UNTUK pertama kalinya, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) melakukan ekspor ikan kerapu dari lahan budi daya ikan laut milik perusahaan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Risyanto Suanda, Direktur Usaha Perum Perindo mengatakan pemanenan telah dilakukan pekan lalu dari keramba jaring apung (KJA) yang dikelola oleh perusahaan di Sumberkima, Kabupaen Buleleng. Begitu dipanen, kerapu langsung diangkut ke kapal penampung, selanjutnya diekspor ke Hong Kong.
“Ini awal Perum Perindo bisa mendatangkan kapal Hong Kong untuk beroperasi lagi membeli ikan dari KJA di Indonesia dan selanjutnya diekspor” jelasnya, Rabu kemarin.
Menurut Risyanto, total kerapu yang dipanen dan diekspor ke Hong Kong mencapai 20 ton dengan nilai sekitar Rp2,7 miliar. Untuk memenuhi kapasitas kapal, lanjut dia, para pembudi daya kerapu di sekitar KJA perusahaan juga ikut menjual ikannya ke kapal Hong Kong. Para pembudi daya senang, karena dengan dibeli langsung oleh kapal Hong Kong, harga jual kerapu lebih tinggi dibanding dengan harga jualdi pasar lokal.
“Mereka berharap Perum Perindo rutin datangkan kapal Hong Kong,” ujar Rusyanto.
Dikatakan lebih jauh, selain melakukan usaha budi daya sendiri, Perindo akan terus memfasilitasi pemasaran hasil budi daya para pembudi daya lokal, termasuk ke pasar ekspor. Jika pasokan terjamin, tak hanya buyer dari Hong Kong, importir dari negara lain akan rutin membeli kerapu dari Indonesia.
Usaha budi daya merupakan satu dari empat lini usaha Perindo. Tiga lainnya adalah pengelolaan pelabuhan perikanan, pengoperasionalan kapal ikan, serta perdagangan hasil laut dan pengolahan. Usaha budi daya terbagi atas budi daya di darat dan laut. Untuk budi daya darat, Perindo mengelola sekitar 150 hektar tambak di Karawang, Jepara, Kendal, Pekalongan, Bengkayang, dan Barru. Menurut rencana, ekspansi akan dilakukan ke Aceh Barat Daya dan Kolaka. Adapun untuk budi daya laut, yang sudah aktif baru di Sumberkima, Singaraja dengan 450 lubang KJA. ***ADIT/Dps/Maritim