2024, Target Ekspor Bumbu Pangan Olahan IKM Capai US$2 Miliar

Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih

JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pada 2024 terjadi peningkatan ekspor bumbu/produk pangan olahan asal industri kecil dan menengah (IKM) dengan nilai mencapai US$2 miliar. Bahkan, dengan target sebesar itu, maka jumlah restoran Indonesia yang beroperasi di luar negeri juga otomatis meningkat hingga 4.000 unit. Yang akhirnya terjadi pula peningkatan jumlah wisatawan kuliner.

Hal itu dikatakan Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih pada ‘FGD Peluang Pasar Dalam Negeri dan Ekspor Produk IKM Pangan di Provinsi Jawa Timur’ secara virtual, Senin (12/7).

Read More

Menurutnya, permasalahan utama kuliner Indonesia itu adalah kurang dikenal dan kurang banyak diminati oleh masyarakat di mancanegara. Padahal, kuliner Indonesia memiliki cita rasa yang khas dan otentik di dalam bumbu masakannya. Selain itu, kuliner Indonesia juga belum dapat mengimbangi popularitas makanan asal Thailand, Korea, Jepang dan China.

Terkait itu, jajaran Ditjen IKMA Kemenperin ke depan mulai melakukan strategi ‘Indonesia Spice Up The World’ dan ‘Aku Siap Ekspor’. Sehingga diharapkan dengan 2 tagline tersebut IKM kuliner nasional punya daya saing dan mulai dikenal di mancanegara karena memiliki cita rasa masakan yang khas.

Untuk mengenalkan bumbu/produk pangan olahan khas Indonesia, sambung Gati, pihaknya akan melakukan 2 pendekatan. Yaitu gastrodiplomasi restoran dan destinasi gastronomi.

“Program ini diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekspor utamanya kuliner melalui pemanfaatan rantai produksi global serta perluasan produk ekspor. Dimana untuk tahun ini sasarannya adalah negara-negara di Afrika dan Australia,” katanya.

Sementara Indonesia Spice Up The World akan diluncurkan pada National Day Expo 2021 Dubai pada 2 Nopember 2021. Rencananya, bumbu-bumbu yang diprioritaskan untuk ekspor adalah bumbu nasi goreng, rendang, soto, sate dan bumbu gado-gado. Sedangkan rempah-rempah yang diprioritaskan ekspor adalah lada, pala, cengkeh, jahe, vanila, kayu manis dan lainnya.

Untuk tagline ‘Aku Siap Ekspor’, ujar Gati, akan dikolaborasikan dengan 3 kementerian. Yaitu Kemenperin, Kemendag dan Kemenparekraf. Ditambah 3 lembaga pendukung seperti HIMKI, Dekranas dan Yayasan BEDO.

Tujuan kegiatan berupa pelatihan dan pendampingan UKM terpilih di sektor home decor untuk memasuki pasar internasional. Dengan harapan para pelaku UKM dapat menyusun Export Marketing Plan yang sesuai dengan target pasar dan bisa mendapatkan buyer pada saat pameran maupun lewat riset secara daring. Sehingga terjadi peningkatan omset perusahaan 3 kali lipat di akhir program.

Metodologi yang dipakai adalah workshop (daring dan luring), praktek simulasi pendampingan dan akses pasar (pameran). (Muhammad Raya)

Related posts