DI JEPANG IKAN TUNA BALI TERJUAL RP.4,4 MILIAR

Jakarta – Maritim

KEBIJAKAN perikanan di Indonesia, akhir-akhir ini mendapat sorotan banyak fihak. Di satu fihak, Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan (Men KP) nyatakan keberhasilan menekan praktik illegal fishing yang sejak lama dilakukan oleh kapal-kapal berbendera asing. Namun tindakannya menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan itu, dapat peringatan cukup keras dari Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Kordinator Kemaritiman serta Yusuf Kalla Wakil Presiden. Alasannya, pembakaran kapal-kapal pencuri ikan itu berdampak pada merosotnya espor perikanan tangkap maupun budidaya Indonesia. Juga adanya protes dari sejumlah negara yang kapalnya terkena imbas jurus “pendekar mabuk” kelahiran Pangandaran itu.

Terlepas dari hirukpikuk di dalamnegeri, tetapi oleh masyarakat Jepang yang dikenal sebagai fish-monger, kebijakan Men KP ternyata dapat apresiasi tinggi. Begitu pula dengan hasil laut utamaya ikan laut periran dalam seperti berbagai jenis ikan tuna. Terkait dengan lelang ikan asal Indonesia, harian “Tokyo Today” menulis tentang Kuro Maguro (tuna hitam) dari Aomori yang terjual sekitar Rp 4,3 miliar. Sementara itu pelelangan ikan di Gifu pagi ini menjual ikan tuna dari Bali seberat 75,5 kilogram juga dengan harga sekitar Rp 4 miliar. Kuniyagi, seorang pebisnis perikanan Jepang Jumat (5/1/2018) lalu mengungkapkan: “Ikan tuna Bigeye dari Bali memang bagus dan bisa terjual tinggi di Jepang”.

Di pusat pasar grosir Gifu “Gifushi no daidokoro” atau Dapur Gifu di Akanabeshinsho Kota Gifu yang per hari bisa menghasilkan omset sekitar 236 juta yen atau sekitar Rp 28 miliar untuk penjualan ikan, sayur dan berbagai makanan, pagi itu terjual pada pelelangan pertama tahun 2018 ikan tuna dari Bali dengan harga sangat mahal mencapai sekitar Rp 4 miliar. Pasar ikan tersebut setiap hari disibukkan dengan kerja dilakukan oleh sekitar 1.500 orang yang bergerak di bidang perikanan dan pertanian serta perkebunan.

Hosoe Shigemitsu Wali kota Gifu memberi pesan sebelum pelelangan awal tahun dilakukan. Ujarnya dalam acara pelelangan dari 15 perusahaan perikanan: “Tolong lindungi kehidupan kalian dengan makanan yang cukup dengan segala upaya yang ada, sehingga kelestarian alam ini terjaga pula dengan baik”.
Pelelangan ikan pertama pada tahun baru di Jepang, menjadi peristiwa yang cukup mendapat perhtian tersendiri bagi masyarakat lokal maupun nasional. Harga fantastis telah tercapai pada lelang ikan awal tahun 2018 di Jepang. Seekor ikan tuna seberat 405 kilogram laku seharga Rp. 4.4 milliar.  Seekor ikan tuna sirip biru atau bluefin terjual dengan harga 36.5 juta Yen atau sekitar 4,4 miliar rupiah di pasar ikan Tsikiji Tokyo . Jumlah ini masih lebih kecil dibandingkan dengan lelang tuna yang sama jenisnya pada tahun 2013. Saat itu hasil lelangnya berharga super-fantastis, yaitu mencapai Rp.15,5 miliar! Pemenang lelang ikan tuna seberat 405 kilogram ini adalah Hiroshi Onodera, CEO dan Presiden Direktur LEOC Co. Perusahaan ini mengelola beberapa restoran sushi di Jepang. Jika dihitung, per kilogramnya daging ikan ini harganya sekitar 90 ribu Yen atau sekitar Rp.10,6 juta.

Lelang tahun lalu seharusnya terakhir kali digelar di pasar Tsukiji, karena rencananya pasar ikan ini akan dipindahkan ke bekas pabrik gas di Teluk Tokyo. Namun tertunda karena masalah bahaya kontaminasi tanah yang belum terselesaikan. Penduduk Jepang menjadi konsumen ikan tuna bluefin terbesar. Konsumsi daging ikan ini melonjak di luar negeri. Hal ini menjadi penyebab melonjaknya angka penangkapan ikan tuna bluefin.

Para ahli sudah memperingatkan akan bahaya kepunahan ikan ini karena populasi ikan ini sudah terkuras lebih dari 97% di Samudera Pasifik demi memenuhi kebutuhan industri. Tetapi pemerintah dan masyarakat Jepang sepertinya sudah memikirkan hal ini. Sudah ada undang-undang yang melarang penangkapan ikan tuna bluefin yang melebihi kuota yang ditetapkan. Bagi yang melanggar, akan dikenakan denda dan bisa dipenjara. Jepang dan pemerintah negara lain sudah menyetujui untuk membangun habitat baru ikan tuna bluefin di Samudera Pasifik. Kenaikan jumlah populasi sebesar 20% menjadi target di tahun 2034.

Pasar Tsukiji salah satu tempat wisata populer di Tokyo, adalah juga merupakan pasar ikan terbesar di dunia. Tahun lalu Yuriko Koike Gubernur Tokyo, berencana akan memindahkan lokasi pasar ini ke Toyosu. Hal itu terus ditunda karena masalah politik. Namun ia mengumumkan jika pemindahannya ke pasar yang baru akan benar-benar dilaksanakan dan akan dibuka pada 11 Oktober 2018 mendatang. ***ERICK A.M.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *