MARKAS Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menirimkan dua kapal patroli cepat “Abmanyu” dan “Cucak Rawa” ke perairan Bali. Hal itu dilakukan dalam rangka antisipai dengan memberi back-up kepada jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Bali lewat jalur laut, apabila sewaktu-waktu jalur darat terputus sebagai dampak erupsi yang disebabkan letusan Gunung Agung.
Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Petrus Reinhard Golose, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, di sela Hari Ulang Tahun (HUT) ke67 Polisi Perairan Udara (Polairud) di Sanur, Senin (4/12/2017), menjelaskan bahwa dua unit kapal patroli itu, didatangkan dari Surabaya Jawa Timur (Jatim) dan Labuanbajo Nusa Tenggara Timur (NTT),
“Sebagai antisipasi hal-hal yang sama-sama tidak kita inginkan, kami sudah lakukan koordinasi dengan Kepala Korps (Kakor) Polairud sehingga dikirimkan dua unit kapal patroli dari Surabaya dan Labuanbajo untuk membackup. Dalam penugasannya, dua kapal tersebut ditempatkan di Pelabuhan Penyebetangan Padangbai dan Pelabuhan Cruise Tanahampo” ungkap Kapolda kepada awak media termasuk Maritim.
Menurutnya, bila kemungkinan terburuk erupsi Gunung Agung adalah putusnya jalur darat, maka dua kapal patroli itu diharap dapat melaksanakan evakuasi. Imbuhnya: “Apabila sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat yang tidakkta inginknginkan seperti terputusnya jalur darat, Polri siap lakuka back-up di jalur laut. Kedua kapal yang kami sagakan masing-masing berkapasitas angkut sampai 50 orang”.
Lebih jauh Kapolda katakan tidak berharap kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung. Kendati demikian, pihaknya sudah siap bekerja sama dengan TNI, Basarnas serta stakeholder lain dalam membackup penanganan dan pengamanan menolong masyarakat, sesuai arahan presiden dalam mewujudkan zero accident. Kapolda juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bersiaga di wilayah Kawasan Radius Bahaya (KRB) 3 dan 2. Namun diakui aibat luasnya cakupan median gunung, pihaknya belum bisa menjaga keseluruhan wilayah sekitar Gunung Agung, hingga pihaknya baru bisa menjaga di titik-titik rawan tertentu.
Menyudahi penjelasannya, Irjen Pol Golose mengatakan: ”Sejauh ini kesadaran masyarakat untuk menghindari bahaya erupsi sudah cukup tinggi. Namun harus diakui pula bahwa masih terdapat beberapa orang yang masih bertahan di kediamannya dengan alasan menjaga ternak dan harta benda yang mereka miliki, yang sejauh ini masih dapat diberikan toleransi”. ***ADIT/Dps/Maritim