JAKARTA-MARITIM : Ruslam Aji, akhirnya terpilih jadi orang pertama pimpin Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Yogyakarta pada Musda DPD HIMKI DI Yogyakarta, Senin (12/4). Kegiatan ini diadakan 1 kali dalam 3 tahun dengan tema “Menuju HIMKI DIY yang Profesional dan Transparan di Era Digital”.
Selain Ruslam Aji, terpilih juga Zainal Arifin sebagai Sekretaris DPD HIMKI DIY. Ruslam Aji akan melakukan pembenahan-pembenahan organisasi dan bersinergi dengan pemda. Termasuk bersaing memanfaatkan era teknologi digital secara maksimal mengantarkan UKM/IKM mampu bersaing secara global.
Menurutnya, digitalisasi mendorong persaingan karena memungkinkan model bisnis yang inovatif dan memungkinkan perusahaan untuk meningkat dengan cepat. Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya UKM/IKM telah berubah menjadi eksportir dan bergabung dengan pasar e-commerce, dan bisa bersaing dengan perusahaan multinasional.
“Kami menyadari bahwa era digital merupakan tantangan yang harus diraih dan kami jadikan sebagai peluang untuk mendukung pertumbuhan industri mebel dan kerajinan nasional. Kami juga menyadari, tidak banyak perusahaan siap menghadapi kondisi ini, hanya perusahaan yang didukung dengan infrastruktur yang memadai, system yang efisien dan efektif dan pengendalian manajemen yang baik yang memungkinkan untuk bisa bersaing dan memenangkan persaingan di era global ini,” katanya.
Karena itu kita harus melakukan evaluasi di semua lini dan merencanakan ulang system yang selama ini telah berjalan untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi global dan persaingan digital saat ini.
Kita memiliki potensi tinggi bersaing di era ini terutama dalam jumlah penduduk yang besar dengan sejumlah skill yang dimiliki, jumlah pengguna internet yang terus meningkat, termasuk sumber daya yang melimpah, semua sangat berpotensi untuk merebut persaingan di era globalisasi dan ekonomi digital.
Meskipun begitu, lanjut Ruslan, ternyata masih ada beberapa potensi yang dapat menjadi penghambat untuk memenangkan persaingan ini, antara lain belum tersedianya infrastruktur digital yang memadai, adanya gap pemanfaatan dan penguasaan teknologi dan masih adanya peraturan yang khusus mengatur ekonomi digital. Kondisi ini tentu tidak membuat kami patah semangat, kami tentu terus melakukan banyak terobosan-terobosan.
Menuju industri
Sementara Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur, menambahkan tema Musda HIMKI DIY tentu tidak dapat dilepaskan dari jati diri HIMKI untuk terus memajukan industri mebel dan kerajinan nasional secara keseluruhan.
HIMKI diharapkan menjadi institusi yang aspiratif dan akomodatif dengan semangat kesetaraan di antara sesama anggotanya. Sebab HIMKI didirikan atas dasar kesamaan visi, misi dan tujuan di antara para anggotanya untuk bersama-sama memajukan industri mebel dan kerajinan nasional.
“Kami akan terus melakukan pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional, yang meliputi terjaminnya keberlangsungan supply bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional,” tekan Sobur.
Ditambahkan, industri mebel dan kerajinan nasional adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini dan menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja. Sebab sampai saat ini industri mebel dan kerajinan tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh local content yang cukup besar.
Industri mebel dan kerajinan akan terus mengalami pertumbuhan. Ini terlihat pada table pertumbuhan ekspor tahun 2020 meskipun terjadi wabah Pandemi Covid 19 tetapi industri ini terus tumbuh, terutama ke pasar Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan US$ 200 juta. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN. Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini bisa menjadi industri yang tangguh. (Muhammad Raya)