SURABAYA – MARITIM : Larangan ibadah umrah di Mekkah dan Madinah mulai 26 Februari 2020, terkait kekawatiran penyebaran Virus Corona yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi, sempat jadi trauma massal. Namun. Ketika beberapa hari lalu tersiar penjelasan bahwa larangan itu bersifat sementara dan akan berakhir pada 13 Maret 2020, maka para calon jemaah kembali merasa memiliki harapan yang cukup cerah. Ungkap Direktur Utama Ramanda Tour Travel Tanjungpinang, Kepri, Dedi Sanjaya di Tanjungpinang, seperti dikutip Antara:“Pelarangan itu tertera di dalam surat edaran yang dikirim Arab Saudi kepada seluruh biro travel umrah di seluruh dunia”.
Dedi mengaku perusahaannya termasuk salah satu yang terima surat edaran tersebut melalui email langsung dari Arab Saudi, pada Rabu (26/2/2020) malam.Pelarangan ini dibuat Arab Saudi untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dari jemaah umrah.Dedi mengaku masih menunggu pemberitahuan lanjutan dari Arab Saudi terkait apakah penerbangan umrah akan kembali dibuka per 14 Maret 2020 atau justru larangan itu kembali diperpanjang. Ujarnya:
“Harapan kami, mudah-mudahan 14 Maret 2020 penerbangan ke Arab Saudi sudah dibuka”.
Pria yang juga Ketua Forum Silaturahmi Travel Umrah Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan) itu menyebut sejauh ini pelarangan umrah Arab Saudi belum berdampak pada kerugian bagi jemaah setempat. Alasannya, jemaah umrah yang akan berangkat ke Arab Saudi, khususnya yang melalui jasa perusahaannya dijadwalkan terbang pada periode 16 Maret, 6 April, 20 April, dan 15 Mei 2020 mendatang.
Menurut Dedi mengatakan dalam hal ini tak ada kerugian, karena mereka belum berangkat.Selain itu, perusahaannya menggunakan maskapai penerbangan reguler Saudi Airline, dengan keuntungan jika jemaah batal berangkat maka tiket dikembalikan 100%.
Keuntungan lainnya, jemaah pun bisa menjadwalkan ulang keberangkatan umrah.Sehingga, meskipun saat ini ada larangan dari Arab Saudi, jemaah tetap boleh berangkat sampai tanggal yang diperbolehkan. Pungkasnya: “Kami turut berharap pemerintah melalui Kemenag memberi atensi khusus ke Arab Saudi, bahwa Indonesia bebas wabah corona, di samping sebagai penyumbang devisa terbesar baik umrah, haji, dan TKI”.
Dalam pada itu, Sebanyak 84.855 calon jemaah umrah asal Jawa Timur, terancam batal bertolak ke tanah suci akibat kebijakan penangguhan visa umrah oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim, Ahmad Zayadi, berdasar data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Haji dan Umrah (Siskopatuh) Kemenag RI per 24 Februari 2020. Jelas Zayadi: “Posisi Jawa Timur tanggal 24 Februari, itu tercatat ada sekitar 84.855 calon jemaah umrah yang terdaftar. Yang sudah lunas BPIU (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Umrah) itu sekitar 81.994.Jemaah sudah dalam proses pemberangkatan oleh masing-masing biro perjalanan haji dan umrah. Dia pun mengaku terus berkoordinasi dengan penyelenggara umrah sambil menunggu arahan pemerintah pusat.
“Kami masih menunggu rapat koordinasi Menko PMK, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, Menteri Perhubungan, AP1 dan Kemenkumham untuk merumuskan kebijakan pasca penangguhan ini” katanya.
Dia mengimbau calon jemaah umrah agar tak risau dengan kebijakan penangguhan visa umrah.Menurutnya langkah penangguhan visa adalah upaya pencegahan penularan virus corona.Dalam ilmu agama, setiap manusia diminta menjaga kesehatan badan. Katanya pula: “Umrah ini kan hukumnya sunah, jangan sampai tidak mempertimbangkan kalau dalam konsep fikih kita diminta menjaga badan kita. Saya kira mencegah pada akhirnya harus ditempatkan dalam posisi yang lebih baik dari pada mengobati”.
Zayadi juga minta jemaah untuk memahami dan menghormati kebijakan dari pemerintah Arab Saudi ini.Ia berjanji pemerintah Indonesia akan segera mencari solusi. Ucapnya:“Hormati otoritasnya pemerintah Saudi. Tentu kejadian ini kita akan koordinasi”.
Penangguhan visa umrah juga membuat ratusan calon jemaah umrah asal Jawa Timur tertahan di Terminal 1 Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Harusnya, mereka akan diberangkatkan dari Juanda ke Jeddah dengan Saudi Airlines SV3813 sekira pukul 16.35 WIB. Namun hal itu pupus karena maskapai membatalkan penerbangan.
Yuristo Ardi Hanggoro Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda mengatakan bahwa hari ini ada dua kali penerbangan rute Surabaya-Jeddah.Keberangkatan pertama telah dilakukan pukul 11.50 WIB tadi, sementara keberangkatan kedua pukul 16.15 WIB dibatalkan. Jelasnya: “Data untuk SV 3591 rute Surabaya-Jeddah, dengan penumpang 438 jemaah sudah berangkat pukul 11.50 WIB tadi. Untuk SV 3813 dijadwalkan Pukul 16.15 WIB status dibatalkan”.
Jemaah Ambon
Dari Ambon, biro perjalanan Ar Rahman di berkantor kawasan Waihaong, Nusaniwe, terpaksa membatalkan sekitar 18 calon jemaah umrah yang sedianya akan berangkat pada Selasa (10/3). Kata pemilik biro perjalanan Ar Rahman ustaz Rifqi Idrus Alhamid: “Tadi sekitar jam 12 siang waktu Arab Saudi ditutup sementara jemaah umrah. Bahkan di Indonesia yang sudah punya visa dibatalkan untuk ke Tanah Suci, akibat virus corona di Saudi”.
Rifki berujar pihaknya sudah mendapat pencetakan tiket keberangkatan belasan jemaah umrah untuk tanggal 10 Maret.Atas penangguhan ini, kata Rifku, pihaknya memberikan sosialisasi ke calon jemaah umrah.Dia mengatakan jemaah yang tetap ingin melaksanakan umrah akan diberangkatkan setelah penangguhan visa dicabut pemerintah Arab Saudi. Sebaliknya, jemaah yang memilih membatalkan umrah akan dikembalikan uangnya. Kerajaan Arab Saudi, pada Kamis (27/2) dini hari, merilis kebijakan penangguhan visa umrah bagi WNI dan beberapa negara lain. Kebijakan ini bagian langkah mencegah wabah virus corona.Kemenlumelarang sementara warga negara asing yang ingin masuk ke negara dalam rangka ibadah umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.
Cegah Penyebaran
Terkait dengsn virud Corona, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan terdapat sejumlah langkah yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ketua IDI Daeng M. Faqih mengatakan hal itu langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona harus dilakukan setelah terkonfirmasinya 2 orang warga Indonesia yang terjangkit virus tersebut.
Adapun langkah pertama, yang perlu dilakukan masyarakat adalah tidak melakukan kontak dengan penderita.
Kedua, menghindari orang-orang yang diduga terpapar khususnya warga negara Indonesia (WN) yang baru datang dari negara-negara yang positif kasus virus corona.
Ketiga, memakai masker apabila beraktifitas di tempat umum.Masyarakat juga harus memastikan mematuhi ketentuan pemakaian masker yang tepat dan benar.
“Keempat, tetap rutin menjaga kebersihan terutama cuci tangan dengan sabun, atau memakai handsanitizer yang mengandung antiseptik.Terakhir, istirahat cukup, jaga makanan bergizi, olahraga rutin untuk menjaga daya tahan tubuh,” jelasnya, Senin (2/3/2020).
Selain itu, Daeng juga menyebutkan sejumlah langkah yang harus dilakukan pemerintah. Pertama, penderita harus cepat di isolasi dan ditangani sampai sembuh.
Kedua, perlu adanya pelacakan kasus yaitu kepada orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita.Dia mengatakan setelah terlacak, petugas kesehatan harus segera lakukan observasi dan pemeriksaan mendalam. Kata Daeng: “Saat ini tenaga medis kita sudah siap melakukan kasus ini karena sudah dibekali dengan pedoman penangan virus corona baik pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan maupun pedoman yang dikeluarkan oleh IDI melalu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang berdasarkan panduan WHO”.
Adapun sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan dua orang warga negara Indonesia telah positif terinfeksi virus corona.Keduanya tertular dari warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia yang kini berada di Malaysia.Dua orang warga Indonesia yang tertular tersebut merupakan ibu dan anak yang masing-masing berusi 64 tahun dan 31 tahun. Keduanya saat ini telah dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta. (Erick Arhadita)