Tanjung Perak Surabaya – Maritim
TRAGEDI terbakarnya KM Mutiara Sentosa-1 di perairan Kepulauan Masalembu pekan lalu, seakan pengulangan musibah yang menimpa KM Tampomas-2, pada 27 Januari 1981. Sebagai memorabilia, KM Tampomas-2 dengan volume 6.139 GRT panjang 125 meter yang dioperasikan Pelni, merupakan kapal ro-ro yang dibeli dari Jepang sebagai kapal bekas, yang telah berusia pakai 25 tahun. Ketika kecelakaan itu terjadi, tengah berlayar dari Jakarta ke Makasar, sesuai manifest mengangkut 1.055 orang penumpang dan 82 ABK, 191 mobil dan 200 sepeda motor. Sebanyak 431 orang diduga tewas, dengan 143 mayat ditemukan, 288 orang hilang dan 753 penumpang selamat.
Kendati jumlah kurban jiwa dan kerugian materii l yang dialami dalam kebakaran KM Mutiara Sentosa-1 jauh lebih sedikit dari korban KM Tampomas-2, tetapi Kemenhub tetap lakukan evaluasi dan law enforcement terhadap aturan-aturan keselamatan pelayaran agar musibah kebakaran kapal tak terulang. A. Tonny Budiono, Dirjen Perhubungan Laut katakan prihatin atas terulangnya musibah terbakarnya kapal penumpang di perairan Indonesia. Ujar Tonny, Sabtu (20/5/2017) lalu: “Terbakarnya KM. Mutiara Sentosa 1. menandakan belum sepenuhnya aturan keselamatan pelayaran dijalankan dengan sungguh-sungguh”.
Tonny menambahkan, pihaknya telah melalukan berbagai upaya dalam peningkatan keselamatan pelayaran, seperti melakukan uji petik kelaiklautan secara berkala oleh tim marine inspector Ditjenla, utamanya jelang Angkutan Laut Lebaranyang utuk tahun 2017 ini dilaksanakan dari 17 April sampai dengan 30 Juni 2017. Dia berharap faktor keselamatan pelayaran harus dilaksanakan semua pihak baik regulator, operator maupun pengguna jasa transportasi laut. Fihaknya telah instruksikan agar jajaran Ditjenla menindak pelanggaran atas kelalaian terhadap keselamatan pelayaran tanpa kompromi.
Seperti diketahui, kapal milik PT. Atosim Lampung Pelayaran Surabaya terbakar pada posisi 05.33.845 S dan 114.31.271E sekitar 3 mil Timur Laut Pulau Masalembu. Kapal KM. Mutiara Sentosa 1 dengan berat GT. 12.365 panjang 134 meter lebar 21 meter merupakan kapal penumpang berbendera Indonesia dengan IMO number 8718471 yang dinakhodai Eddy Sarwoto. Kapal berangkat dari Surabaya Kamis (18/5) jam 23.41 WIB tujuan Balikpapan dengan 37 ABK, dan 2 sepedamotor, 21 mobilkecil, 10 truk sedang dan 47 truk besar, serta 132 orang dewasa dan dua anak-anak.
Dalammusibah tersebut, tercatat 5 orang meninggal dunia, dievakasi menggunakan KN SAR-225 menuju Pelabuhan Tanjug Perak Surabaya, tiba pukul 03.30 Minggu dini hari (21/5/2017). Kelima korban meninggal tersebut dibawa Kapal Negara (KN) SAR 225, milik Basarnas. Menurut Gatot Ibnu Wibisono, dari Basarnas, dari korban yang dievakuasi terdiri dari 5 korban meninggal, dan 3 lainnya mengalami luka-luka. Tiga korban yang mengalami luka-luka ialah Subari asal Situbondo, Saptana asal Malang, dan Risandi asal Jakarta. Empat korban meninggal yang telah teridentifikasi, tiga di antaranya berasal dari Jawa Timur, yaitu Bambang asal Surabaya, Prayit asal Banyuwangi, Supri asal Malang, Jawa Timur, dan Yusuf asal Purwodadi,Jawa Tengah.***ERICK A.M.