Perusahaan Belanda Yang Akan Berinvestasi Di Indonesia

Potret pengembangan kota dengan model ekonomi sirkuler di berbagai sektor
Potret pengembangan kota dengan model ekonomi sirkuler di berbagai sektor

JAKARTA – MARITIM : DelegasI Belanda bakal datang ke Indonesia dengan misi dagang pada bulan depan. Berikut beberapa perusahaan yang akan menanamkan modal di Tanah Air. Pada kunjungan yang digelar pada 9 Maret 2020, rencananya Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima beserta lima menteri dan 130 perusahaan membawa misi dagang. Adapun, dari kalangan perusahaan, Belanda turut membawa perusahaan yang tergabung dalam Holland Circular Hotspot yakni beberapa perusahaan yang menawarkan solusi terkait dengan model ekonomi sirkuler.

Model ekonomi sirkuler merupakan model yang menekankan pada efisiensi produksi di seluruh rantai pasok sehingga produk yang dihasilkan bisa dimanfaatkan kembali secara berulang. Dengan demikian, tak hanya tiga prinsip dasar seperti reduce, reuse dan recycle melainkan fungsi efisiensi yang mempertimbangkan dampak ekologi dan sosial. Oleh karena itu, perusahaan ini tak hanya bisa bermitra dengan Pemerintah melainkan dengan industri terkait yang memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan.

Berikut beberapa perusahaan yang tergabung dalam Holland Circular Hotspot.

The Great Bubble Barrier
Seperti namanya, solusi yang ditawarkan berupa gelembung yang digunakan untuk membatasi pergerakan sampah. Setelah dibatasi, sampah akan disedot ke tempat penampungan yang dipasang di bagian sisi kanan atau kiri aliran air.
Adapun, gelembung dihasilkan dari listrik seperti halnya yang bekerja di dalam akuarium. Namun, gelembung tersebut nantinya akan membentuk pembatas sehingga sampah berukuran 1 mm hingga 1 meter bisa tertangkap dan tak berakhir di laut. Solusi ini telah digunakan di beberapa titik kanal di Amsterdam dan siap mengumpulkan lebih banyak sampah seperti di Jakarta.

Upp! Upcycling Plastic B.V.
Masih berhubungan dengan sampah, perusahaan ini bakal mengolah sampah plastik jenis polietilena dan polyethylene terephthalate (PP) yang biasa menjadi kemasan makanan dan minuman. Perusahaan bakal mengangkut dan membawa sampah plastik ke tempat pelelehan. Lelehan plastik tersebut bakal digunakan kembali untuk membuat material bangunan seperti pembatas hingga pijakan tangga dan area pejalan kaki.
Sebelumnya, uji coba telah dilakukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Flores, Nusa Tenggara Timur. Dari uji coba tersebut telah didapatkan peminat produk hasil olahan sampah. Perusahaan pun siap mencari sumber-sumber sampah plastik di Indonesia sehingga bisa menyuplai pembuatan material.

Potret pengembangan kota dengan model ekonomi sirkuler di berbagai sektor. Model ekonomi sirkuler menjadi cara untuk mencapai misi pada 2050 saat material daur ulang bakal menjadi penggerak kegiatan ekonomi Belanda. (Dokumentasi Holland Circular Economy)

Closing The Loop
Bila perusahaan sebelumnya sangat erat kaitannya dengan sampah plastik, perusahaan ini bakal mengolah sampah elektronik khususnya ponsel. Proyek yang dimulai di Ghana pada 2014 telah mengumpulkan sekira 2,5 juta unit ponsel.
Adapun, perusahaan bakal memilah komponen seperti emas, paladium dan tembaga yang masih memiliki nilai jual. Dengan tingginya jumlah populasi, pengguna ponsel dan konsumsi di Tanah Air, perusahaan berharap mampu mengolah sampah-sampah dari ponsel yang sudah tidak terpakai.

Sweep Smart
Sweep Smart mendesain ulang lokasi pengepulan sampah. Di pusat pengepulan akan dipasang sabuk berjalan atau conveyor belt yang bisa digunakan untuk memilah sampah yang telah terkumpul.
Adapun, seluruh pekerja yang terlibat mendapatkan gaji tetap dan menggunakan fasilitas yang bersih dan aman. Dari hasil pemilahan, sampah-sampah akan diolah kembali menjadi produk baru.

Afvalzorg
Mirip seperti sweep smart, Afvalzorg menawarkan jasa desain, pengoperasian dan pengelolaan situs pembuangan. Adapun, Afvalzorg yang berada di Assendelft, Belanda memiliki pusat pengolahan seluas 60 hektare yang tengah dibangun dan rampung pada 2022.
Saat ini, di pusat pengolahan tersebut sampah dipilah dan diolah. Selain itu, gas metana yang dihasilkan dari pengolahan diekstraksi dan dimanfaatkan kembali sebelum dibakar. Beberapa negara seperti Inggris mengirim sampahnya ke tempat ini agar bisa dipilah dan diolah.

AWECT
AWECT atau The Amsterdam Waste Environmental Consultancy&Technology company menyediakan layanan dan teknologi untuk mengubah sampah menjadi energi listrik. Adapun, dasar harga listrik yang mampu membuat bisnisnya bertahan setidaknya US$12 sen per kWh dan volume sampah plastik 1.000 ton perhari.
Perusahaan menyebut pihaknya bakal membutuhkan lahan 10 hektare dan tambahan mesin pengering bila sampah yang terkumpul masih basah. Mesin pengering tersebut, bakal membantu peningkatan kalori yang dihasilkan pada sampah yang dikumpulkan dan diubah menjadi listrik.

Trisoplast Mineral Liners dan Multriwell

Perusahaan ini bakal menyediakan jasa desain pusat tempat pembuangan. Lebih lanjut, perusahaan bakal permukaan tanah menggunakan penyerap gas dan penahan air sehingga air dan gas yang muncul dari aktivitas pengumpulan dan pengolahan sampah di pusat pembuangan.
Dengan demikian, dari aktivitas pengumpulan dan pengolahan tersebut lingkungan tak terkontaminasi air kotor dan gas metana bisa diekstraksi lalu dimanfaatkan. (Tim Liputan)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *