Jakarta, Maritim
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, melantik sebanyak 15 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pelantikan ini merupakan langkah konsolidasi untuk menata jabatan strategis guna meningkatkan kinerja kementerian dan sektor industri nasional.
“Proses mutasi jabatan ini telah melalui proses evaluasi oleh Panitia Seleksi dengan memperhatikan kompetensi, kinerja dan kualifikasi, sesuai rekomendasi Komisi Aparatur Sipil Negara dan amanat UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,” kata Menperin di Jakarta, Kamis (28/9).
Adapun ke 15 pejabat yang dilantik, yaitu Herman Supriadi sebagai Kepala Biro Perencanaan, Willem Petrus Riwu sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi serta Abdul Rochim sebagai Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar. Kemudian Enny Ratnaningtyas sebagai Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan serta Taufiek Bawazier sebagai Direktur Industri Kimia Hilir.
Selanjutnya, Lintong Sopandi Hutahaean sebagai Direktur Industri Bahan Galian Non Logam, Restu Yuni Widayati sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional dan Putu Juli Ardika sebagai Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan. Lalu Riris Marhadi sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika serta A Riyanto sebagai Direktur Akses Pasar Industri Internasional.
Tony TH Sinambela sebagai Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional, Pranata sebagai Inspektur III dan Sony Sulaksono Kepala Pusat Peneltian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual. Teddy Caster Sianturi sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup serta Yan Sibarang Tandiele sebagai Kepala Pusat Standarisasi Industri.
Menurut Menperin, untuk mempersiapkan kaderisasi dan regenerasi para aparatur Kemenperin yang kompeten dan profesional, perlu dilakukan evaluasi dan konsolidasi secara menyeluruh terhadap para pejabat di lingkungan Kemenperin. Sebab dalam dua tahun ke depan, banyak program yang harus dicapai, sehingga perlu konsolidasi dan penajaman program.
Di samping itu, perlu adanya percepatan peningkatan kompetensi para pegawai, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan yang bersifat teknis. Karena ada beberapa pejabat Kemenperin yang mengikuti training leadership di MIT University, Amerika Serikat dan Universitas Tsinghua di China.
Kemudian dilakukan penempatan para staf di bawah pejabat yang akan pensiun dengan memiliki potensi dan kompetensi yang baik, untuk dipersiapkan untuk menjadi suksesor, atau kaderisasi. Agar program-program kementerian dapat tetap berjalan dengan baik. (M Raya Tuah)