MENHUB: JIIPE MODEL IDEAL PROYEK PELABUHAN

Menhub ketika meninjau kesiapan kawasan industri JIIPE Manyar

Gresik – Maritim.

SESUAI yang direncanakan, Jum’at (9/3/2018), Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pelabuhan dan kawasan industri terpadu “Java Integrated Industrial & Port Estate” (JIIPE) di Manyar, Gresik. Terkait hal itu, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, Kamis (8/3/208) kemarin telah lebih dulu meninjau lapangan, guna memastikan kesiapan. Seusai peninjauan, kepada awak media Menhub menjelaskan pembangunan pelabuhan dan kawasan industri terpadu JIIPE dinilai menjadi model ideal dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia, karena melibatkan BUMN dan swasta

Read More

Menhub mengatakan proyek JIIPE adalah hasil sinergi antara PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III dengan PT AKR Corporindo Tbk. Di pelabuhan, Pelindo III memegang porsi mayoritas, sedang di kawasan industri, AKR menjadi pemegang saham mayoritas. Ujar Menhub: “Yang menonjol dari konsep ini adalah terwujudnya sinergi antara BUMN dan fihak swasta, yag dalampelaksanaannya dapat berjalan dengan baik”.

Dalam rangka membangun Pelabuhan Manyar, AKR dan Pelindo III melalui masing-masing anak usahanya membentuk usaha patungan PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS).

Pelindo III memiliki saham di BMS lewat PT Berlian Jasa Terminal Indonesia sebesar 60%. Sementara itu, 40% dimiliki oleh AKR lewat PT Usaha Era Pratama Nusantara.

Sementara itu, pembangunan kawasan industri digarap lewat panji PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, perusahaan patungan lain yang dimiliki PT Usaha Era Pratama Nusantara dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia. Secara keseluruhan, luasan areal JIIPE mencapai 2.933 hektar, dengan rincian 406,10 hektar untuk pelabuhan, 1.761,4 hektar untuk kawasan industri, dan 765,77 hektar untuk perumahan.

Pelabuhan Manyar diperuntukkan melayani beragam jenis muatan, mulai kendaraan, general kargo, curah cair, dan curah kering, serta sudah mendapat konsesi dari Kementerian Perhubungan dengan masa berlaku 76 tahun. Menhub jelaskan, berkat konsep pelabuhan terpadu dengan kawasan industri, dipreiksi Pelabuhan Manyar akan menangkap peluang limpahan kargo yang berkesinambungan. Hal tersebut didasari analisis dalam lima tahun kedepan akan terjadi peningkatan jumlah logistik.

Pada kesempatan itu, Menhub juga menjelaskan bahwa Kemenhub akan segera merilis 10 unit kapal baru jenis kapal perinntis, kapal petikemas, kapal ternak, dan kapal latih, sebagai tambahan alat angkut pendukung program Tol Laut dan angkutan perintis.

Jelas Menhub: “April mendatang akan ada lebih dari 100 kapal yang sudah selesai dibuat, dan akan tersebar ke seluruh Indonesia sehingga konektivitas berjalan baik. Dari 10 kapal yang akan diluncurkan, enam diantaranya merupakan kapal perintis seri “Sabuk Nusantara”.

Rinciannya, terdiri dari satu unit kapal perintis berukuran 2.000 GT dan lima unit berukuran 1.200 GT. Sementara itu, empat kapal lain yakni dua unit kapal petikemas berkapsitas 100 TEUs dengan seri nama “Kendhaga Nusantara”, satu kapal pengangkut ternak “Camara Nusantara”, dan satu kapal latih”.

Pada Februari 2018 lalu di Pontianak, Kalimantan Barat, Menhub juga merilis tujuh kapal “Sabuk Nusantara”. Secara keseluruhan, akan terdapat 50 kapal “Sabuk Nusantara” baru pada April 2018. Menurut Menhub, armada “Sabuk Nusantara” akan dipergunakan untuk angkutan mudik lebaran.

Sebelumnya, Kemenhub meminta saran ke sejumlah alumni perguruan tinggi negeri, termasuk ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) terkait pengelolaan 124 kapal negara yang rampung bulan depan. Apakah kapal-kapal ini akan dikerjasamakan dengan swasta, atau diserahkan ke BUMN Pelayaran Pelni. Di kesempatan itu, Menhub nyatakan tak terlalu

percaya diri mengelola secara mandiri kapal-kapal negara itu, sebab penugasan ke BUMN tak serta merta membuat muatan balik kapal-kapal itu jadi maksimal.***ERICK A.M.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *