JAKARTA — MARITIM : Tangan merupakan media utama manusia dalam beraktivitas, juga menjadi sarana fital penularan penyakit. Karenanya untuk menjaga kesehatan dari penularan penyakit, tangan harus dicuci sebelum makan dan kegiatan lainnya.
Sayangnya belum semua masyarakat, sadar akan membersihkan tangan sebelum beraktivitas. Kesadaran mencuci tangan baru tumbuh, saat pandemi covid-19 yang secara gencar, menghimbau masyarakat untuk mencuci tangan sebelum, dan sesudah beraktivitas. Cuci tangan disini, tidak hanya sekedar membasahi dengan air, tapi harus pakai sabun (cuci tangan pakai sabun/CTPS) plus hand sanitizer. Ini terbukti menjadi perilaku yang jarang dari kebiasaan, meski sederhana tapi memiliki dampak dalam pencegahan penyakit menular.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) menjadi aktivitas baru dalam keseharian masyarakat, ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 ditengah pandemi covid-19, baru sekitar 75,38 persen masyarakat yang sadar mematuhi CTPS . Artinya dalam hal mencuci tangan, masih memerlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari, terlebih di tengah pandemi covid-19. Tentunya ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh Pemerintah, tapi memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, untuk menyebarluaskan edukasi CTPS, sebagai salah satu pilar penting dalam Gerakan Masyarakat Hidup sehat, dan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Bicara tentang kolaborasi, CTPS PT Unilever Indonesia, TBK masuk kategori yang cepat tanggap, sebagai salah satu perusahaan pemasok terbesar produk kecantikan dan perawatan tubuh, produk ke eesihan rumah tangga juga makanan dan minuman. Melalui produk perawatan tubuh, Lifebuoy sejak 2004 secara konsisten melakukan edukasi masyarakat cuci tangan memakai sabun. Ini lebih intens, pada pandemi covid-19. Maksudnya, jauh sebelum pandemi covid-19 dan gaung yang mewajibkan masyarakat mencuci tangan, Unilever dengan Lifebuoynya sudah melakukan itu. Hasilnya, saat ini sudah sekitar 105 juta tangan bersih di Indonesia, sesuai komitmen Unilever meningkatkan kesehatan masyarakat, kepercayaan diri dan kesejahteraan dengan produk sabun.
Hari CTPS Sedunia
Bicara soal cuci tangan (CTPS) semua image akan tertuju pada pandemi covid-19, ternyata tidak seperti itu meski penggalangan intensif CTPS saat pandemi covid-19. Benarnya, CTPS sudah ada sebelum pandemi covid-19, bahkan dunia mengakuinya dan merayakannya tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun, sedunia, yang pertama dirayakan pada 2008 di Stockholm, Swedia.Kemitraan Cuci Tangan Global (GHP) memprakarsai pencanangan Global Hand Washing Day, dan selanjutnya oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ditetapkan, setiap tanggal 15 Oktober sabagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS).
Menyambut pengakuan ini, Unilever dengan produk-produk kesehatan diantaranya Lifebuoy mengapresiasi HCTPSS, pada tahun 2021 mengusung tema “Masa Depan Kita di Tangan Kita. Mari Beraksi Bersama Untuk Membuat CTPS Nyata Bagi Semua”, dengan tagline Cuci Tangan Pakai Sabun Budaya Kita.
Unilever dengan Lifebuoy ikut mendedikasikan kampanye global ini untuk meningkatkan kesadaran mencuci tangan pakai sabun sebagai faktor kunci dalam pencegahan penyakit. Dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, diklaim bisa mencegah penyakit menular, diantaranya diare dan saluran pernapasan juga covid-19, yang pandeminya mengglobal diakhir 2019.
Seperti diketahui, HCT Sedunia pada 2021 bersamaan dengan situasi dunia termasuk Indonesia, menghadapi pandemi covid-19. Ini sebagai pengingat bahwa cuci tangan adalah hal yang paling mudah mencegah penyebaran virus apapun, dan memastikan kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan. Kembali ditegaskan bahwa mencuci tangan secara teratur, sangat bermanfaat bagi kesehatan diri karena tangan bersih artinya mencuci dengan sabun, menghindari diri dari infeksi berbagai penyakit, seperti infeksi pernapasan dan resistensi penyakit lainnya.
Lifebuoy Gelar Coaching Clinic
Mencuci tangan dengan sabun, terlihat sebagai aktivitas yang ringan, namun secara perbuatan akan menjadi berat bila tidak dibiasakan. Kebiasaan untuk kesehatan ini, kebanyakan orang hanya dikerjakan untuk hal-hal tertentu saja, makan misalnya bahkan yang inipun sering terabaikan.
Berpulang pada keseharian yang tidak menyehatkan ini, Unilever dengan Lifebuoynya beberapa tahun belakangan ini, mengedukasi anak-anak mencuci tangan pakai sabun (CTPS). Sekaligus mengajak masyarakat CTPS di 5 moment penting yaitu cuci tangan sebelum makan, cuci tangan sehabis buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, setelah menceboki bayi dan setelah kontak dengan hewan .
Ini kerangka umum untuk masyarakat, dan pada peringatan Ari Cuci Tangan Sedunia, 15 Oktober 2022 dan dalam rangka kampanye “Juara Cuci Tangan” yang diluncurkan, Lifebuoy mengedukasi anak-anak melalui aktivitasnya bermain bola.
Lewat Lifebuoy Gelar Coaching Clinik, Unilever mengemasnya melalui Sepak Bola untuk Edukasi Anak Indonesia Jadi Juara Cuci Tangan di 5 Momen Penting . Dengan mengundang Coach Bima Sakti, Kim Kurniawan untuk memberikan pembekalan kepada 60 anak siswa Sekolah Dasar di Jabodetabek.
Tahun 2022 ini Lifebuoy menggandeng pelatih Tim Nasional U-17 Bima Sakti dan Kim Kurniawan atlet sepak bola nasional, menggelar kegiatan coaching Clinik sepak bola untuk anak-anak Sekolah Dasar Jabodetabek, bertempat di Lapangan Rugby, Senayan, Kamis (3/11).
Di tengah coaching Clinik ini, anak-anak turut diajarkan mengenai pentingnya membiasakan diri mencuci tangan di 5 moment penting. Sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarluaskan kebiasaan baik ini kelingkungan sekitar.
Dalam kesempatan tersebut Kevin Stefano, Senior Brand Manager Lifebuoy , mengaku, saat ini kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS masih harus ditingkatkan. Data BPS 2021 menunjukkan bahwa bahkan di tengah pandemi, hanya 75,38 persen masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS . Artinya, masih diperlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari.
“Sebagai sahabat keluarga yang memberikan perlindungan dari kuman dan menjaga agar anak tidak mudah jatuh sakit, Lifebuoy memahami pentingnya menanamkan kebiasaan baik dengan cara yang menyenangkan dan digemari anak,”tutur Stefano seraya menambahkan, Sebagai bagian dari kampanye “JuaraCuciTangan”, kami percaya kegiatan coaching clinic hari ini adalah medium edukasi yang sangat tepat, terlebih menyambut Piala Dunia FIFA 2022 yang sebentar lagi akan berlangsung.
Melalui kegemaran terhadap sepak bola, anak-anak dapat mempelajari nilai-nilai yang dapat membantu mereka, untuk lebih mudah memahami dan mempraktekkan pentingnya kebiasaan CTPS di 5 Momen Penting.
Sementara Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menanggapi, “Melalui sepak bola, anak belajar untuk disiplin dan konsisten berlatih agar bisa menjadi juara. Jika dihubungkan dengan kebiasaan CTPS, anak jadi terbiasa untuk lebih disiplin dan konsisten membersihkan diri sebagai ritual yang tidak terlepaskan dari bermain sepak bola. Selain itu, sepak bola juga mengajarkan anak tentang pentingnya teamwork untuk mencapai tujuan. Terkait kebiasaan CTPS, anak jadi memahami pentingnya kerja sama dalam saling mengingatkan teman atau anggota keluarga agar rutin mencuci tangan sehingga tujuan bersama dapat tercapai, yaitu untuk terhindar dari penyakit.
Anna Surti Ariani turut menggarisbawahi, beberapa hal yang bisa dicapai melalui coaching clinic ini. Pertama adalah peer to peer learning, dimana anak-anak bisa saling belajar atau mengajarkan satu sama lain dalam lingkungan dan situasi yang mereka sukai. Selanjutnya, berbekal pengalaman yang menyenangkan ini akhirnya anak-anak bisa menjadi agent of change untuk menyebarluaskan apa yang mereka pelajari ke orang-orang di sekitar mereka, termasuk tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.
Untuk menyebarluaskan pesan dari kampanye ini, Lifebuoy telah menggelar rangkaian kegiatan secara online maupun offline, dimulai dari yel-yel CTPS yang disebarluaskan oleh 5 KOL anak yang mewakilkan figur #JuaraCuciTangan, yaitu: Arjuna Zayan Sugiono, Ryshaka Dharma Situmeang, Abimanyu Praja Soesetyo, Dia Sekala Bumi, dan Kenji Zizou Bachdim.
Melanjutkan semangat mereka, Lifebuoy juga mengajak siswa/i Sekolah Dasar di Jabodetabek untuk mengirimkan video tentang cara kreatif menerapkan CTPS di 5 Momen Penting. Setelah melalui proses seleksi, mereka yang mengirimkan video paling kreatif hari ini mendapatkan coaching clinic dari Coach Bima Sakti dan Kim Kurniawan.
Di kegiatan ini, anak-anak tidak hanya diajarkan teknik dan taktik bermain bola, namun juga keutamaan CTPS di 5 Momen Penting. Agar anak-anak peserta coaching clinic dapat menyebarluaskan pengetahuan yang mereka dapat dengan lebih mudah, Lifebuoy membagikan booklet berisi teknik-teknik dasar sepak bola disertai edukasi tentang CTPS di 5 Momen Penting.
Kim Kurniawan menanggapi, disiplin adalah modal utama yang harus dimiliki seorang atlet, termasuk dalam menjaga kesehatan. Selain itu, teamwork juga menjadi modal bagi saya dan tim untuk meraih kemenangan. Kami saling menjaga kekompakan dan memastikan bahwa setiap pemain bisa memberikan performa terbaik di lapangan dengan kondisi yang prima. Untuk itu, kami selalu bekerja sama untuk saling mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan, termasuk dengan rutin mencuci tangan. Pengalaman inilah yang salah satunya akan saya tekankan untuk menginspirasi anak-anak peserta coaching clinic hari ini.
Juga Coach Bima Sakti berbagi antusiasmenya, “Upaya Lifebuoy untuk menyebarluaskan edukasi cuci tangan pakai sabun melalui olah raga sepak bola adalah hal yang unik dan patut untuk didukung. Saya percaya coaching clinic ini mampu menginspirasi anak-anak untuk tidak hanya menjadi atlet sepak bola berprestasi, namun juga lebih peduli dengan kebersihan dan kesehatan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun.
Kevin pun menutup kegiatan ini dengan mengatakan, rangkaian kegiatan coaching clinic ini akan direplikasi ke 5 kota lainnya (Bandung, Solo, Semarang, Bali, dan Medan) hingga 2023 mendatang. “Semoga seluruh rangkaian kampanye ini akan mampu menggerakkan sebanyak mungkin anak Indonesia untuk menjadi #JuaraCuciTangan di 5 Momen Penting dan bertindak sebagai agen perubahan bagi lingkungan di sekitar mereka.(Rabiatun)