JAKARTA–MARITIM : Ditengah pandemi covid-19, dan upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN), perkembangan likuiditas perekonomian atau uang beredar pada September 2020 baik dalam arti luas maupun sempit dan uang kuasai, tetap stabil dan baik. Dimana posisi dalam arti luas (M2) tercatat Rp6.742,9 triliun yang meski melambat yaitu 12,3 persen (yoy) dari 13,3 persen bulan sebelumnya tapi masih tetap tinggi bila dilihat dari likuiditas.
Data Bank Indonesia ,perkembangan tersebut disebabkan pertumbuhan M1 sebesar 17,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Agustus 2020 sebesar 19,3 persen (yoy) dipengaruhi melambatnya simpanan giro Rupiah.
Sedangkan pertumbuhan uang kuasi juga melambat, dari 11,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 10,6 persen (yoy) pada September 2020. Sementara itu, surat berharga selain saham pada September 2020 tercatat kontraksi sebesar 13,9 persen (yoy), tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya sebesar 18,7 persen (yoy).
Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, faktor pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan ekspansi keuangan pemerintah. Ini tercermin pada pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, yang mengalami trend peningkatan dari 65,1 persen (yoy) pada Agustus 2020 menjadi 76,7 persen (yoy) di September 2020.
Selain itu lanjutnya, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 16,7 persen (yoy) pada September 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus 2020 sebesar 13,8 persen(yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit pada September 2020 tercatat sebesar -0,4 persen (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,6 persen (yoy). (Rabiatun)