TJOKORDA Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua Asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Bali menilai rencana pemerintah mengembangkan kawasan Bali utara, sebaiknya harus diiringi dengan perencanaan yang matang agar tidak “bunuh diri” seperti dalam pengembangan kawasan Bali selatan. Kini Bali utara dirasa sudah memiliki pasokan hotel yang cukup dengan tingkat kedatangan dan lama tinggal para wisatawan. Menurut sosok yang biasa disapa dengan panggilan Tjok Ace itu, bila investor berminat dengan iming-iming infrastruktur yang dijanjikan pemerintah termasuk aksesbilitas bandara dan pelabuhan, sebaiknya harus tetap berhati-hati.
“Kalau sekarang dijanjikan bandara, kan tetap membutuhkan proses pembangunan hingga operasional sampai 10 tahun, semuanya butuh waktu. Maka sebaiknya, pemerintah prioritaskan pembangunan jalan dahulu supaya mengurangi lama perjalanan dari tiga jam menjadi satu jam dari selatan, yang akan menarik wisatawan datang” ujarnya.
Menurut Tjok Ace, Bali utara sangat identik dengan Buleleng yang terkenal dengan perkebunan anggur. Sayangnya, pengusaha masih lakukan proses produksi dengan dirikan pabrik di selatan. Hal ini tidak lain karena pasar yang dituju ada di selatan semua. Hingga risiko tingginya biaya produksi harus dipangkas dengan mendekat pada pasar yang dituju. Padahal, jika pemerintah daerah berkomitmen membuat semacam wisata berkebun anggur maka akan banyak mengundang pelancong.
Sementara itu, Tjok Ace menyoroti kinerja perhotelan di Bali yang secara umum terus mengalami pelemahan. Terbukti dengan okupansi rerata hotel di kawasan Nusa Dua yang tahun lalu masih bisa mencapai angka 90% di Agustus tahun ini hanya berkisar 85%. Pihaknya terus mengimbau agar pemerintah daerah berperan menahan laju pasokan hotel di Bali. Seperti di Badung, yang telah terapkan batasan luas pembangunan hotel.
Salah satu pengembang yang fokus menyasar kawasan Bali utara yakni Anugerah Kasih Investama Group, melalui anak usahanya PT Anugerah Kasih Satu, segera memasarkan Tavisamira Bali Resort, yang dibangun persis di bibir Pantai Pasut. Wirawan, Chief executive officer Anugerah Kasih Investama Group menuturkan Tavisamira Resort dibangun di atas lahan 1,4 hektare, terdiri dari 38 unit villa dengan ukuran 8×17 m sebanyak 32 unit dan 16×17 m sebanyak 6 unit. Adapun harga yang ditawarkan mulai dari Rp3 miliar. Dibanding harga rerata resort/vila di Bali, harga Tavisamira terbilang masih cukup rendah.
Sementara itu Pemprov Bali berencana membangun empat ruas jalan tol 156,7 km, yang meliputi Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka (28 km), Soka-Pekutatan (25,1 km), Pekutatan-Gilimanuk (54,4 km), dan Pekutatan-Lovina (46,7 km). Dari keempat ruas jalan tol itu yang jadi prioritas adalah Kuta-Tanah Lot sepanjang 13,5 km, yang diprediksi akan melonjakkan harga properti di sekitar Tanah Lot, seperti halnya Pantai Pasut. Sedang rencana Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengembangkan kawasan Buleleng di Bali utara, dimaksud memaksimalkan potensi wisman masuk akan berdampak positif bagi Bali utara yang selama ini belum tergali. Ferry Sutanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia sebutkan rencana ini untuk distribusi pengembangan kawasan yang lebih merata.
Di luar itu pemerintah juga berencana mengembangkan Celukanbawang Port mulai Desember 2017 untuk melayani kapal pesiar pengangkut wisman yang dalam tiap voyage mengangkut 5.000 penumpang dan kru. Juga ekspansi Benoa Port yang dapat ciptakan optomisme pasar wisata di Bali, khususnya mendorong kinerja perhotelan. Pengembangan wilayah Bali utara juga menjadi kabar positif di tengah kondisi kelebihan pasokan hotel yang dialami Bali. Sebab kondisi itu tak hanya ciptakan persaingan tarif tidak sehat, namun juga merugikan pekerja sektor wisata. Untukmenarik wistawan, tarif kamar yang ditawarkan jadi terlalu rendah, yang berdampak menurunnya pendapatan pekerja sektor pariwisata.
Mencermati fenomena tersebut, Hariyadi Sukamdani, Ketua PHRI menyambut positif pengembangan destinasi baru yang diharap menarik investor asing terlibat pengembangan wilayah destinasi baru. Harapnya akan terjadi peningkatan okupansi di akhir tahun sebesar 5%. Upaya itu dilakukan dengan alternatif pasar baru, dan berbagai promosi meningkatkan kunjungan wisman sejalan perkuatan kunjungan wisdom. ***ERICK A.M.