Siti Nur Handiyah, Kandidat Penerima Upakarti 2022, Memberdayakan Masyarakat Sebagai Mitra Bisnis

Direktur CV Multi Dimensi Siti Nur Handiyah bersama karyawannya

CIREBON-MARITIM : Membina 90 orang tenaga kerja di dalam perusahaan, adalah tugasnya. Membina kelompok-kelompok kerja yang tersebar di 14 titik di berbagai wilayah Indonesia, adalah pekerjaannya. Memberikan santunan berkala kepada 33 keluarga yatim piatu di Kabupaten dan Kota Cirebon, merupakan giat spiritualnya yang tak bisa dilupakan. Kemudian memberikan santunan rutin biaya pendidikan untuk 4 anak dari keluarga kurang mampu yang tersebar di Bogor, Cirebon dan Purwokerto, adalah kegiatan sosialnya yang tak bisa ditinggalkan.

Itulah sosok kehidupan sosial dari Hajjah Siti Nur Handiyah, yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur CV Multi Dimensi, yang namanya pada 2022 ini masuk sebagai salah satu kandidat penerima Penghargaan Upakarti Kategori Jasa Kepeloporan dari pemerintah.

Pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pengolahan limbah kulit kerang, akhirnya mengantarkan wanita separuh baya ini sukses menapaki bisnisnya ke belahan dunia sana. Bayangkan, setelah perusahaannya berdiri pada 2000, kini hampir seluruh hasil produksi dijual ke pasar luar negeri. Artinya, 90% produk yang dihasilkan berupa home decorations dan furniture seperti lampu, cermin, tissue box, meja makan, sofa dan lain sebagainya dikirim ke mancanegara. Beberapa negara tujuan ekspor tersebut adalah Perancis, Italia, Inggris, Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Colombia, Thailand, Australia dan Rusia.

Haji Achmad, Imam Masjid Raudhatul Jannah sekaligus tokoh masyarakat yang dibiayai berangkat ibadah umroh

“Sisanya baru dipasarkan di dalam negeri. Sebelum pandemi Covid-19, kami pernah mencapai masa keemasan pada 2005 hingga 2015, di mana pada masing-masing tahun tersebut, Multi Dimensi dapat membukukan penjualan lebih dari Rp10 miliar. Bahkan pernah mencapai Rp15 miliar dalam setahun,” kata mantan PNS pada Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan pada 1982-2000, saat berbincang-bincang di kantornya di bilangan Desa Astapada, Seberang Fly Over Tol, Tengah Tani, Cirebon, Jawa Barat, belum lama ini.

Pemilik Istana Kerajinan Kerang ini mengatakan, alasan dipilihnya kerajinan kerang sebagai fokus bisnisnya, karena melihat tumpukan sampah kerang yang begitu menggunung di pantai Cirebon, lantas terbetik untuk memberdayakan masyarakat sekitar yang terdampak krisis ekonomi. Sehingga bisa menambah pendapatan keluarga. Apalagi, Indonesia saat itu tengah dilanda krismon. Sementara di negara tetangga — Filipina — diketahui kerajinan kerang telah eksis dan punya prospek yang cukup bagus untuk diekspor.

Alhasil, awal bisnis dimulai dengan mendidik warga sekitar pantai (nelayan) Cirebon untuk memanfaatkan sampah kulit kerang, lalu mencari sumber kerang lain dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatera. Kalimantan dan Sulawesi. Memang sempat pula mengekspor bahan baku kerang mentah ke Filipina dan mengekspor barang setengah jadi ke Filipina. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Banting setir, semua akhirnya dikerjakan sendiri di dalam negeri.

Untuk membangun usaha, kata Nur, pihaknya melakukan berbagai langkah inovasi dan pengembangan bisnis. Yakni, melakukan ekspor barang jadi secara langsung ke negara-negara pemesan — tidak lagi melalui Filipina. Kemudian inovasi produk yang tidak dimiliki negara kompetitor, seperti cermin, lampu fiber, furniture dan lain sebagainya. Menambah karyawan internal untuk dididik jadi pengrajin kerang dan membentuk kluster-kluster di berbagai daerah pantai sebagai supplier bahan baku kerang serta memberdayakan mantan karyawan agar jadi mitra bisnis atau sebagai pengrajin/supplier rumahan.

Mitra bisnis

Boss Multi Dimensi ini menjelaskan, selain fokus melakukan bisnis, pihaknya juga memberikan perhatian pada masyarakat untuk diberdayakan sekaligus sebagai mitra bisnisnya. Di mana hingga kini telah ada sekitar14 kelompok yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yaitu Cirebon, Indramayu, Bekasi, Brebes, Langkat, Situbondo, Kronjo hingga Morowali. Totalnya mencapai 150 orang.

Kelompok-kelompok tersebut melakukan berbagai macam kegiatan usaha seperti supplier bahan baku kerang, supplier kerajinan kerang setengah jadi, supplier barang jadi, supplier alat-alat listrik dan supplier nasi kotak karyawan pabrik.

Tofik Hidayat, mitra bisnis IKM CV Multi Dimensi, yang membuka toko supplier peralatan listrik

Sejauh ini, menurut Nur, pihaknya telah memberikan bantuan dan dukungan terhadap mitra bisnis industri kecil dan menengah (IKM) tersebut. Di antaranya, memberikan bantuan permodalan berupa pinjaman tanpa bunga dan dibayar dengan diangsur memotong nilai/pekerjaan. Memberikan bantuan sarana dan prasarana seperti gudang atau tempat produksi, memberikan hibah peralatan produksi, memberikan bantuan membuka gerai usaha agar mitra bisnis dapat menjual produknya langsung ke masyarakat umum.

Mengikutsertakan mitra bisnis dalam berbagai macam pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau mandiri, membebaskan mitra bisnis agar dapat menjual produknya langsung ke pembeli lainnya dan membantu memasarkan produk mitra bisnis ke berbagai gerai atau agen ekspor lainnya. Kemudian memberikan bantuan spiritual berupa perjalanan ibadah umroh.

“Saat ini, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, kinerja Multi Dimensi mengalami penurunan omzet yang cukup drastis. Hal ini dikarenakan biaya pengapalan yang sangat mahal dan kebutuhan akan produk kerajinan kerang menjadi tidak menarik,” ungkap Nur.

Namun, sambungnya, kinerja perusahaan mulai membaik di kuartal I tahun 2022. Order ekspor dengan nilai yang signifikan diterima. Tapi memburuk kembali memasuki semester II tahun 2022 karena efek perang Rusia-Ukraina.

Kini, untuk menjaga kinerja perusahaan tetap stabil dan beroperasi, wanita penyuka desain interior ini melakukan dan menjaga hubungan bisnis dengan para supplier dari Medan, Nusa Tenggara hingga Sulawesi. (Muhammad Raya)

Related posts