JAKARTA-MARITIM : Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten turut menjadi salah satu faktor memacu kinerja industri kulit nasional. Untuk membantu meningkatkan tenaga kerja berkualitas di sektor industri tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan pendidikan vokasi melalui Politeknik ATK Yogyakarta.
“Politeknik ini memiliki kekhususan di bidang pemrosesan kulit. Kampus vokasi ini telah mencetak banyak pekerja dan wirausaha yang mahir dalam menguasai teknologi kulit, karet, plastik dan produk turunannya, dan mereka telah memproduksi berbagai produk unggulan, mulai dari jaket, sepatu, tas, hingga sarung tangan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (3/10).
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin, Masrokhan mengemukakan Politeknik ATK Yogyakarta memiliki peminat yang tinggi pada penerimaan mahasiswa baru 2024 ini. Dari 149 mahasiswa terpilih, terdapat 2.230 pendaftar yang bersaing dengan ketat untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi vokasi Kemenperin dengan rasio mahasiswa diterima adalah 1:14,9.
“Mereka yang masuk akan ditempa dan dipersiapkan menjadi tenaga kerja industri yang mempunyai kompetensi di bidang kulit, produk kulit, karet dan plastik,” paparnya pada Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik ATK Yogyakarta, Selasa (1/10).
Menurut Kepala BPSDMI, penyelenggaraan pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten serta link and match dengan kebutuhan industri, sehingga mereka siap kerja.
“Kekhususan inilah yang membedakan Politeknik ATK Yogyakarta dengan politeknik lainnya,” ujarnya.
Dijelaskan, dengan kurikulum berbasis industri 4.0, lulusan Politeknik ATK Yogyakarta juga akan lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan industri. Dengan tema “ATK Berintegritas Membangun Insan Industri yang Kompeten Menuju Kemajuan Bangsa”, kegiatan PKKMB tersebut mendorong mahasiswa dalam membangun jaringan, berkolaborasi atau bermitra dengan industri sehingga menjadi mahasiswa yang handal dan memiliki daya saing global.
“Belajarlah dari filosofi jam, bahwa membangun prestasi perlu di mulai dari yang kecil, dan prestasi yang kita dapatkan merupakan akumulasi dari prestasi sebelumnya,” pesannya.
Ditambahkan, sebagai mahasiswa harus berperan aktif untuk mengembangkan diri dengan mengikuti organisasi, menemukan minat dan bakat, serta menjadi mahasiswa yang terbuka dan fleksibel dalam berperan aktif di kampus maupun di masyarakat.
Politeknik ATK Yogyakarta memiliki tiga program studi, yakni Teknologi Pengolahan Kulit, Teknologi Pengolahan Produk Kulit, hingga Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik. Politeknik ini juga memiliki Teaching Factory menggabungkan pembelajaran praktis di lingkungan industri dengan pendekatan teori di kelas, hingga Inkubator Bisnis Industri sebagai platform yang memberikan dukungan dan sumber daya kepada mahasiswa untuk mengembangkan dan mewujudkan ide-ide bisnis menjadi start-up. (Muhammad Raya)