Puncak Hari Batik Nasional 2022, Industri Batik Berbahan Baku Lokal Punya Potensi Besar untuk Dikembangkan

Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi

JAKARTA-MARITIM : Industri kerajinan dan batik yang bertumpu pada pemanfaatan bahan baku lokal Indonesia,  memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan dengan menggandeng berbagai instansi, asosiasi, pelaku industri maupun praktisi.

Industri ini juga merupakan salah satu sektor yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Sektor yang di dominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang dalam 47.000 unit usaha dan tersebar di 101 sentra di Indonesia. Selain itu, industri batik yang merupakan bagian dari industri tekstil, juga menjadi salah satu sektor andalan dalam implementasi peta jalan terintegrasi Making Indonesia 4.0.

Read More

Demikian dikatakan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Doddy Rahadi, pada Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2022, yang mengambil tema “Batik Merangkai Indonesia”, di Yogyakarta, Selasa (4/10).

Menurutnya, industri batik mendapat prioritas pengembangan, karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Dimana industri batik kita mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan produknya telah diminati pasar global.

“Kemenperin mencatat, capaian ekspor batik pada 2021 mencapai US$46,24 juta dan pada semester I tahun 2022 mencapai US$27,42 juta, yang mana industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia,” ujar Doddy.

Terkait itu, untuk terus berdaya saing dan sejalan dengan tren perkembangan pasar dunia, industri kerajinan dan batik juga harus memperhatikan prinsip-prinsip sustainability dan wawasan lingkungan. BSKJI Kemenperin melalui Pusat Industri Hijau telah mengembangkan Standar Industri Hijau (SIH) untuk Industri Batik dan telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 39/2019.

Dijelaskan, implementasi green batik pada produk batik dapat dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner production), dengan menerapkan 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery). Poin utama dalam konsep green batik adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang, energi dan penurunan emisi GRK di seluruh tahapan produksi sekaligus meminimalisir terbentuknya limbah sisa produksi.

“Dengan mengadopsi nilai-nilai industri hijau tersebut, industri batik akan menjadi semakin kompetitif dalam penetrasi pasar, sekaligus meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksinya,” harap Doddy Rahadi.

Dalam rangkaian kegiatan Hari Batik Nasional 2022, dilaksanakan juga serah terima sertifikat Batik Mark kepada perwakilan industri penerima fasilitasi, yang diselenggarakan BBSPJI Kerajinan dan Batik. Pihak BBSPJI Kerajinan dan Batik tidak berjalan sendiri namun bekerjasama dengan Ditjen IKMA Kemenperin dan pihak lain yang mendukung.

Sebagai informasi, jumlah penerima fasilitasi sertifikasi Batik Mark tahun ini sebanyak 50 IKM yang tersebar dari Pulau Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan hingga Papua. Batik Mark sendiri merupakan suatu tanda yang menunjukan identitas dan ciri batik buatan Indonesia yang terdiri dari tiga jenis yaitu batik tulis, batik cap dan batik kombinasi tulis dan cap. Batik Mark dilindungi dengan Hak Cipta Nomor 034100 tanggal 5 Juni 2007.

Doddy mengharapkan, para penerima sertifikasi Batik Mark ini akan merasakan manfaat di antaranya memberikan legalitas bagi produsen dan konsumen produk batik Indonesia, terhadap keaslian dan mutu produk yang diperdagangkan.

Sebagai pembeda antara batik buatan Indonesia dengan produk tekstil lainnya, memudahkan konsumen mencanegara mengenal batik Indonesia dan mendukung promosi batik Indonesia di pasar internasional.

“Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk selalu mencintai batik, produk kreatif berbasis budaya asli Indonesia, dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan membeli dan mengenakan batik asli Indonesia. Hal ini juga merupakan salah satu upaya kita bersama dalam mendukung pelestarian batik Indonesia. Kebanggaan mengenakan batik adalah kebanggaan mengenakan Produk Buatan Indonesia,” ungkap Doddy. (Muhammad Raya)

Related posts