JAKARTA-MARITIM : Langkah strategis dilakukan oleh Perum Bulog di minggu pertama bulan Agustus 2024 ini, yakni meluncurkan hotline “Bella” dan memperkenalkan lebih dekat lagi produk beras premium yang sudah cukup akrab dipakai oleh masyarakat bernama “Punokawan”.
Peluncuran hotline dan memperkenalkan produk beras baru tersebut dilakukan oleh Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, di Area Car Free Day (CFD) FX Sudirman, Minggu (4/8).
“Masyarakat yang ingin kenal dengan “Bella” dapat mengontak di nomor chat 08111967016. Di nomor ini masyarakat bisa bertanya apa saja, termasuk mau komplain atau memberikan masukan untuk manajemen Bulog,” kata Febby, kepada wartawan dari lokasi CFD FX Sudirman.
Menurutnya, tujuan hadirnya “Bella” adalah agar masyarakat Indonesia mudah mendapatkan informasi mengenai apapun terkait Bulog. Apalagi, Bulog merupakan salah satu BUMN yang mempunyai jaringan di seluruh Indonesia.
“Lewat hotline ini kita harapkan masyarakat tidak bingung lagi. Karena sebelumnya sudah ada nomor hotline, tapi belum ada namanya. Ini adalah pertama kali. Sehingga hotline ini Bulog bisa membantu masyarakat mengenai saja yang ingin diketahui soal Bulog,” ujarnya, di sela-sela acara “Bulog Fun Morning di Area CFD, FX Sudirman.
Ditambahkan, perusahaan plat merah pangan ini akan melayani berbagai hal, tidak hanya jualan produk Bulog, tapi mengenai berbagai informasi. Termasuk operasional hingga rekruitmen pegawai baru. Masyarakat juga bisa memberikan masukan, bahkan komplain mengenai layanan Bulog.
“Saat ini Bulog sedang bertransformasi untuk menjadi lebih baik. “Bella” sendiri merupakan singkatan Bulog Intellegent Assisten,” ucapnya.
Febby menjelaskan, selain itu pihaknya juga memperkenalkan lebih dekat lagi pada masyarakat produk-produk beras Bulog. Saat ini, Bulog mempunyai berbagai jenis merek beras, salah satu yang kini banyak peminatnya di masyarakat adalah beras premium “Punokawan”.
“Beras kategori premium ini merupakan brand beras yang diproduksi dari pabrik Bulog sendiri. Sedangkan merek beras Bulog lainnya adalah yang hasil kerja sama dengan penggilingan beras lain. Jadi beras itu dari sentra penggilingan Bulog yang gabahnya kita beli langsung dari petani. Kemudian kita giling dan kemas sendiri,” ungkapnya.
Ditambahkan, beras tersebut berasal dari sentra produksi yang di wilayah tersebut terdapat pabrik beras Bulog. Untuk wilayah Jawa Barat berada di Subang dan Karawang, di Jawa Tengah berlokasi di Kendal dan Sragen. Sedangkan di Jawa Timur terdapat di empat kabupaten, yakni Magetan, Jember, Banyuwangi dan Bondowoso. Termasuk ada juga di NTB dan Lampung.
Saat ini posisi beras “Punokawan” di ritel modern banyak diminati konsumen. Beberapa keunggulannya yakni, berasnya pulen dan sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia, kecuali untuk konsumen di Sumatera seperti Riau dan Padang.
“Saya dapat laporan dari pihak ritel modern, beras tersebut cepat habis,” paparnya.
Ke depan, Bulog akan menyasar pasar beras di wilayah Sumatera. Bulog juga akan memproduksi beras yang sesuai selera mereka, yakni beras pera.
“Kita akan coba membuat brand beras khusus untuk Sumatera,” kata Febby.
Mitra tani digenjot
Bulog yang telah mencanangkan transformasi pada perusahaannya, menurutnya, adalah akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam program Mitra Tani.
Dalam program tersebut, pihaknya membangun kerja sama bukan hanya petani, kelompok tani atau gabungan kelompok tani, tapi juga BUMN terkait. Misalnya, untuk ketersediaan pupuk dengan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Kemitraan Bulog dengan petani adalah pada penyediaan sarana produksi dan off taker dari hasil panen padi petani.
“Jadi Bulog hadir di petani. Bulog ingin menjadi sahabat petani, baik di hulu maupun di hilir,” terang Febby.
Bulog juga telah menandatangani MoU dengan perusahaan penggilingan padi. Sebelumnya, Bulog dan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menandatangani Nota Kesepahaman kerja sama bidang pangan dan perberasan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman itu dilakukan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi dan Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi.
Nota Kesepahaman bertujuan sebagai landasan untuk melaksanakan kerja sama di bidang perberasan dan pangan lain mulai dari kegiatan di hulu (melalui kemitraan on farm), pengolahan, pergudangan, penyaluran/penjualan beras dan pangan lain, dan penguatan komunikasi publik terkait beras dan pangan).
Febby berharap, dengan kerja sama tersebut akan memperkuat ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CPP) dari pengadaan dalam negeri.
“Saat ini yang kita utamakan adalah membeli gabah atau beras dalam negeri. Kalau kurang baru kita beli dari luar negeri. Itu pun untuk menjaga stok beras minimal,” tutupnya. (Muhammad Raya)