Teluklamong, maritim
PELABUHAN Indonesia III (Persero)/Pelindo III melalui Terminal Teluk Lamong (TTL) menuai manfaat bukan hanya dalam keberhasilan bisnis kepelabuhanan, tetapi juga berkontribusi dalam bidang pendidikan. Reka Yusmara Kepala Hubungan Msyarakat (Humas) TTL menyataka, pada Selasa lalu, ratusan taruna – taruni Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) melakukan orientasi studi lapangan di terminal ramah lingkungan itu guna mempelajari teknologi kepelabuhanan ter-modern, anak usaha Pelindo III tersebut.
Sedikitnya 330 taruna/taruni AMY didampingi Direktur AMY beserta sepuluh orang dosen pendamping. Pada kesempatan itu, Direktur AMY menjelaskan bahwa tujuan dari kunjungan tersebut untuk mengetahui proses pelayanan di terminal yang dilengkapi dengan peralatan serba canggih dan modern.
“Kami menilai bahwa TTL merupakan contoh pelabuhan masa depan. Karenanya, kami berinisiatif berkunjung dengan tujuan ingin belajar dan membuka wawasan baru terkait bisnis pelabuhan ter-moderen di Indonesia” ungkap Direktur AMY.
Reka Yusmara menyambut kunjungan tersebut dengan memberi penjelasan terkait terminal yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Gresik dengan Kota Surabaya tersebut. Semangat dan antusiasme siswa AMY diperlihatkan dengan yel – yel lantang. Terkait hal itu, Reka berucap: “Taruna/taruni AMY merupakan kelompok paling bersemangat yang datang bekunjung ke terminal ini. Suara mereka lantang dan tegas”.
Dalam kesempatan itu, Reka membakar semangat taruna/taruni dengan memberi motivasi untuk berinovasi mengembangkan teknologi di dunia kepelabuhanan. Ujarnya: “Taruna/taruni harus mampu berinovasi dan bersaing dengan pelajar lain di dunia sehingga Indonesia dapat berkontribusi dalam persaingan bisnis Internasional”.
Kunjungan taruna/taruni dilanjutkan dengan port tour di area termnal. Sebanyak enam unit bis terlayani oleh Humas TTL dengan memberi pembelajaran secara langsung di lapangan dengan melihat fasilitas dan peralatan di lokasi. Antara lain dijelaskan Automated Stacking Crane ( ASC ) di lapangan penumpukan sebagai alat canggih yang di operasikan melalui control room dan memiliki kecepatan 2,7 kali lebih dibanding dengan Rubber Tyred Gantry (RTG) di terminal konvensional, menjadi hal baru untuk mereka pelajari.
Bisnis curah kering yang dilengkapi Grab Ship Unloader (GSU) berkapasitas 2.000 ton / jam dan dua lanes conveyor berkapasitas 2.500 ton / jam menjadi informasi terbaru bagi taruna/taruni. Pegenalan terhadap teknologi canggih itu membuat akademisi AMY memiliki wawasan baru tentang bisnis kepelabuhanan.
“Terimakasih karena TTL telah membuka wawasan baru kami tentang teknologi mutakhir di pelabuhan” kata Cahyo, salah satu dosen pendamping. ***AYUDHIA/Sub/Maritim