Menperin : Ekspor Sektor Kerajinan 2017 Capai US$776 Juta

Mufidah Yusuf Kalla didampingi Menperin Airlangga Hartarto dan Ketua Bidang Daya Saing Produk Dekranas Yantie Airlangga Hartarto melihat produk kain songket produksi Henny Adly pada Pameran Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018 di Kemenperin
Mufidah Yusuf Kalla didampingi Menperin Airlangga Hartarto dan Ketua Bidang Daya Saing Produk Dekranas Yantie Airlangga Hartarto melihat produk kain songket produksi Henny Adly pada Pameran Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018 di Kemenperin

Jakarta, Maritim

Sektor kerajinan terus menunjukkan kinerja yang positif, di mana nilai ekspor pada 2017 mencapai US$776 juta, atau naik sebesar 3,8 persen dibanding pada 2016 yang mencapai US$747 juta. Selain itu, nilai ekspor Batik mampu menyumbangkan sebesar US$58 juta di tahun lalu.

Read More

Demikian dikatakan Menperin Airlangga Hartarto saat Pembukaan Pameran Pesona Busana dan Aksesoris Nusantara 2018, di Jakarta, Selasa (13/3).

Pameran ini berlangsung di Plasa Industri, Kemenperin, Jakarta, pada 13-16 Maret 2018. Hadir pula pada kesempatan membuka pembukaan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Pameran diikuti sebanyak 50 perusahaan UKM dari berbagai daerah Indonesia.

Menurutnya, dalam menghadapi era revolusi industri keempat (industry 4.0), pelaku IKM perlu mendapat program pembinaan yang tepat, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing. Yang dampaknya mampun memperluas pasar ekspor.

Karena itu, pengembangan IKM jadi salah satu kunci dari implementasi Industry 4.0, di mana penerapannya mampu efisiensi dan memiliki kualitas produk, termasuk penyerapan tenaga kerja serta perluasan pasar bagi industri.

Kini, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dan potensial untuk tumbuh dan berkembangnya perdagangan elektronik (e-commerce), karena adanya dukungan dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Ditambah, internet telah menjangkau sebanyak 90,5 juta jiwa, yang di antaranya sekitar 26,3 juta jiwa telah berbelanja secara online.

“Peluang tersebut perlu ditangkap oleh IKM, makanya Kemenperin meluncurkan program e-Smart IKM, yang bertujuan dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan teknologi digital,” kata Menperin.

Disampaikan, saat ini sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM, yang mana hingga 2019 ditargetkan bisa mengajak 10 ribu pelaku IKM di seluruh Indonesia. Di samping itu, IKM juga punya layanan call centre melalui hotline 1500-775, yang dapat langsung diakses oleh seluruh masyarakat.

Diharapkan, para pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan fasilitas ini, sehingga bisa mendapatkan informasi terhadap program. Kebijakan, fasilitasi dan layanan lainnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla, mengatakan pameran ini bertujuan untuk mempromosikan produk kerajinan. Khususnya mode dan aksesori Indonesia. Dengan harapan dapat meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk buatan Indonesia.

“Setelah kenal timbul rasa cinta dan suka. Sehingga mau membeli dan mengenakan produk buatan anak bangsa,” ujarnya.

Pada 2016 lalu, nilai transaksi di pameran ini sempat menembus angka Rp2,7 miliar. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *