Azureus Offshore Training, Jamin Pelaut Bersertifikat ‘Dynamic Positioning’ Bergaji Besar

Ruang belajar Azureus Offshore Training Center dilengkapi simulator seperti kondisi sebenarnya di kapal.
Ruang belajar Azureus Offshore Training Center dilengkapi simulator seperti kondisi sebenarnya di kapal.

JAKARTA, MARITIM.

Azureus Offshore Training Center (AOTC) merupakan satu-satunya lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang mendapat pengakuan internasional dalam menyelenggarakan pendidikan spesialis pelaut sebagai operator Dynamic Positioning (DP) di kapal-kapal pendukung pengeboran lepas pantai (offshore). Lembaga ini mendidik pelaut untuk memiliki peluang dalam karier dan mendapatkan standar gaji  yang tinggi.

AOTC baru berdiri sejak November 2016 tetapi telah mendapatkan akreditasi internasional dari ‘Nautical Institute’(NI) yang berkedudukan di London, Inggris, pada Juli 2017. Dengan memperoleh akreditasi yang berlaku sampai Juli 2020, Azureus dinyatakan sebagaitraining centre bergengsi yang sah dan diakui di seluruh dunia.

“Sementara ini kami telah mendidik 15 pelaut untuk tiga bidang spesialis. YakniDP Basic 3 orang, DP Advance 1 orang danDP Knowledge for Technical Staff 11 orang,” kata Rudy H. Saputro, Direktur Azureus Offshore Training, kepada Maritim  di kantornya, Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (28/11).

Rudy menjelaskan, perkembangan dunia offshore sekarang ini semua kapal pendukung kegiatan offshore wajib dilengkapi Dynamic Positioning (DP), sehingga kapal selalu stabil di tengah ombak besar maupun menghadapi cuaca ekstrim di laut. Peralatan berteknologi canggih ini memiliki sistem otomatis sehingga kapal tetap bertahan dalam posisi stabil.

Rudy H. Saputro.

Selama ini, kata Rudy, pelaut Indonesia yang ingin memiliki sertifikat internasional yang dikeluarkan NI, harus mengikuti training di luar negeri. Seperti Singapura, Filipina, India, Korea, Australia dan negara-negara maju lainnya.

Dengan dibukanya offshore training  di dalam negeri, pelaut yang ingin mendapatkan sertifikat bergengsi ini tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri dengan biaya mahal. Sebelum Jakarta, training serupa telah dibuka di PIP (Pendidikan IlmuPelayaran) Semarang, Jawa Tengah, tahun 2016. Bedanya, training di Semarang  dikelola pemerintah, sedang training di Jakarta dikelola oleh swasta dan bertaraf internasional.

Saat ini, menurut Rudy, Azureus Offshore Training membuka 6 kursus spesialis bagi pelaut. YakniDP Basic Induction, DP Advanced Simulator, DP Revalidation, Shuttle Tanker B, Sea Time Reduction danDP Knowledge for Technical Staff.

Lokasi pendidikan dalam ruangan berpendingin (AC), dilengkapi peralatan berstandar internasional yang ditetapkan NI. Misalnya, simulasi DP, ruang belajar dengan kurikulum dan silabus, serta sistem ujian secara online yang materinya dikirim langsung dari NI di London.

KhususDP Knowledge for Technical Staff  (DP Maintenance), lanjut Rudy, saat NI mengeluarkan standar kurikulum pada Juli 2017, Azureus langsung menyusun silabus sesuai standar NI dan disetujui. Sehingga Azureus merupakan lembaga training pertama di dunia yang mendapat Sertificate of Recognition dari NI padaAgustus 2017.

“Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kita semua,” ujar Rudy yang didampingi Manager Azureus, Hendri Vega

Kursus singkat, gaji besar

Lebih jauh dikatakan, DP training bisa diikuti oleh pelaut yang baru menyelesaikan pendidikan minimal ANT-III. DP basic hanya memakan waktu pendidikan selama 5 hari. Setelah lulus ujian secara online dengan soal-soal berbeda yang dibuat oleh NI, peserta memperoleh sertifikat internasional yang dikeluarkan oleh training dengan logo terakreditas NI.

Kapal pendukung kegiatan offshore yang wajib dilengkapi perakatan otomatis Dynamic Positioining.

Setelah mendapat sertifikat dasar (basic), mereka bisa mengikuti kursus lanjutan (juga 5 hari), yakniDP Advanced Simulator, dengan syarat telah berpengalaman berlayar 60 hari (seatime) di kapal DP2/3. Syarat untuk mendapatkan predikat sebagai DPO (Dynamic Positioning Operator), telah memiliki sertifikat DP Advance ditambah 60 hari sea time di kapal DP2/3 kemudian data dikirim NI untuk diterbitkan sertifikat DPO oleh NI.

Untuk kursus DP Revalidation dikhususkan untuk pemegang sertifikat DPO yang akan memperpanjang sertifikatnya setelah melewati masa berlaku 5 tahun, tetapi tidak mencapai sea time 150 hari. Kursus DP Seatime Reduction ditujukan untuk mengurangi sea time bagi mereka yang baru saja mengikuti kursus DP Advance.

Tentang biaya training, Rudy menyebutkan, untukDPBasic sebesar US$1.900 (Rp25 juta), DP Advanced US$2.300 (Rp30 juta), DPRevalidation US$1.800 (Rp23 juta), Shuttle Tanker  US$5.420 (Rp72 juta), Sea Time Reduction US$3.000 (Rp40 juta). Sedang untuk training DP Knowledge for Technical Staff sebesar US$2.600 (Rp35 juta).

“Biaya ini terasa besar karena investasi training centre berikut peralatannya juga besar,” kata Rudy seraya menyebut investasinya sekitar US$1 juta (Rp13 miliar).

Dia lantas menambahkan, biaya training tak terhitung besar bila crew telah bekerja di kapal-kapal DP. Gaji standar internasional pelaut berpredikat DP sekarang rata-rata US$300 per hari atau US$9.000 sebulan (sekitar Rp117 juta). Bahkan, untuk DP senior pada tahun 2010 pernah mencapai US$750/hari.

“Gaji pelaut sebesar US$300 per hari ini jauh lebih besar dari gaji nakhoda di kapal internasional,” sambung Rudy yang bisnis sebelumnya di perusahaan pelayaran dan galangan kapal.

Ia kemudian membandingkan, lulusan sekolah pelayaran (ANT-III/ATT III) butuh waktu sekitar 6 tahun untuk mencapai jenjang nakhoda (ANT-I) atau KKM (ATT-I). Tapi dengan training singkat untuk semua tingkatan (total paling cepat hanya 3 bulan), pemegang ijazah ANT III/ATT-III akan mendapat gaji jauh lebih besar dari nakhoda atau KKM.

Rudy mengakui saat ini perusahaan migas di seluruhdunia, termasuk offshore, masih menunggu membaiknya ekonomi global, khususnya harga minyak dunia. Ia yakin ketika perekonomian mulai meningkat dan perusahaan migas menggeliat kembali, kebutuhan operator DP juga akan semakin meningkat.

“Untuk memperoleh sertifikat internasional ini, pelaut tak perlu kursus ke luar negeri karena sudah bisa dilakukan di dalam negeri,” tutup Rudy H. Saputro. **Purwanto.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *