BERDASAR pertimbangan agar kapl-kapal yang dioperasikan lebih efektif, PT ASDP Indonesia Ferry akan remajakan sekitar 47% kapal milikinya. Faik Fahmi, Direktur Utama PT ASDP, mengatakan: “Kami sedang persiapkan armada pengganti kapal-kapal tua karena dari 140 kapal kami, sekitar 47% telah berumur produksi di atas 20 tahun. Sebagai bagian dari proses peremajaan, perusahaan berencana membangun delapan kapal di galangan dalam negeri pada tahun ini. Untuk itu, saat ini sedang disiapkan spesifikasi teknis delapan kapal yang rencananya ditender pada tahun ini. Desain spesifikasi teknis kapal-kapal yang akan dibuat tahun ini, diperkirakan dapat selesai pada akhir Juli ini”.
Proses pembangunan delapan kapal di berbagai galangan nasional tersebut, dijadwal memakan waktu hingga 12 bulan. Karena itu, kapal-kapal yang dipesan tahun ini, akan dapat selesai akhir tahun 2018. Menurut Faik biaya pembangunan delapan kapal tersebut berkisar Rp.650 miliar. Ditargetkan dalam dua tahun anggaran dapat membangun 10 unit kapal baru.
Menjawab pertanyaan maritim.com tentang kemungkinan ikutsertanya galangan di Surabaya membangun kapal yang direncanakan ASDP, Faik Fahmi katakan peluang terbuka bagi perusahaan galangan yang telah membuktikan kemampuan mereka membangun kapal, termasuk galangan di Surabaya seperti PT Dumas dan PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia. Tetapi untuk dapat kesempatan, harus lewat proses lelang proyek secara terbuka.
“Kita siapkan kapal-kapal kategori 1.500, sejumlah sekitar 10 unit, yang disainnya kami siapkan sesuai dengan fungsinya” jelas Dirut ASDP.
Langkah perusahaan merancang desain kapal sesuai fungsi, karena selama ini kapal-kapal milik perusahaan kurang efisien, seperti di car deck terdapat ruang untuk anak buah kapal (ABK). Pada kapal dengan disain baru, ruang itu akan ditiadakan agar pemanfaatannya lebih maksimal. Selain itu, juga direncanakan meninggikan langit-langit car deck dari 3,8 meter menjadi 4,2 meter agar mampu menampung kendaraan secara lebih maksimal. ASDP juga akan membangun kapal dengan desain kabin penumpang lebih luas untuk menampung penumpang lebih banyak.
“Pemikiran pemanfaatan ruang itu kami adopsi berdasar konsep pesawat udara LCC [low cost carrier], yang secara biaya bisa dioperasikan murah, tetapi mampu menampung muatan lebih banyak muatan. Karenanya, ke depan kami siapkan kapal yang mampu untuk mengakomodasi kendaraan dan penumpang dalam jumlah banyak, tapi pengoperasiannya lebih efisien” ujar Faik Fahmi menyudahi penjelasan. ***ERICK A.M.