JAKARTA-MARITIM: Kementerian Ketenagakerjaan saat ini terus meningkatkan kompetensi pencari kerja. Peningkatan kompetensi calon pekerja dilakukan melalui berbagai pelatihan vokasi, baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta.
Peningkatan kompetensi ini gencar dilakukan mengingat profil ketenagakerjaan Indonesia didominasi pencari kerja yang berpendidikan SMP ke bawah dengan skill terbatas, yang pada akhirnya produktivitasnya pun terbatas.
“Ini pekerjaan terberat kita. Padahal kita akan punya bonus demografi, yakni usia produktifnya dominan 70 persen, dan menjadi tidak baik kalau tidak diikuti oleh kompetensi yang belum memiliki daya saing,” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menerima audiensi pimpinan PT Grab Teknologi Indonesia secara virtual, Jumat (22/10/2021).
Menurut Menaker, pelatihan vokasi dipilih karena pemerintah tidak bisa memaksakan orang yang bukan lagi usia kerja untuk kembali mengikuti pendidikan vokasi atau pendidikan formal.
“Upaya Kemnaker dalam mewujudkan pencari kerja yang kompeten dengan cara menggencarkan pembangunan BLK Komunitas di tengah-tengah masyarakat. Ini sebagai upaya mendekatkan akses pelatihan kepada masyarakat,” ucapnya.
Untuk itu, sejak 2017 hingga 2020, Kemnaker telah membangun 2.127 BLK Komunitas yang melatih masyarakat dengan berbagai kejuruan dan program pelatihan. Sedangkan dari sisi kualitas, lanjut Menaker, pihaknya telah mengembangkan kejuruan di BLK Komunitas menjadi 24 program kejuruan.
Selain itu, BLK Komunitas juga didorong untuk bekerja sama dengan industri setempat. Sehingga pelatihan vokasi yang diselenggarakan di BLK Komunitas memiliki relevansi dengan kebutuhan industri setempat. (Purwanto).