di bank BUMN. Seperti di BPD 18 persen, dan dua persen di Bank Mandiri dan Taspen yaitu Bank Mandiri Taspen.
Begitu juga dengan investasi di saham, Taspen memilih saham-saham emiten yang sangat besar dan terdaftar pada indeks LQ-45 dan didominasi oleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip.

“Prinsipnya, dalam mengelola dana, Taspen selalu menerapkan prinsip kehati-hatian guna menjamin keamanan, untuk memberikan manfaat yang cukup besar kepada peserta,”tegas Kosasih.(Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *