JAKARTA, MARITIM.
Perguruan tinggi diminta terus meningkatkan relevansi dengan dunia industri agar lulusannya cepat terserap pasar kerja. Akibat perubahan teknologi, dunia bergerak cepat sehingga muncul berbagai jenis pekerjaan baru.
“Oleh karena itu, materi yang diajarkan di kampus harus sesuai dengan perubahan jaman dan kebutuhan industri,” tegas Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis Universitas Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (28/9).
Dikatakan, dunia kerja perlu saat ini keterampilan baru dan kompetensi kerja yang unggul. Untuk itu, dunia akademisi jangan hanya mengajarkan mahasiswa dengan keterampilan lama.
Menurut Hanif, jurusan dan kejuruan di perguruan tinggi harus relevan dengan perkembangan. Dosen, kurikulum, laboratorium dan semua peralatannya juga harus relevan dengan dunia industri dan pasar kerja.
Diingatkan, saat ini sekitar 2 juta angkatan kerja baru mengalami miss match dengan pasar kerja. Ini terjadi karena kurangnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Menaker juga meminta mahasiswa terus meningkatkan kompetensi, keterampilan kerja dan inovasi. “Di era persaingan saat ini, Anda harus punya daya saing. Jika memiliki kompetensi di atas standar, maka Anda akan menang. Untuk memiliki kompetensi di atas standar, kualitas diri harus terus digenjot dengan belajar dan bekerja keras,” tegasnya.
Terkait relevansi dunia pendidikan dengan industri, Rektor Universitas Simalungu Prof. Dr. Marihot Manullang menyatakan, pihaknya saat ini terus meningkatkan kerjasama dengan dunia industri, supaya terjadi penyesuaian antara kampus dengan industri. Sehingga lulusan universitas mudah diserap pasar kerja.
Selain itu, pihaknya juga mengirim mahasiswa untuk magang di perusahaan. Tujuannya agar para mahasiswa mengenal dan bisa belajar secara langsung dari dunia industri. “Selain di dalam negeri, kami juga mengirim mahasiswa magang ke Jepang,” pungkasnya.**Purwanto.