YOGYAKARTA-MARITIM : Saat pandemi Covid 19, keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing global merupakan kunci utama mendorong kembali bergeraknya sektor industri. Karena untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor industri setidaknya terdapat 3 faktor utama yang harus diperhatikan yakni investasi, teknologi dan SDM.
“Pada saat pandemi Covid 19 ini, sangat terasa bahwa keberadaan SDM yang kompeten dan berdaya saing global merupakan kunci utama mendorong kembali bergeraknya sektor industri,” kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Restu Yuni Widayati, saat membacakan sambutan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada acara Wisuda Poltek ATK Yogya Tahun 2021, di Auditorium Poltek ATK, di Yogyakarta, Sabtu (18/12).
Pada kesempatan itu hadir Direktur Poltek ATK Yogyakarta Sugiyanto bersama Pimpinan dan Anggota Senat Akademik, Staf Ahli BPSDMI Mujiyono, Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Aparatur Dadi Marhadi. Kemudian Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan Sucipto, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan, para Wisudawan dan Wisudawati serta para orang tua/wali lulusan serta para undangan dan tamu lainnya.
Untuk mewujudkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global tersebut, menurut Restu, Kemenperin telah menetapkan kebijakan pengembangan SDM industri yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 1009 tahun 2021 tentang Pengembangan Vokasi Industri Bertaraf Global Menuju Corporate University.
“Bahwa BPSDMI Kemenperin memiliki visi menjadi vokasi industri bertaraf global untuk mendukung pembangunan industri nasional yang berdaya saing dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara industri tangguh,” ungkapnya.
Visi lainnya, adalah mengembangkan pendidikan vokasi industri dual system bertaraf global sebagai referensi model pendidikan vokasi nasional, mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sesuai kebutuhan industri. Lalu membangun Balai Diklat Industri (BDI) sebagai center of excellences pembangunan tenaga kerja lndustri, membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) sebagai hub dan ecosystem center industri 4.0.
Visi berikutnya, sambung Restu, mengembangkan kelembagaan inkubator bisnis industri pada lembaga pendidikan dan pelatihan industri. Membangun digital ASN Talent Pool and Knowledge Management Center sebagai Pusat Pembinaan ASN pembina industri, membangun pusat pengembangan (development center) infrastruktur kompetensi industri dan membangun wadah (hub center) sinergi, kolaborasi dan kerja sama dengan seluruh stakeholder nasional dan global dalam mengembangkan vokasi industri.
“Semua upaya itu dilakukan sebagai bentuk pengembangan dan tanggungjawab Kemenperin melalui unit pendidikan vokasi, SMK, Politeknik maupun Akademi Komunitas yang telah diakui dan dijadikan acuan dalam pengembangan pendidikan vokasi secara nasional,” urainya.
Karena pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh Kemenperin benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha industri. Sehingga para lulusan bisa terserap bekerja di industri.
“Bagi para lulusan yang belum bekerja, saya minta Poltek ATK Yogya terus memantau proses rekrutmen yang sedang berjalan dan memfasilitasi tersedianya informasi peluang kerja hingga penempatan bekerja di perusahaan industri,” pesan Restu. (Muhammad Raya)