BELUM turunnya penentuan lokasi (penlok) Bandara Internasional Bali Utara dari Kementerian Perhubungan tak menyurutkan PT. Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) lakukan proses tahapan awal pembangunan bandara Buleleng. Mengggandeng Desa Adat Kubutambahan, PT BIBU lakukan upacara “nuasen” dan “mulang pekelem”. Sambil Tunggu terbitnya penlok dari Kemenhub RI, PT. BIBU sebagai salah satu pemrakarsa pembangunan, menggandeng Desa Adat Kubutambahan, lakukan langkah-langkah dari sisi niskala,Senin (28/8/2017), di Pura Penegil Dharma Penyusuan.
Presdir PT. BIBU, Made Mangku, usai menggelar Jumpa Pers di Kantor Operasional PT.BIBU Panji Sakti jelaskan, karena penentuan lokasi belum turun dari Kemenhub, prosesi yang dilakukan hanya upacara nuasen dan mulang pekelem saja. Namun jika penlok sudah turun sebelum tanggal 28 Agustus, fihaknya berencana lakukan upacara ground braking. Maka dalam upacara kali ini, belum dilakukan peletakan batu pertama. Made Mangku mengatakan, belum mengetahui pasti penyebab masih tertundanya penlok. Berbagai syarat dan ketentuan yang ada sudah dipenuhi termasuk presentasi di Kemenhub.Jelasnya: “Kalau syaratnya sesuai PM 20-2014 hampir semua sudah kami penuhi dengan setor ke Kemenhub. Karenanya bulan Februari lalu kami sudah diberi kesempatan ekspose”.
Semenara itu, Ketut SudikertaWakil Gubernur Bali memprediksi izin penlok untuk pembangunan bandara internasional Buleleng di wilayah utara itu akan segera turun Ujar Wagub Bali di DesaKubutambaan, Senin (28/8/2017) lalu: “Saya yakin minggu ini, izin penlok akan turun, sesuai informasi Menhub kepada saya”.
Sudikerta telah berkoordinasi dengan Menhub terkait penentuan izin lokasi Bandara Buleleng. Karena itu ia mengapresiasi langkah awal PT BIBU lakukan ritual pakelem. Kendatiizin lokasi belum turun, tetapi selaku pemodal telah tunjukkan keseriusan.Didampingi Adi Wiryatama Ketua DPRD Bali, ia terangkan bahwa konsep bandara di Kubutambahan adalah konsep terapung, bukan dengan mengurug laut atau reklamasi. Jelasnya: “Ini konsepnya ke laut dengan terapung, tidak reklamasi. Hal itu Ini menunjukkan jatidiri dengan melakukan langkah awal sebagai komitmen. Mengenai adanya dua investor yang selama ini nyatakan akan membangun bandara, kami serahkan ke masyarakat menilai mana yang lebih serius”.
Ditempat yang sama,Jro Pasek Ketut Warkadea Kelian Desa Adat Kubutambahan, nyatakan beri dukungan secara penuh terhadap rangkaian upacara yang dilakukan PT. BIBU sebagai kontribusi secara niskala untuk menjaga keseimbangan sekala dan niskala. Kata Jro Pasek: “Upacara itu adalah bagaimana meningkatkan sradha bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan persembahyangan bersama sebagai kontribusi niskala, untuk meninggatkan sradha bakti dan bagaimana makna upacara sebagai pemahayu jagat terlepas dari adanya rencana pembangunan bandara atau tidak”.
Di sisi lain, Kelian Adat Kubutambahan Jro Pasek Warkadea mengatakan, keberadaan bandara dharap akan mampu memberi imbas perkembangan di wilayah Kubutambahan dan Buleleng, hingga Prajuru Desa Adat mendukung rencana pembangunan Bandar Udara di Bali Utara. Tegas Jro Pasek: “Kami selaku prajuru Desa adat Kubutambahan mendukung upaya bagaimana menciptakan keseimbangan antara pembangunan Bali utara dengan Bali selatan termasuk pembangunan bandara, sebagai alternatif tingkatkan kesejahteraan masyarakat hingga membuka luas lapangan kerja dan ujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga masyarakat Kubutambahan”.***ERICK A.M.