JAKARTA — MARITIM : Ditengah ketidakpastian ekonomi global yang menantang, menjadi moment positif bagi perkembangan ekonomi nasional, yang mana PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), bisa menorehkan kinerja positif dikuartal II-2022, dengan mendulang laba sebesar Rp2,13 triliun atau meningkat 41,31 persen dibanding Juni 2021 (Year on year).
Peningkatan laba yang sangat signifikan ini, menurut Direktur Utama BSI Hery Gunadi, membaiknya tingkat pergerakan masyarakat dari ancaman pandemi covid-19. Pergerakan masyarakat ini, ikut mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang terus membaik, begitu juga berbagai sektor bisnis, diantaranya perbankan.
Saat memaparkan kinerja kuartal II-2022, Kamis (25/8) Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, kinerja BSI yang solid pada pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh kemampuan perseroan menjaga keseimbangan seluruh rasio keuangan. Sehingga bertumbuh sehat, dan intermediasi yang terus membaik. Hal tersebut mendukung profitabilitas BSI terus meningkat, dengan laba bersih tumbuh double digit menjadi Rp2,13 triliun per Juni 2022.
Dengan pertumbuhan laba yang double digit ini, Hery yakin, BSI semakin optimistis. Bahwa dengan dukungan berbagai pihak kepada BSI, akan semakin memperkokoh kinerja perseroan sehingga pada akhir tahun nanti capaian perseroan akan dapat memenuhi target yang diharapkan.
“Berbagai aksi korporasi akan dilakukan perseroan pada tengah tahun ini, juga menjadi salah satu strategi untuk menguatkan BSI dari sisi aspek permodalan,” tutur Hery.
Berbicara tentang kinerja positif BSI, dijelaskan, ini juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 244,66 triliun, tumbuh 13,07 persen dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito. Kepercayaan masyarakat terhadap tabungan BSI menghantarkan tabungan BSI berada pada posisi Top 5 industri perbankan nasional.
Ia mengaku, tabungan wadiah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat, karena bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang modern dan mudah diakses. Sedangkan dari sisi bank, menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi bagi hasil.
Pembiayaan Tumbuh Signifikan
Lebih jauh tentang kinerja positif BSI, Hary mengatakan, ini juga didukung oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat. Pembiayaan BSI secara keseluruhan sebesar Rp 191,29 triliun tumbuh 18,55 persen. Segmen pembiayaan terbesar yang menyokong capaian tersebut di antaranya pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen, pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen dan gadai emas tumbuh 20,07 persen . Raihan ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen.
Kinerja yang solid dan sehat lanjutnya, juga ditunjukan dari pertumbuhan aset sebesar 12,46 persen secara yoy menjadi Rp277,34 triliun. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 74,50 persen.
“Untuk ke depannya, BSI akan fokus pada investasi berkelanjutan serta pengembangan islamic ecosystem sesuai dengan semangat ekonomi hijau berlandaskan ESG (Environmental, Social, and Governance) yang saat ini sedang diperkuat oleh pemerintah dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital sejalan semangat transformasi di tubuh BSI,” lanjut Hery.
Per Juni 2022, user pengguna BSI Mobile mencapai 4,07 Juta user naik sebesar 81persen secara yoy. Jumlah pengguna yang semakin meningkat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun Internet Banking. Dimana saat ini profil nasabah BSI sebanyak 97 persen, telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar.
Keuangan Berkelanjutan
Sebagai bank syariah terbesar di tanah air, Hery mengatakan, dalam menyalurkan pembiayaan, BSI terus menjaga nilai-nilai syariah dengan memberikan pembiayaan yang sehat dan sustain. Sehingga, tetap menjaga keberlangsungan kehidupan dan lingkungan.
BSI terus berkomitmen dalam penerapan prinsip environmental (lingkungan), social (sosial) dan governance (tata kelola perusahaan) atau ESG, selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance).
BSI mencatat pembiayaan terkait ESG terus mengalami peningkatan dan ke depannya akan diakselerasi sehingga perseroan mampu menghadirkan value yang lebih baik kepada para stakeholdernya. Tentunya value tersebut dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Per Juni 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp 50,05 triliun atau 26 persrn dari total pembiayaan BSI.
Menurut Hery, perseroan juga menggencarkan implementasi keuangan berkelanjutan dengan penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) yang mengusung konsep 3P (people, planet dan profit). Dana CSR yang disalurkan BSI ke berbagai sektor socioeconomic mencapai Rp84,1 miliar. Salah satunya pendampingan dan pengembangan 19 Desa Binaan BSI yang tersebar di Aceh, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Makassar.
Sementara itu, dalam bidang spiritual, BSI membangun masjid-masjid di tempat wisata, terbaru yakni Masjid BSI Pananjakan di kawasan Bromo Jawa Timur. Adapun terkait People, BSI memberikan lebih dari 400 program beasiswa, sedangkan dalam hal Charity dan Environment BSI melakukan gerakan penanaman pohon lebih dari 20.000 bibit di daerah – daerah berpotensi rawan banjir.
“Mendorong pembangunan keuangan berkelanjutan menjadi salah satu komitmen kami dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai daerah, di antaranya melalui project green campaign dan kepedulian terhadap lingkungan,” pungkas Hery.(Rabiatun)