BENOA, BALI – MARITIM : Sebagai rangkaian terakhir pelaksanaan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali menggelar uji coba/test bed pemanduan secara elektronik (e-Pilotage). Pelaksanan ke empat, digelar di wilayah Perairan Benoa setelah sebelumnya di Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok (VTS Tanjung Priok), Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang (VTS Center Batam) dan Distrik Navigasi Kelas III Tarakan (VTS Tarakan).
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, mewakili Dirjen Hubla dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan uji coba/ test bed e-Pilotage terakhir dari ke empat rangkaian uji coba tersebut bertujuan, mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana. Serta regulasi untuk rencana pelaksanaan pemanduan secara elektronik (e-pilotage), berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran, dan untuk mengimplementasi peran dari stasiun VTS guna melaksanakan pengawasan terhadap kapal-kapal.
Dikatakan, dalam rangka meningkatkan pelayanan untuk keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia, Direktorat Kenavigasian telah menyusun program quick wins untuk implementasi test bed atau uji coba pemanduan secara elektronik (e-pilotage) dalam rangka optimalisasi pemanfaatan stasiun Vessel Traffic Services (VTS) pada distrik navigasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang dalam sambutannya disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba/ test bed e-Pilotage terakhir dari ke empat rangkaian uji coba tersebut bertujuan untuk mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi untuk rencana pelaksanaan pemanduan secara elektronik (e-pilotage) berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengimplementasi peran dari stasiun VTS guna melaksanakan pengawasan terhadap kapal-kapal.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa pelabuhan Benoa telah direncanakan sebagai Cruise Hub atau daerah tujuan wisata utama yang diandalkan sebagai salah satu sektor yang mampu membangkitan perekonomian kita pasca pandemi ini. Oleh karena itu, untuk mendukung Bali sebagai destinasi utama tersebut, pelayanan terhadap kapal-kapal khususnya Cruise yang ke pelabuhan Benoa kiranya dapat kita tingkatkan terus. Tentunya dengan adanya e-Pilotage ini dapat menambah keyakinan para perusahaan pelayaran yang akan mengunjungi Benoa menjadi semakin merasa aman,” kata Arif saat hadir secara virtual pada acara pelaksanaan uji coba/Test Bed e-Pilotage di Alur Pelabuhan Benoa Bali, Jumat (17/7).
Lebih lanjut, Arif mengungkapkan, beberapa kali terdapat masukan dari operator kapal Cruise tentang elektronik navigation charts di Benoa yang harus terus-menerus di update. “Sekarang harus kita persiapkan dengan baik, alurnya juga sudah disiapkan dengan baik, kemudian juga sekarang terdapat uji coba/Test bed e-Pilotage. Mudah-mudahan ini membuka keyakinan para operator pelayaran khususnya Cruise untuk merasa lebih aman berkunjung di Benoa, serta apa yang kita upayakan bersama ini mendapatkan ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga mampu membangkitkan kembali perekonomian kita yang saat ini sedang terpuruk karena pandemi Covid-19,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan dalam laporannya mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ia juga akan menyiapkan sarana prasarana terkait, termasuk back up system maupun SDM untuk bisa mengoperasikan VTS ini dengan baik sehingga pelayanan kenavigasian yang terkait dengan peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran di empat pelabuhan ini dapat diselenggarakan dengan baik.
Dari ketiga lokasi test bed e-Pilotage sebelumnya, Hengki mengatakan bahwa uji coba/Test bed telah berjalan dengan baik. “Alhamdulillah hari ini satu siklus test bed di alur pelayaran pelabuhan Benoa juga telah selesai dilaksanakan,” katanya.
Menurut Dia, SOP komunikasi antara VTS dan kapal, yang dijalankan pun sudah berjalan dengan baik. Komunikasi dan koordinasi yang disampaikan cukup baik sehingga kapal dari alur masuk pelabuhan sampai masuk ke kolam dapat dinavigasikan dengan baik.
Hengki juga berharap agar Distrik-Distrik Navigasi yang lain dapat menjadikan pelaksanaan test bed kali ini sebagai suatu contoh yang bisa diikuti SOP nya, serta koordinasi antara VTS, Pandu dan Nakhoda juga senantiasa dapat ditingkatkan sehingga saat benar-benar saat traffic padat pun tetap bisa melayani dengan maksimal.
“Intinya bagi kita adalah bagaimana teknologi harus dapat membantu kapal-kapal untuk dapat bernavigasi dengan baik dan selamat. Tentu kita sudah menetapkan alur pelayaran, membangun SBNP serta VTS, dan hal itu menjadi bagian dari bagaimana kita dapat membantu navigasi kapal untuk masuk dan keluar pelabuhan dengan selamat,” ucap Hengki.
Selanjutnya, kata Hengki, ke depan pihaknya akan menetapkan SOP terkait dengan pelaksanaan e-pilotage ini. Setiap pelabuhan tentunya mempunyai karakteristik masing-masing, sehingga diperlukan SOP yang akan memberikan panduan bagi pelayanan yang diberikan pada kapal-kapal di suatu wilayah tersebut.
“Empat pelabuhan ini mencerminkan empat tipe, empat karakteristik pelabuhan dan empat platform yang berbeda, sistem dan operator yang berbeda juga, tentunya kita akan menghasilkan suatu standar untuk pelabuhan-pelabuhan yang melayani jenis kapal-kapal tertentu,” ujarnya seraya menambahkan, tentunya terdapat panduan secara spesifik secara teknis. Ini akan menjadi bahan bagi kita nanti untuk melaksanakan evaluasi pada akhir bulan Juli, dimana tentunya akan terdapat rekomendasi-rekomendasi terhadap penyiapan sarana, prasarana maupun SDM di empat pelabuhan yang dijadikan pilot project di 2020.
Terakhir, Hengki menuturkan atas nama pimpinan di Direktorat Kenavigasian menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang sudah melaksanakan uji coba/ test bed e-Pilotage di 4 (empat) Pelabuhan dan semoga apa yang sudah direncanakan dan implementasikan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan juga stakeholder yang akan melaksanakan kegiatan di Pelabuhan.
“Saya berharap teman-teman di masing-masing Pelabuhan, KSOP, Pelindo, INSA dan semua yang terkait dengan pelaksanaan e-Pilotage ini mohon dapat mendukung dan kita berharap ini menjadi bagian dari bagaimana kita menciptakan efisiensi pelayanan di pelabuhan sehingga kita benar-benar bisa mengimplementasikan apa yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan yaitu meminimalisir cost logistic kita di Indonesia sehingga kita bisa kompetitif, ekonomi kita bisa bangkit,” tutur Hengki. (Rabiatun)