JAKARTA, MARITIM.
Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (STIMar) ‘AMI’ berkomitmen untuk menghasilkan tenaga profesional di bidang industri maritim. Para lulusannya diarahkan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, sehingga mampu memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.
Hal ini ditegaskan Ketua STIMar ‘AMI’ Capt. Albert Lapian M. Mar seusai melantik 209 taruna/i baru dan kenaikan tingkat 554 taruna/i senior di Kampus Ungu, Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2017). Acara ini dihadiri sejumlah pejabat Ditjen Perhubungan Laut, Kopertis III, Armada TNI-AL Wilayah Barat, pimpinan akademi/sekolah maritim dan instansi terkait lainnya, sejumlah perusahaan pelayaran, serta para keluarga taruna yang dilantik.
Taruna baru yang dilantik untuk program studi (Prodi) Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga & Kepelabuhanan (KPNK) Diploma III sebanyak 24 orang, Prodi KPNK Diploma IV 57 orang, Prodi Nautika (D III) 78 orang, dan Prodi Teknika (D III) sebanyak 50 orang.
Sedang kenaikan tingkat taruna senior untuk semester III sebanyak 224 taruna, terdiri dari prodi KPNK (D III dan D IV), Nautika dan Teknika. Untuk semester V sebanyak 275 taruna, meliputi prodi KPNK (D III dan D IV, Nautika dan Teknika). Sedangkan kenaikan tingkat taruna semester VII sebanyak 55 orang hanya untuk prodi KPNK (D IV).
Capt. Albert selanjutnya mengatakan, STIMar ‘AMI’ merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi. Tujuannya mengembangkan potensi taruna agar menjadi manusia yang bertakwa, berilmu, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Sehingga akan menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang maritim, untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.
Untuk mencapai sasaran itu, mulai semester ganjil 2017, STIMar ‘AMI’ memberlakukan kurikulum baru dengan mengacu pada 8 standar perguruan tinggi. Khusus untuk Prodi KPN & K, kurikulum baru juga mengantisipasi kebutuhan masyarakat maritim dewasa ini.
“Sedang untuk Prodi Nautika dan Teknika mengacu berdasarkan kurikulum Konvensi Internasional IMO tentang Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW) Manila 2010, serta mengadopsi kurikulum dari Badan Pengembangan SDM Perhubungan tahun 2016,” ujarnya.
Disamping itu, STIMar juga akan menerapkan sistem manajemen mutu standar internasional terbaru, yaitu ISO 9001-2015. Sistem manajemen mutu ini sedang dalam proses pengembangan yang diharapkan dapat diberlakukan efektif mulai awal Januari 2018.
Untuk dapat mengikuti kurikulum baru dan sistem manajemen mutu yang akan diterapkan, kata Albert, para taruna harus berkonsentrasi penuh pada pembelajaran yang sudah dirancangkan. Sehingga dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan berhasil lulus meninggalkan kampus dengan menyandang predikat kesarjanaan, serta menjadi tenaga profesional di bidang industri maritim.
Langsung bekerja
Menjawab Maritim seusai pelantikan, Capt. Albert Lapian mengatakan, sebenarnya kuota taruna baru untuk empat jurusan tahun ini sebanyak 300 orang. Namun, dari sekitar 400 pendaftar, yang lulus seleksi sebanyak 209 orang.
“Jumlah taruna baru tahun ini menurun dibanding tahun 2016 sebanyak 290 orang,” katanya.
Terkait hal ini, Ketua Yayasan Sinar Poseidon Gupita Evira Tri Noverni mengatakan, Menurunnya jumlah taruna baru itu karena adanya peningkatan passing grade (nilai ambang batas) berdasarkan kurikulum baru yang segera dilaksanakan. Jadi mereka yang lulus tes masuk benar-benar harus memenuhi ketentuan yang dipersyaratan.
Namun, penurunan jumlah ini tidak akan mempengaruhi kelancaraan pendidikan. “Kita sudah tetapkan program dan target pendidikan, termasuk penambahan fasilitasnya,” ujar Evira.
Albert Lapian menambahkan, hampir semua lulusan STIMar AMI diterima di pelabuhan maupun perusahaan pelayaran, baik di dalam dan luar negeri. Tidak jarang, perusahaan yang bersangkutan sudah memesan taruna saat melakukan praktek laut atau darat untuk bekerja di perusahaannya.
“Paling lama 6 bulan setelah lulus, mereka pasti sudah bekerja di perusahaan,” pungkas Ketua STIMar AMI.**(Purwanto.)