JAKARTA-MARITIM : Dalam era kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, industri furnitur mencari solusi yang ramah lingkungan dalam memproduksi barang-barang berkualitas.
Melalui Unit Teknologi dan Diversifikasi Produk, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurneka) menyelenggarakan Webinar : Bambu Laminasi, Solusi Furnitur Ramah Lingkungan, Jumat (26/5).
Hadir sebagai pembicara pada webinar ini, Direktur Industri Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Yedi Sabaryadi. Turut hadir pula Profesor Riset BRIN, Maria Sulistianingsih, dan owner PT Dua Bambu Semesta, Toien Bernardi. Tak kurang dari 150 peserta hadir pada kegiatan tersebut.
Bambu terbukti menjadi solusi yang menarik sebagai bahan baku furnitur yang ramah lingkungan, karena tumbuh dengan cepat, memiliki kekuatan yang luar biasa, serta keindahan yang alami.
Para narasumber sepakat bahwa bambu bisa menjadi substitusi kayu sebagai bahan baku furnitur. Berbagai kelebihan bambu laminasi sebagai bahan baku furnitur, salah satunya adalah kekuatan yang luar biasa. Meskipun terlihat ringan, bambu laminasi mampu memberikan kekuatan dan keawetan yang sebanding dengan kayu keras.
Kelebihan lainnya adalah daya tahan terhadap deformasi dan kelembapan. Dalam kondisi yang tepat, bambu laminasi dapat menjaga kekakuan dan kestabilan bentuknya, membuatnya ideal untuk berbagai jenis furnitur.
Salah satu fokus utama webinar ini adalah keberlanjutan bambu sebagai bahan baku furnitur. Bambu adalah tumbuhan yang dapat tumbuh kembali dengan cepat, bahkan dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan pohon kayu.
Dalam materinya, Yedi menyampaikan bahwa pemanenan bambu yang bertanggung jawab dan metode pengolahan yang baik juga dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.
“Dengan menggunakan bambu sebagai bahan baku, industri furnitur dapat mengurangi penggunaan kayu keras yang tidak berkelanjutan dan membantu melindungi hutan yang berharga,” ungkapnya.
Webinar ini menjadi titik awal bagi industri furnitur untuk lebih mempertimbangkan penggunaan bambu laminasi sebagai solusi bahan baku yang ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi bambu, industri furnitur dapat memainkan peran penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, sambil tetap memproduksi furnitur berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan konsumen modern.
Keberlanjutan dan inovasi merupakan kunci untuk membentuk masa depan furnitur yang lebih baik, dan bambu laminasi menjanjikan kontribusi yang signifikan dalam perjalanan ini. (Muhammad Raya)