JAKARTA, MARITIM : Keterbatasan area Pelabuhan Tanjung Priok mengharuskan manajemen pelabuhan itu untuk terus melakukan inovasi guna menekan kepadatan lalu-lintas yang selama ini masih manjadi sorotan.
Setidaknya, tiap hari lebih dari 16 ribu kendaraan truk keluar masuk di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini tergambar dari data trhoughput petikemas yang beberapa tahun belakangan ini menjadi lebih dari 6 juta TEU’s.
Terkait dengan akses trucking, Manajemen PT Pelabuhan Indonesia II / IPC cabang Tanjung Priok, telah memprogramkan untuk melakukan sejumlah penataan. Antara lain penerapan TID (Truck Identitiy Document ) yang selama ini di masing-masing terminal berbeda.
General Manager IPC cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana saat acara bincang-bincang virtual maupun offline bertema ‘Lebih Dekat dengan IPC cabang Tanjung Priok’ dengan Forum Wartawan Maritim Indonesia (Forwami) di pelabuhan Tanjung Priok, hari ini (Rabu, 24/2/2021) mengatakan, pihaknya menargetkan penggunaan identitas tunggal Truk atau Single Truck Identitiy Document (TID) terhadap Truk yang melayani pengangkutan peti kemas dari dan ke seluruh terminal peti kemas di pelabuhan Priok dapat diterapkan pada Maret 2021.
Dengan Single TID, maka dapat termonitor secara rill profil dan lalu lintas truck yang keluar masuk pelabuhan Priok. Sehingga, akan dapat memudahkan untuk efektifitas operasioal trcuk melalui program booking system. Selain itu juga ditargetkan dapat menciptakan operaional truck dengan pola In dan Out membawa muatan. Ini tentu akan mengurangi kepadatan dan kemacetan di Pelabuhan Priok.
Di pelabuhan Tanjung Priok saat ini terdapat lima pengelola fasilitas terminal peti kemas/kontainer yakni, Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Tanjung Priok.
“Kedepan, Single TID di Priok bukan cuma diterapkan untuk kontainer tetapi juga untuk non kontainer,” kata Guna Mulyana.
TID merupakan sistem berbasis elektronik yang terkoneksi dengan sistem IT manajemen pelabuhan yang berisi data nomor polisi kendaraan/truk serta pemilik/perusahaan angkutannya.
“Mudah-mudahan Single TID itu bisa kami implementasikan pada Maret tahun ini di pelabuhan Priok. TID juga berlaku sebagai pas masuk (gate pass) di pelabuhan, sehingga Trucking tidak perlu lagi banyak-banyak kartu. Hingga saat ini progres untuk Single TID itu terus berjalan dan kami terus optimalkan digitalisasinya,” paparnya.
GM IPC Tanjung Priok juga mengungkapkan, paralel dengan implementasi Single TID, pihaknya akan memaksimalkan peran fasilitas area parkir truk / Buffer Trucking yang saat ini berada di lahan eks Inggom Martadinata Jakarta Utara dengan menerapkan Trucking Booking System guna lebih tertib dalam pelayanan sekaligus diharapkan dapat mengurai kemacetan lalu lintas di jalur distribusi maupun di dalam pelabuhan Priok.
Pelabuhan Tanjung Priok juga berencana menyiapkan akses khusus kedalam pelabuhan (inner road) dari lokasi buffer area trucking di lahan eks Inggom itu.
Terhadap rencana ini, Manajemen IPC Tanjung Priok sedang berkordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Selama ini Truk dari buffer area itu masih harus lewat jalan Martadinata jika hendak ke dalam Pelabuhan Priok. Kami saat ini sedang programkan untuk ada inner road dari buffer truk ke dalam pelabuhan yang investasinya akan disiapkan oleh IPC,” ucap Guna Mulyana. (Hbb)