MATARAM, MARITIM: Dalam peta pariwisata global, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), kian moncer. Salain keberadaan pulau-pula (gili) di sekitarnya yang menjadi incaran para pelancong, juga memiliki megaproyek Mandalaika. kini kawasa Gunung Rinjani juga telah tercatat sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) .
Namun, revalidasi atau pembuktian kembali standar Geopark Gunung Rinjani oleh UNESCO dinilai penting untuk dilakukan. Pasalnya, validasi Geopark sudah dilakukan tiga tahun lalu. Perubahan situasi dan kondisi yang mungkin terjadi dalam kurun waktu tersebut.
Lalu Mohammad Faozal Kepala Dinas Pariwisata NTB menjelaskan, kebutuhan revitalisasi UNESCO tahun 2021 yang wajib dipenuhi. Antara lain, pemenuhan rekomendasi UNESCO, penguatan situs geopark dalam hal ini terkait aksesibilitas, visibilitas, dan amenitas.
Penguatan kajian dan edukasi, penguatan jaringan dan kelembagaan. Penguatan Pokja dan ekonomi masyarakat, serta penguatan konservasi alam dan budaya.
“Yang paling penting hari ini adalah, kita melakukan sesegera mungkin revalidasi terhadap apa-apa yang menjadi standar Geopark kita ketika masuk menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp) ini,” sorot Faozal, pada rapat virtual bersama pengurus Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), di ruang kerja Wakil Gubernur NTB, Kamis (6/8).
Arah pengembangan Geopark Rinjani juga menjadi perhatian Dispar NTB. Pengembangan tersebut berupa Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Gunung Rinjani dan sekitarnya sebagai destinasi wisata alam. Dengan keragaman sumber daya geologis, kekhasan dan keunikan budaya serta kekayaan sumber daya alam dan hayati secara berkelanjutan.
Kata Faozal, pengembangan juga harus berbasis pada budaya serta pemberdayaan masyarakat. Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Ir Madani Mukarom menyampaikan saat ini ada enam pengelola kawasan Rinjani. Keenam lembaga pengelola ini bahkan sudah memiliki rencana kerja yang telah disahkan Kementerian Lingkungan Hidup selama 10 tahun.
“Dari rencana pengelolaan jangka panjang itu sudah ada rencana-rencana action dari teman-teman pengelola,” jelas Madani.
Pihaknya menyebutkan pola tata hutan, rencana pengelolaan, rehabilitasi dan reklamasi serta pemanfaatan dari kawasan menjadi aktivitas rencana jangka panjang rekanan pengelola di kawasan TNGR.
Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady menyatakan komitmen penuh dan pihaknya menyadari bahwa Rinjani telah menjadi salah satu bagian penting mendukung program pembangunan di provinsi NTB.
“Dukungan pemerintah dan stakeholder terhadap keberadaan gunung Rinjani khususnya Geopark dan cagar biosfer sangat nyata, program dan implementasi dukungannya,” tegas Dedy Asriady.
Sementara Wakil Gubernur NTB, Dr Sitti Rohmi Djalillah kepada pengurus TNGR serta pemangku terkait, agar optimal dalam mengelola Rinjani. Dengan Rinjani di pulau Lombok dan Gunung Tambora di pulau Sumbawa, NTB berhasil menunjukkan ke eksotisan alamnya di kancah internasional. (Erick Arhadita)