MESKIPUN telah memiliki lima bandar udara komersial (Juanda Sidoarjo, Malang, Jember, Banyuwangi dan Sumenep) tetapi di Provinsi Jawa Timr masih akan dibangun satu lagi bandara di kawasan tengah, yaitu di Kediri yang dinilai lebih memilikiprospek ekonomis dibanding membangun bandara di Tulungagung. Reza Rahadian, Senior Analis PT Binaartha Sekuritas menilai pembangunan bandara di Kediri oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) maka perseroan bisa memperoleh manfaat positif seiring dengan makin dekatnya lokasi untuk distribusi. Menurutnya, bandara merupakan hub untuk distribusi penyaluran barang, hingga mungkin GGRM juga akan manfaatkan pengembangan bandara itu untuk tingkatkan proses distribusi rokok sbagai bisnis utama mereka.
Selain itu, menurutnya, jika bandara tersebut dibuka untuk umum, maka GGRM memasuki ranah baru dalam industri yang selama ini berada di industri rokok. Meskipun jangka panjang dan butuh proses, tetapi dia menilai GGRM bisa memperoleh benefit dari pembangunan bandara itu. Ujar Reza: “Tidak hanya GGRM, pemerintah daerah juga akan dapatkan manfaat dari pembukaan bandara untuk umum. Ke depan, tinggal seberapa tingkat kepadatan penerbangan disana. Semakin crowded, maka kontribusi tentu akan semakin meningkat”.
Pada bulan Maret 017, Gubernur Jatim Soekarwo mengusulkan ke pemerintah pusat agar memprioritaskan rencana pembangunan bandara milik GGRM. Pemilihan bandara di Kediri dinilai lebih siap dibanding rencana bandara Tulungagung. Pada Mei, Agus Santoso, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub katakan pihaknya masih lakukan studi pembangunan bandara Kediri. Menurutnya, pembangunan bandara di Kediri akan memicu peningkatan perekonomian masyarakat di Jawa bagian Selatan.
Untuk keperluan pembangunan bandara, PT Gudang Garam membeli tanah seluas 2,68 juta meter persegi dengan nilai Rp.845,31 miliar. PT Surya Dhoho Investasi selaku anak usaha dengan kepemilikan 99,99% PT Gudang Garam, lakukan pembelian tanah dari perusahaan terafiliiasi yakni PT Bukit Dhoho Indah (BDI). Istata T.Sidharta Direktur GGRM ungkapkan nilai transaksi pembelian tanah berdasar lembaga penilai KJPP Rengganis, Hamid & Rekan. Objek tanah 2,68 meter persegi berlokasi di empat desa di Kabupaten Kediri, yakni Desa Bulusari Kecamatan Tarokan, Desa Grogol Kecamatan Grogol, Desa Jatirejo dan Desa Tiron Kecamatan Banyakan.
Menurut Istata lewat rilis keterbukaan informasi Kamis lalu, pembelian tanah itu dimaksudmendukung rencana investasi GGRMmengembangkan bandarudara terpadu di daerah Kediri.Dia tambahkan pembangunan bandara merupakan bentuk pengembangan usaha dan kontribusi segenap stakeholder GGRM dan partisipasi percepat pembangunan daerah Kediri dan sekitarnya yang diharap dapat memacu pengembangan Provinsi Jawa Timur dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pungkasnya: “Agar Gudang Garam dapat mengendalikan investasi dan pengembangan bandara secara langsung tanpa mengganggu kegiatan usaha utama, investasi dan pengembangan bandara akan dilakukan GGRM melalui SDHI. ***ERICK A.M.