DALAM rangka memperkuat jaringan bisnisnya, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) /Pelindo III tengah dalam tahap kajian untuk mengembangkan pelabuhan di Kendal, sebagai alternatif dari Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Faruq Hidayat Corporate Secretary Pelindo III, mengatakan jarak Kendal dengan Semarang yang tidak terpaut jauh membuat perseroan ingin mengembangkan pelabuhan di kabupaten seluas 1.002,23 km2 itu.
Di samping itu, keberadaan kawasan industri yang digarap pihak swasta menjadi faktor pedukung yang membuat Pelindo III serius untuk menggarap pelabuhan di Kendal.
Menurutnya, Pelindo III akan lakukan studi untuk menguji tingkat penurunan permukaan tanah (land subsidence). Ujar Faruq: “Kalau land subsidence masih bisa ditoleransi, kami siap mengembangkan pelabuhan, karena Kendal sudah memiliki hinterland yangberupa kawasan industri”.
Menurut Faruq, Pelindo III perlu mencari pelabuhan alternatif untuk menopang Pelabuhan Tanjunh Emas Semarang yang setiap tahun mengalami penurunan permukaan tanah hingga sekitar 17 cm, yang menyebabkan Pelindo III harus merogoh kocek lebih dalam, hingga sekitaran Rp.250 miliar tiap dua tahun guna mengatasi penurunan permukan tanah. Faruq ungkapkan, Pelindo III sudah melakukan pembahasan dengan Pemerintah Kabupaten Kendal selaku pemilik Pelabuhan Kendal. Bila negosiasi berjalan mulus, Pelindo III sedikitnya harus menyiapkan investasi Rp.250 miliar untuk mengembangkan Pelabuhan Kendal.
Di sisi lain, bila hasil studi pengembangan pelabuhan di Kendal ternyata dinilai tidak layak, Pelindo III juga melirik pengembangan pelabuhan di Jepara, yang memiliki struktur tanah lebih solid, hingga tak berpotensi terjadinya penurunan permukaan tanah. Namun, jarak antara Jepara dengan Semarang yang lebih jauh dibandingkan dengan Semarang-Kendal juga menjadi pertimbangan Pelindo III.
Perlu diketahui bahwa Dinas Perhubungan Kabupaen Kendal, sejak sepuluh tahun lalu telah mulai membangun pelabuhan yang semula dimaksud mengalihkan jalur kapal-kapal ro-ro pengangkut penumpang dan kendaraan bermotor yang selama ini menggunakan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai home base. Namun dalam perkembangannya, fasilitas itu kurang mendapat respon dari operator kapal-kapal penyeberangan yang telah mapan melayani rute ke berbagai pelabuhan di Pulau Kalimantan, seperti Banjarmasin (Kalsel), Sampit dan Kumai (Kalteng) dan Ketapang (Kalbar).
Menurut pengamat dan praktisi kepelabuhanan dan pelayaran, Pelabuhan Kendal memang lebih cocok sebagai pelabuhan untuk melayani kapal-kapal barang pengangkut general cargo maupun petikemas. Hal ini sesuai dengan lokasinya yang didukung hinterland berupa kawasan industri dan pergudangan, seperti antara lain:
- Kawasan Industri Guna Mekar: yang disiapkan untuk perluasan produksi. Kawasan industri ini berada di jalur strategis perekonomian lintas pantura Jakarta-Semarang-Surabaya. Lokasinya berada 10 Km di sebelah barat Semarang, 5 Km dari Bandara Ahmad Yani dan 15 Km dari Pelabuhan Tanjung Emas, sehingga kawasan ini dinilai sebagai zona industri yang mantap dan akan berkembang dengan pesat;
- Kawasan Industri Wijayakusuma terletak di Jl.Raya Semarang-Kendal Km-12 Kec. Tugu, merupakan hasil sinergi antara BUMN dengan BUMD. Komposisi saham dipegang Pemerintah Pusat (60%), Pemerintah Provinsi Jateng (30%) dan Pemda Cilacap (10%). Dengan komposisi seperti itu, menjamin adanya dukungan dari Pempus/Pemprov/Pemkab. Fasilitas yang disiapkan di dalam kawasan ini meliputi: Sertifikat HGB selama 30 tahun yang dapat diperpanjang, jaringan jalan raya, fly over, jalan lingkungan, saluran air serta jaringan istrik dan telepon, mobil pemadam kebakaran serta hydrant di sepanjang jalan utama kawasan, dan bangunan siap pakai dengan luas masingmasing bangunan bervariasi antara 500m2 – 3.000 m2, sesuai kebutuhan. ***ERICK A.M.