SURABAYA – MARITIM : Dalam video berdurasi 52 detik, yang beredar di berbagai social media, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tampak sedang marah. Pada unggahan itu, Risma tampak sedang menelpon seseorang dan protes dikatakan tidak mampu bekerja, menangani kasus Covid-19 yang beredar di wilayah administrasi yang dipimpinnya. Walikota terlihat duduk menelpon seseorang dari dalam sebuah tenda. Diduga, tenda itu adalah posko Covid-19 yang ada di Balai Kota Surabaya.
Mengenakan rompi hitam dan kaos merah dan berjilbab merah, Risma duduk dan dikelilingi beberapa orang.
Risma ternyata saat itu sedang menelpon seseorang dari BNPB menanyakan bantuan dua unit mobil laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) dari BNPB pusat yang diminta oleh pemerintah Kota Surabaya. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu tidak terima karena setelah datang dua mobil itu ternyata malah dikirimkan ke luar kota oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bukan ke Surabaya.
Berikut kemarahan Risma yang tertangkap dalam teleponnya: “Dapat sms, dapat wa-nya Pak Joni Kohar. Kalau itu untuk Surabaya. Opo opoan (Apa-apaan) gitu lo pak, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang. Saya ndak terima lo Pak. Betul saya ndak terima. Saya dibilang ndak bisa kerja. Siapa yang ndak bisa kerja, sekarang. Kalau mau ngawur nyerobot gitu. Siapa yang ndak bisa kerja. Boleh dicek ke Pak Pramono Anung. Boleh ditanya ke Mbak Puan.”
Ke Daerah Lain
Dapat dijelaskan bahwa dua unit mobil dari BNPB yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Jawa Timur. Akibatnya, Pemko Surabaya pun menyesalkan tindakan tersebut. Mendengar kabar tersebut, Wali Kota Tri Rismaharini langsung berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut. Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Saat itu, Risma juga menunjukkan bukti chat layanan singkat antara dirinya dengan Doni. Dalam chat tersebut Risma yang memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya. Doni pun menyanggupinya dan berjanji akan mempercepat proses pengirimannya. Dalam chat tersebut, Risma juga melaporkan, mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut. Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Surabaya.
“Temen-temen lihat sendiri, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Wali Kota Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni, Jumat (29/5/2020).
Penjelasan Dinkes Mengutip Antara, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan sebetulnya pada Kamis, 28 Mei 2020, Surabaya sudah akan dibantu mobil laboratorium itu. Awalnya, mobil itu langsung dipergunakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit yang di situ ada warga dari Krembangan Selatan. Jelas Feny: “Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya. Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya swab ulang, supaya cepat selesai penanganannya”.
Namun, imbuh Feny, waktu itu diundur pukul 13.00 WIB karena mobil itu dialihkan dulu ke Rumah Sakit Unair dan tidak langsung ke Asrama Haji. Karena dijadwalkan pukul 13.00 WIB, kemudian para pasien di Asrama Haji dipersiapkan mulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Ujarnya: “Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu sekitar lima jam dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain”.
Feny memastikan Kamis, 28 Mei 2020, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jatim dr. Joni Wahyuadi sudah menjanjikan setelah dari daerah lain itu, mobil itu akan ke untuk dilakukan tes swab. Pungkasnya: “Kami sudah siapkan sejak pukul 07.00 WIB dan warga sangat antusias untuk mengikuti tes tersebut. Tapi tak lama kemudian saya mendapatkan kabar bahwa dua mobil itu sama-sama dialihkan ke luar daerah. Akhirnya, kami dua kali membubarkan pasien untuk melakukan tes swab”. (Erick Arhadita)