Kemenhub : Kapal Wisata Rusak Wajib Tetap Beroperasi


LABUAN BAJO, MARITIM – Guna mencegah rusak dan tenggelam, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut, mewajibkan kapal wisata tetap diawaki meski tak beroperasi di masa pandemi Covid-19. Jelas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Labuan Bajo Simon B. Baon, Jum’at (29/05/2029) lalu: “Saat ini banyak kapal wisata kondisinya tidak terawat, rusak dan tenggelam di daerah wisata Labuan Bajo. Hal ini karena kapal-kapal tersebut ditinggalkan tanpa awak akibat tidak ada kegiatan wisata,” jelas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Labuan Bajo Simon B. Baon, Jumat (29/5/2020).

Meski turut prihatin terhadap kondisi demikian namun pihaknya mewajibkan kepada para pemilik kapal untuk tetap memperhatikan kondisi kapal wisatanya masing-masing. Ucapnya : “Kami mewajibkan kapal-kapal yang berlabuh dan/atau bersandar di wilayah kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Labuan Bajo untuk diawaki dan dijaga oleh minimal dua ABK satu orang bagian deck, dan satu orang lagi bagian mesin yang berkompeten dan bersertifikat sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku”.

Read More

Kewajiban penempatan awak kapal tersebut tertuang dalam Surat Edaran yang telah diterbitkan oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Labuan Bajo Nomor UM.003/2/14/UPP.LBJ-2020 pada 26 Mei 2020 tentang Pengawakan Kapal yang Berlabuh/ Sandar di Wilayah Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Labuan Bajo. Dia mengatakan, kondisi kapal saat ini cukup memprihatinkan. Seluruh perut kapal sudah penuh air dan hanya menyisakan bahu sisi kiri kanan kapal, sedikit di atas permukaan laut sehingga menyebabkan beberapa diantaranya tenggelam.

“Sebagian dari pemilik kapal angkutan wisata itu adalah pengusaha yang berdomisili di Jakarta. Banyak pemilik kapal yang merumahkan karyawan selama masa pandemi Covid-19 sehingga mereka meninggalkan kapal dan tidak ada ABK yang memerhatikan kapal saat berlabuh hingga kemasukan air dari shap koker propeller dan air tidak dipompa keluar menggunakan water pump,” imbuh Simon.

Namun, dia memastikan bahwa kapal-kapal kargo yang melayani antarpulau dan antarpropinsi tidak terkendala dan tetap berjalan seperti biasa. Kapal-kapal yang tenggelam tak mengganggu Alur Pelayaran karena bukan tenggelam di area itu tetapi kapal-kapal wisata berada pada posisi Angker Area yang telah ditetapkan dan pada moringbuoy kapal-kapal tersebut.

Pihaknya juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada Pimpinan di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. Dirinya juga terus mencari informasi dan mendata para pemilik kapal wisata untuk segera melakukan evakuasi dan perbaikan kapalnya. Jelasnya: “Hari ini kami juga melakukan tinjauan langsung ke setiap kapal wisata guna melakukan sosialisasi kepada penanggungjawab baik pemilik/kru kapal wisata yang ada di lokasi untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari Surat Edaran yang telah dikeluarkan oleh Kepala Kantor UPP Kelas II Labuan Bajo”.

Inisiatif yang kami lakukan ini agar Surat Edaran tersebut lebih cepat tersampaikan kepada para penanggungjawab kapal wisata sehingga ke depan hal-hal serupa tidak terulang kembali.

Rusak dan Tenggelam

Seorang pengurus kapal wisata di Labuan Bajo, Idrus mengatakan selama wabah corona terjadi, tak ada wisatawan yang datang sehingga nihil aktivitas wisata di daerah itu. Akibatnya, kapal-kapal yang biasanya mengangkut wisatawan untuk berkeliling perairan Nusa Tenggara Timur, menganggur.

Lima kapal wisata yang tenggelam itu adalah kapal wisata Embong Nai, Surya Indah, Labohem, satu unit kapal biru milik investor asing yang dikelola oleh penduduk setempat, serta satu unit kapal motor Sarana Inti Pangan 01 yang diurus oleh Idrus. Kapal motor Sarana Inti Pangan 01 merupakan kapal milik salah satu mitra Indofood yang berada di Jakarta, tenggelam di perairan Pelabuhan Labuan Bajo pada Senin, 25 Mei 2020, pukul 08.30 WITA. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Pada kapal-kapal yang tenggelam, sejumlah orang berusaha mengangkat dan mengangkut kapal-kapal tersebut ke darat untuk diperbaiki. Idrus melanjutkan, puluhan kapal mangkrak di Pelabuhan Labuan Bajo karena tak ada kegiatan wisata sama sekali di sana selama tiga bulan ini. (Adit/Dps/Maritim)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *